Naruto © Masashi Kishimoto
.
.
Sedari kecil Sakura sudah diberi nasihat, kuliah singkat, petuah, wejangan, atau apalah itu dari sang Ayahanda tercinta. Setiap hari, dari ia membuka mata sampai terlelap kembali, Ayahnya―Kizashi Haruno―selalu dan selalu mewanti-wanti anak semata wayangnya akan bahaya dunia luar.
"Dunia luar itu sangat berbahaya, anakku," ujar Papa Kizashi suatu malam.
Sakura yang waktu itu masih berumur lima tahun, dengan lugunya mengangguk. Bola matanya membesar, jemarinya meremas ujung selimutnya dengan erat. Yah, bisa dibilang ayah-anak itu sedang ada di kamar Sakura yang dikelilingi dengan pernak-pernik berwarna merah jambu―persis seperti warna rambutnya, dan dinding kamarnya dipenuhi poster kuda pony dan boneka Barbie. Sang anak sedang berbaring di ranjang, sementara Kizashi asyik bercerita di sebelahnya.
"A-apa itu benar, Papa?" tanya Sakura polos.
"Tentu saja," ucap Kizashi mantab, "Apalagi yang namanya laki-laki. Mereka sangat liar dan buas," lanjutnya.
Pria setengah baya itu berdiri dari tempat duduknya, "Mereka tak segan-segan mencabik dan memakan gadis manis sepertimu, Sakura."
Tanpa melihat wajah anaknya yang memucat, Pak Kizashi berpura-pura menjadi serigala dan tak lupa menirukan adegan mencabik dan memakan mangsa.
"Arrrgghhh...arrgghh... Auuuu..."
Rupanya papa Kizashi sudah lupa umurnya tak lagi muda. Lihat saja kelakuannya saat ini, bisa-bisa mama Mebuki menangis histeris di surga sana. Sedih, kenapa ia harus meninggalkan anak gadisnya itu pada suaminya yang sepertinya terkena kelainan otak.
"Ak-aku takut," ucapnya, sambil memeluk papanya yang tercinta. Tentu Kizashi tersenyum dalam hati saat tahu anaknya mudah sekali dikibulin.
Sakura kecil langsung percaya saja dengan ucapan sang ayah. Ia bahkan sama sekali tak curiga kalau-kalau ayahnya hanya bergurau dan membohonginya saja.
Sakura meneguk ludah, "Tapi bukannya papa juga laki-laki? Berarti papa juga monster dong?!"
"Te-tentu saja tidak, Sakura," Kizashi mulai gelagapan, ia bingung harus menjawab apa.
Dengan bola mata membesar khas seorang bocah yang sedang penasaran, Sakura bertanya, "Kenapa?"
Duh, Sakura polosnya kebangetan, deh.Nah, Kizashi semakin bingung mau menjawab apa. Ia berpikir keras, sampai-sampai keringat sebiji jagung mengotori wajah tua Kizashi yang tampan. Ugh, meski tak rela untuk mengakui, namun jangan salah, begini-begini Kizashi termasuk pria duda yang paling dicari seantero Konoha. Walau memiliki sifat yang sedikit aneh dan terkesan kuno, Kizashi rupanya masih dilirik wanita bahkan sesekali pria di luar sana.
Agak lama Kizashi terdiam, hingga akhirnya ia mendapat ide yang sangat brilian.
"Karena rambut," ujarnya, sambil menarik rambutnya, memamerkan rambutnya yang dipotong mirip kelopak bunga sakura. "Hanya laki-laki yang memiliki rambut seperti inilah yang baik, Sakura."
Sungguh jawaban yang sangat tidak masuk akal, namun rupanya anak perempuannya itu menerima jawaban tersebut. Dalam hati Kizashi benar-benar bersyukur dikaruniai anak macam Sakura, yang 'iya-iya' saja dan selalu mempercayai setiap kata yang diucapkannya.
"Oh," dengan mulut dibulatkan Sakura berkata, "jadi selain yang berambut seperti papa, semua laki-laki itu jahat, ya?"
Ayahnya mengangguk. Sakura mencatat semua itu di kepala.
Setelah itu, secara rutin ayahnya menanamkan sebuah pemahaman yang sedikit melenceng tentang segala hal yang berkaitan dengan kaum adam. Mulai dari video horror yang berisi sosok lelaki menyeramkan, berjalan lambat dan memiliki luka yang sudah membusuk di sekujur tubuh dan sedang mengejar perempuan cantik, sampai memperlihatkan foto-foto seram yang membuat bulu kuduk Sakura berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Androphobia's Girl
Fanfiction"A-apa itu benar, Papa?" tanya Sakura polos. "Tentu saja," ucap Kizashi mantap, "Apalagi yang namanya laki-laki. Mereka sangat liar dan buas," lanjutnya. Pria setengah baya itu berdiri dari tempat duduknya, "Mereka tak segan-segan mencabik dan memak...