Prolog

3 0 0
                                    

#Pria berambut putih yang misterius

apa yang membuat seseorang merindukan hujan? 

tidak ada! hanya guyuran air dari langit yang menyamarkan setiap tangis air mata.

pria itu berdiri di tengah derasnya hujan malam itu. dia terlihat menegadahkan kepalanya ke atas. raut mukanya terlihat kosong. namun, matanya terlihat memerah. tidak ada yang tahu alasan laki-laki itu disana. 

tidak ada alasan untuk keluar ditengah hujan yang terlihat seperti badai ini. hujan yang telah terjadi dari tengah hari dan tidak menunjukan akan reda. sementara malam telah datang, cahaya kian meredup dan membangunkan jiwa-jiwa nokturnal.

kota kecil ini terlihat lebih suram tanpa adanya orang berlalu-lalang. cahaya lampu penerangan yang redup. kedai-kedai kopi yang biasanya ramai oleh pengunjung, sekarang benar-benar sepi. 

laki-laki itu pun masuk ke dalam kedai kopi. dengan pakaian yang basah-kuyup. dia memilih duduk dipojok ruangan. sementara penjaga kedai. terlihat waspada dengan kehadirannya. 

apa yang bisa kubuatkan untukmu anak muda?

segelas kopi panasnya, tolong, nyonya!

nyonya? wanita penjaga warung kopi itu tersenyum sambil meninggalkan laki-laki itu sendirian.

tidak ada yang menarik dari kedai kopi di kota kecil ini. tidak ada ornamen yang indah, cat bangunan berwarna monokrom dengan lukisan palsu yang menghiasi dindingnya.

setelah lima menit menunggu, akhirnya kopi pesanannya datang. namun, orang lain yang mengantarkannya. dia terlihat seperti wanita yang baru menginjak kursi sekolah atas. dia tersenyum hangat sambil memberikan kopi itu. laki-laki itu hanya menganggukan kepalanya. 

hei, kenapa kau terlihat sedih?

sahut wanita tiba-tiba

laki-laki itu tidak menjawab apapun. dia tetap terdiam. 

maaf, mungkin pertanyaanku kurang tepat! dia terlihat tidak enak dengan penilaiannya sebelumnya.  aku Candra, cucu dari pemilik kedai ini. kau terlihat asing disini! apakah kau pendatang baru di kota ini!

iya, aku hanya mampir di kota ini. aku ingin melihat fajar di bukit tempat wisata disini.

maksudmu bukit kesedihan? sungguh disayangkan! hari ini cuacanya sangat buruk. kemungkinan akan terus seperti ini hingga lusa. kau tidak akan mendapatkan view yang bagus di cuaca seperti ini.

kupikir juga begitu. 

bolehkah aku duduk di sini? kupikir akan menyenangkan mengobrol dengan orang asing sesekali!

tentu saja. tidak ada yang akan melarang pemilik kedai ini.

jangan begitu! aku tidaku bermaksud menganggu. kau bisa mengatakannya kalau kau terganggu, tuan. 

tidak masalah, bagiku!

mereka berdua pun berbincang asyik ditengah derai hujan.

kenyataannya tidaklah demikian. wanita itu segera pergi setelah menaruh kopi panas pesanannya. meninggalkan laki-laki itu sendirian dipojokkan. pengharapan melahirkan kekecewaan dan keindahan imaji tidak pernah ada.

Tidak ada yang dia lakukan selain menikmati secangkir kopi yang terasa sangat pahit. sementara tubuhnya yang kebasahan tidak kunjung mengering. 

apa yang tersisa di tengah hujan seperti ini, selain nostalgia dan ratapan masa lalu. kehangatan kopi hanya katalis untuk kesedihan yang tak berujung. 

dia mencoba untuk mengingatnya. Kejadiannya tepat lima tahun yang lalu. peristiwa yang memulai serta menelan semuanya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 11, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Fajar Yang Tak Di HarapkanWhere stories live. Discover now