Ctak ctak ctak
Suara pisau yang beradu dengan talenan mengema di seluruh ruangan.
Saat ini Sanji sedang berada di dapur sambil memotong-motong sayuran untuk makan malam ayah dan ketiga saudaranya.
Matanya kosong seakan-akan gerakan yang dilakukannya memang sudah terprogram oleh tubuhnya secara otomatis.
Sanji juga tidak memakai apapun kecuali sehelai kemeja besar bermotif garis dengan lengan baju yang digulung sampai ke siku.
Bukannya sanji tidak ingin memakai apapun untuk menutupi tubuhnya tapi itu adalah peraturan dari sang ayah dan ketiga saudaranya untuk hanya memakai baju tersebut jika berada di rumah, biar lebih leluasa katanya.
Iyah, lebih leluasa untuk menganiaya dan memperlakukan sanji secara tidak berprikemanusian.
Tubuh sanji juga di penuhi banyak luka yang di hasilkan oleh ayah dan ketiga saudaranya.
Pipi sebelah kanan sanji lebam, kelopak mata kirinya bengkak, dan ujung bibirnya pecah, menyisakan sedikit noda darah.
Itu masih bagian muka saja belum lagi pergelangan tangan sanji yang membiru dan kemerahan akibat iritasi dari tali yang digunakan ayahnya untuk mengikat tangannya.
Pergelangan kaki juga mendapatkan nasib yang sama dengan tangannya. Tubuh bagian atas yang membiru di beberapa bagian akibat dari pukulan dan tendangan mereka.
Leher yang membiru dan meniggalkan bercap tangan saat mereka mencekiknya.
Bekas gigitan dan kissmark di sekujur tubuhnya. Dan satu lagi yang sangat kejam adalah bagian belakang sanji yang iritasi sampai mengeluarkan darah bercampur cairan sperma mereka.
Mereka sangat kejam, mereka menganiyaya dan memperkosa sanji hampir setiap hari dan menyuruhnya berkeliling rumah untuk bersih-bersih tanpa mendapatkan perawatan yang layak untuk luka-lukanya.
-----------------
2 bulan yang lalu...Sanji sudah muak dengan perlakuan ayah dan ketiga saudaranya.
Dia sudah tidak tahan dengan segala hukuman dan pelecehan yang dilakukan terhadapnya. kalau aku tidak keluar dari rumah ini, aku kan mati tanpa bisa mengapai mimpiku pikir sanji.
Ya sanji dari dulu emang mempunyai cita-cita menjadi chef terkenal dan mendirikan restorannya sendiri.
Namun hal itu tidak akan pernah terjadi kalau dirinya masih hidup dan tinggal dengan keempat orang berengsek yang sayangnya adalah keluarganya.
Suatu hari, Sanji berusaha kabur dari rumah. Namun naasnya dirinya tertangkap oleh kakak keduanya Ichiji yang kebetulan pulang cepat dari kantornya.
Sanji diseret pulang. Bukanya ia tidak melawan, bahkan Sanji sempat menghadiahi tendangan di pipi ichiji dengan kaki kirinya sampai bibir sang kakak mengeluarkan darah.
Namun tendangan itu bukan membuat Ichiji terjatuh malah membuat Ichiji menatap Sanji dengan wajah kesal dan marah.
Dipegangnya kaki Sanji yang masih menempel dimukanya dan menariknya.
Otomatis tubuh Sanji mendekat kearahnya dan tanpa ragu Ichiji langsung mengarahakan pukulan tajam dan sangat kuat ke tubuh bagian kanan Sanji samapi terdengar "krak" tanda tulang rusuk yang patah.
Tubuh Sanji hampir terlempar namun Ichiji masih mengencangkan pegangannya di kaki kiri Sanji membuat pria pirang itu tidak bergerak.
Saat Sanji mengerang kesakitan di saat itulah Ichiji memegang kaki kiri Sanji dengan kedua tangannya lalu "krek", Ichiji mematahkan pergelangan kaki Sanji dan menghempaskan tubuhnya yang sedang mengerang kesakitan ke tanah.
YOU ARE READING
Love And Pain
FanfictionApa itu keluarga? Apa itu rumah? Sanji tak tau arti kata-kata tersebut. Yang orang-orang bilang,rumah adalah tempatmu kembali. Yang buku tuliskan, keluarga adalah orang yang bisa kau jadikan sandaran. Bullshit. Dia tak merasakan itu semua. Bert...