Naylah Syarifah Aditama, putri ketiga dari Zaki yang saat ini berusia 19 tahun sedang berkutat di dapur ketika dia mendengar seorang laki-laki menyucap salam.
"Assalamu'alaikum" ucap laki-laki itu.
"Wa'alaikumussalam warahmatullah. Nay di dapur bang." Jawab Naylah. Karena sudah hafal betul suara siapa itu, yang tak lain adalah Zaid Syarif Aditama, kakaknya.
"Duduk dulu ya Zan, saya ke dalam dulu" Ucap Zaid kepada seorang laki-laki sebayanya, kemudian berjalan ke dapur menghampiri adiknya.
"Masak apa dek?" Zaid mengelus sayang kepala adiknya yang terbalut jilbab.
"Masak tumis kangkung dan ikan asam manis kesuakaan bang Zaid." Jawabnya ceria.
"Buatkan 2 gelas minum ya dek, air putih agak dingin dan teh hangat." Pinta Zaid. "Mau diminum di ruang tamu." Lanjutnya kemudian berlari ke arah kamarnya di atas tanpa repot-repot mendengar jawaban adiknya.
Naylah hanya geleng-geleng kepala melihatnya, dan bergegas membuatkan minum yang diminta kakaknya.
Tak butuh waktu lama, kemudian dia membawanya ke ruang tamu karena kata kakaknya tadi mau diminum di ruang tamu.
Naylah meletaknya gelas di meja, saat hendak ke dapur dia dikagetkan oleh kemunculan seseorang dari ambang pintu depan.
"Astaghfirullah." Dia mengelus dada, Aku pikir maling! Batinnya kemudian lari ke dapur meninggalkan lelaki itu yang hanya bisa mengerutkan alisnya bingung."Kenapa sih Zan?" Tapi yang ditanya hanya diam. "Fauzan!" Sentak Zaid melihat temannya bengong.
"Eh.. nggak. Gadis tadi siapa Za?" Tanyanya setelah sadar.
Kemudian mereka duduk di sofa, "Oh itu Naylah. Adik saya. Kenapa zan? Eh minum dulu tehnya, tadi si Nay ke sini ya?"
Fauzan hanya mengangguk dan meminum tehnya. Manis! Semanis yang buat.
"Astagfirullah" ucap Fauzan tiba-tiba mengagetkan Zaid yang sedang berkutat dengan handphonenya."Kenapa? Tehnya nggak enak? Tumben.. biasanya tehnya Nay yang paling enak." Herannya
Fauzan hanya bisa menggeleng dan mengusap tengkuknya yang tidak gatal.
Sedangkan di kamarnya, Naylah tampak memegangi dadanya yang masih berdebar. Ini kenapa jantungku nggak berhenti berdebar kencang
******** Cinta Untuk Naylah*******
"Gimana Zan, kamu kan udah lulus dari Madinah? Trus rencana ke depannya apa?" Mereka berdua masih berbincang di ruang tamu.
"Saya diminta ngajar di ponpes Kyai Abdullah. Tapi kayaknya saya juga ada tawaran ngajar di Univeraitas Islam." Jawabnya tenang.
"Masya Allah, hebat Zan." Kagum Zaid. "Trus kamu nggak ada rencana nerusin amu Harun di perusahaan?" Lanjutnya
Fauzan terdiam dan menghela nafas, "Abi nawari kemarin, tapi saya ingin menyalurkan ilmu yang saya punya dulu"
"Eh ngomong-ngomong Zaidan mana?" Lanjutnya"Dia sih di ponpes sekarang jarang pulang, betah dia." Jawab Zaid cekikikan
"Lucu aja, dulu nangis-nangis pisah sama keluarga kan." Ucapan Fauzan mengundang tawa keduanya.
Tring!
Bunyi ponsel Zaid menginterupsi keduanya.NayNay
Bang, makanan sudah siap di meja makan. Makan dulu gih
Iya dek.
Makasih yaa ☺👌👌
Zaid mengalihkan pandangannya dari ponsel
"Makan dulu yuk! Si Nay udah masak tuh." Ajak ZaidMereka berjalan ke ruang makan yang sudah terhidang masakan yang telah Naylah siapkan.
"Maaf ya, umi lagi pergi sama abi jadi kita nggak bisa makan masakan umi" Kata Zaid setelah mereka duduk. "Tapi masakan Nay nggak kalah kok dari masakan umi" lanjutnya"Nggak apa Za, lain kali bisa main lagi kan supaya ketemu amu Zaki dan amma Nabila." Fauzan menyendokkan makanan ke piring.
Kemudian menyantapnya. Ini sih enak banget! Jadi pengen nikah. EhSiang itu mereka habiskan untuk menyantap masakan Naylah. Sambil berbincang melepas kangen karena mereka baru saja bertemu setelah sekian lama.
♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡
Hallo..
Assalamu'alaikum, cerita baru nih.. Squelnya Zaki-Nabila 😊😊 semoga nggak kalah seru yee
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Naylah
SpiritualSinopsis : Naylah gadis gadis cantik yang sedang mengenyam pendidikan di sebuah pesantren, dilamar oleh seorang pria yang dicintai oleh kakaknya, Salsa. Fauzan, sahabat kakak Naylah yang baru menyelesaikan pendidikannya di Universitas Islam Madina...