Prolog

232 24 2
                                    

Nama gue Brian Bagaskara. Umur gue 21 tahun dan lagi kuliah disebuah universitas yang inisial huruf awalnya U, huruf tengahnya G dan huruf akhirnya M. silahkan kalian tebak sendiri ya, hehe.

Selama 3 tahun idup gue di Indonesia dan tepatnya di Jogja, udah ribuan kali gue dikirain bule gara-gara muka gue yang katanya nggak kayak orang indo dan bahasa Indonesia gue yang berantakan banget, tapi percaya deh, I am 100% Indonesian. I just never live here since the time I opened my eyes until the day after I graduated from high school.

Bokap gue diplomat, jadi ya mau nggak mau gue pindah-pindah negara mulu sesuai surat tugas beliau. Gue lahirnya di London dan sampe kindergarten disana, then I move to New Zealand until I finished my elementary school, then move again to Turkey for my middle school and finally before I came to Indonesia, I spent my high school year at California, USA.

Dan California itulah gue ketemu sahabat karib gue yang nasibnya sama persis kayak gue soalnya bokapnya juga diplomat, Jeremy atau yang sering gue panggil Jae. Jae ini juga yang akhirnya ngajarin gue berbahasa Indonesia kayak gini, walau bahasa dia nggak bagus-bagus amat juga.

Mungkin kalian pikir ini keren banget pindah-pindah negara terus gini, but trust me, It doesn't look as cool as it seems. Gue sering banget ngerasa nggak punya identitias diri. Kalo ditanyain orang, "where are you from?" gue selalu bingung. Kalo gue jawab Indonesia, gue nggak pernah idup disana bahkan bahasa Indonesia gue aja nggak lancar-lancar banget since dirumah gue juga pake inggris. Tapi kalo dijawab negara lain, gue boong dong orang darah gue darah Indonesia semua. Sedih ya?

Kalian pasti heran kenapa gue nggak pilih kuliah aja di luar negeri since kampus disana lebih bagus dan lebih prestigious kan? Nah jawabannya adalah karena si kunyuk satu itu, Jae. Waktu gue galau milih kuliah, dia tiba-tiba bilang, "kalo lo mau balik, sekarang kesempatannya, Bri. Lo juga kan yang bilang nggak mau anak lo ngerasa nggak punya identitas diri kayak lo. Makanya mending sekarang lo kuliah disana dan kerja disana." Dan entah sihir apaan yang dipake si Jae, akhirnya gue percaya dan memutuskan apply ke univ ini bareng sama Jae, gue ambil jurusan Teknik Mesin, dia ambil Komunikasi.

But believe me, I never once regret this decision. Karena disini gue ketemu perempuan ini, yang sekarang menyandang status sebagai pacar seorang Brian Bagaskara. Dia nggak secanitk Raisa atau pevpearce, nggak seperfect miss world. Tapi dia adalah dia, yang surprisingly bisa bikin gue sayang banget ke perempuan setelah sayang gue ke nyokap dan adek gue.

Inilah cerita gue, Brian Bagaskara, yang nggak ganteng dan suka males mandi dengan perempuan bertinggi badan 153 cm dan sukanya ngemilin tolak angin.

+62274; you.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang