Part 1

50 17 6
                                    

Hari ini matahari bersinar terang. Angin bertiup kencang membawa kesejukkan di hari pertama aku masuk SMA. Tatapan mataku beralih ke luar jendela dan terdengar kicauan burung gereja di belakang rumah. Beep beep beep alarm ku berbunyi. Segera aku mematikan alarm yang suaranya mulai mengisi keheningan di rumah pagi itu. Jam menunjukkan angka enam, artinya aku harus segera bersiap pergi ke sekolah untuk bertemu teman-teman baru. Perasaanku sangat senang karena akhirnya aku bisa masuk ke sekolah yang aku impikan dari dulu. 

Aku menyusuri gang kecil di dekat rumah, sembari memainkan kaleng minuman yang tergeletak di jalan. Hari ini jalanan sangat sepi, mungkin karena beberapa sekolah di kompleks perumahanku masih libur. 

"Elaine."

Selontak mataku terbuka lebar mendengar seseorang memanggil namaku dari arah berlawanan. Aku menghela napas panjang, menggelengkan kepala dan meyakinkan diriku bahwa masih banyak orang yang memiliki nama Elaine. 

"Elaine.. hey Elaine Anastasia" suara itu terus memanggil namaku.

Langkah kakiku terhenti, ketika aku mendengar suara itu menyebut nama lengkapku dengan benar. Mungkin beberapa orang memiliki nama seperti diriku, tapi aku yakin di kompleks rumah ini nama Elaine Anastasia hanya ada satu. Aku menyipitkan mata berusaha melihat sosok yang sedang memanggil namaku di seberang sana. Namun sepertinya usaha itu sia-sia, karena tetap saja aku tidak mengenali sosok yang terus memanggil namaku dari kejauhan. Sosok itu berlari penuh semangat, menghampiriku dan berdiri persis di hadapanku. Aku mengedipkan mata dua kali, melihat sekeliling dan mataku tertuju pada dirinya. Aku menggaruk-garuk kepala karena aku merasa canggung dengan situasi itu.

"Hey Elaine, apa kabar? Apa kau tidak mengenaliku?" pertanyaan itu terlontar begitu saja tanpa sempat aku bertanya siapa dia sebenarnya. Aku menggelengkan kepala untuk memberi tanda bahwa aku sama sekali tidak mengenali dirinya. Aku memandang gadis yang berdiri tepat di hadapanku. Wajahnya cantik dan tingginya lebih pendek dari diriku..ia menggunakan tas merah dan sepertinya dia seumuran denganku. Tunggu! Apa ini, seragam yang dia gunakan.. bukankah itu seragam yang sama yang aku kenakan saat ini? Jadi, dia dan aku..

"Elaine, benarkah kau tidak ingat pada ku? Aku Michelle. Apa aku banyak berubah sehingga kau tidak mengenaliku? temanmu waktu kecil, Michelle Agatha. Hey Elaine, aku dengar kamu baru pindah ke sini.. Lihat, seragam mu sama denganku. Yeyy keberuntungan apa inii, aku satu sekolah dengan Elaine " gadis dihadapanku terlihat sangat kegirangan.

Michelle Agatha.. Siapa dia? Temanku waktu kecil? Sejauh aku memutar ingatan ku sepertinya aku memang pernah mendengar namanya. Jika memang benar dia temanku sewaktu kecil, tapi mengapa tidak ada ingatan atau kenangan yang terlintas di kepalaku tentang dia? Lalu, mengapa sepertinya dia terlihat senang bertemu denganku..

"Hey, Elaine. Aku tahu kamu pasti lupa..sudah tidak apa-apa. Ayo cepat kita ke sekolah.. Nanti, aku mau cerita banyak ya" Michelle menarik tanganku. Aku berjalan santai sambil memasukkan kedua tangan di saku baju sedangkan gadis disampingku, Michelle terus saja menceritakan kehidupan dan keluarganya kepada diriku. Pagi itu, kami berdua berjalan berdampingan menyusuri jalanan menuju SMA Haiwan

Key of my heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang