(Special Chapter)

11.3K 558 57
                                    

Disclamer : Masashi Kisimoto

Pairing : Naruto-Hinata

Original Story & cover : Atharu

Warning : Typos, AU, Marriage life, OOC, no FLAME, NC, lemon implisit-eksplisit

Rated : M baik segi bahasa maupun adegan (Seriously for 18+)

anak dibawah umur silahkan skip atau lebih berpahala untuk mundur menunggu cukup umur OKEY.

No copas!

SKRIP-LOVE (Special chapter)
.

.

.

.

.

"Naru- please." Dua tangan itu mengatup satu sama lain. Bola mata bulat menatap penuh minat dan hasrat. "Aku tidak akan nakal, janji."

Bibir bawahnya digigit pelan, wajah dengan pipi penuh seperti cinnamon roll digunakan sebagai senjata pemanis.

Seharusnya Naruto tahu bahwa istrinya punya kemampuan merayu yang tak perlu diragukan. Sejak hamil sifat Hinata menjadi lebih manja dan perasa. Yang paling parah terjadi akhir-akhir ini, tidak bisa ditinggal meski cuma hitungan jam.

Manipulatif, wanita ini dapat dengan mudah memerintah seseorang hanya dengan satu kedipan mata.

Berbahaya jika dibiarkan keluyuran sendirian.

"Aku ingin jalan-jalan. Bolehkan?"

Desahan lirih terdengar tak rela. Naruto benar-benar merasa dirinya dijebak dalam kubangan dilemma. Melirik sekilas, Hinata yang duduk di atas sofa masih menatapnya tak berkedip. Perut buncitnya tersembunyi nyaman di balik kaos tebal, sesekali akan diusap Hinata seolah mengatakan pada calon bayi bahwa dirinya adalah calon ayah yang tidak baik.

"Kau di sini saja, aku tidak akan lama. Hanya menghadiri pertemuan untuk membahas rencana kerjasama Universitas Konoha dengan Institut Suna." Kesalahan bagi Naruto karena memboyong istrinya ikut bersama ke Suna.

Calon ibu dengan usia kandungan sembilan bulan itu merengek ingin ikut tak peduli jika Naruto secara tegas menolak.

Naruto lebih merasa aman jika Hinata tetap di rumah, bisa juga memilih ingin menginap di rumah keluarga Hyuuga atau mengungsi ke kediaman utama Uzumaki daripada mengikutinya sampai ke luar kota.

Meski Suna masih dalam satu wilayah namun kondisi alam yang sedikit berbeda dengan Konoha membuat Naruto lebih khawatir dan cemas.

Takut istrinya alergi debu atau panas. Musim panas di Suna bisa membuat seseorang sampai  halusinasi akibat dehidrasi.

"Tiga hari di sini dan aku bosan. Sama sekali tidak keluar untuk jalan-jalan." Awalnya Hinata mengira ia akan ikut suaminya dalam kegiatan relasi. Dia bahkan sudah menyiapkan pakaian terbaiknya jaga-jaga jika ada undangan acara formal. Namun Naruto malah menguncinya di kamar hotel, sama sekali tidak membiarkan dirinya keluar tanpa persetujuan.

Jalan-jalan rasa tawanan. Bukan ini yang Hinata inginkan melainkan kebebasan.

"Di sini atau pulang?"

"Tidak mau!" Hinata ngotot, ia memalingkan muka dengan tangan bersendekap kesal.

Naruto jengah dengan sikap keras kepala Hinata yang sama sekali tak berubah meski telah berbadan dua. Naruto tak mau mengambil resiko jika sewaktu-waktu istrinya mengalami kontraksi.

Skrip-LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang