Part 2-Mommy Tiri

11.7K 1.3K 86
                                    


Sisi tersentak saat mendengar suara ketukan pintu. Wanita itu pun menghentikan kegiatan memindahkan baju-bajunya ke dalam lemari di kamar. Lalu berjalan ke arah pintu dan membukanya setelah sebelumnya melirik Ali yang tidur menelungkup di ranjang.

"Nyonya Wanda?" ucap Sisi saat melihat Mama Ali berdiri di depan pintu kamarnya sembari membawa handuk bergambar kartun winnie the pooh.

"Sisi! Kenapa masih manggil Nyonya sih? Panggil Mama dong!" omel mama Ali pada Sisi.

Sisi meringis, merasa tak enak pada mama Ali. "Maaf Ma," balasnya

"Ya udah gapapa. Tapi dibiasakan ya! Eh, Ali ada kan?"

Sisi mengangguk. "Ada, Ma. Tapi Mas Ali masih tidur," jawabnya.

"Masih tidur? Emangnya semalem tidur jam berapa, Si?"

"Em... Sisi juga nggak tau pasti, Ma. Soalnya Sisi-"

"Udah. Jangan diterusin. Mama maklum kok. Kan pengantin baru. Apalagi Ali udah lama menduda," godanya sembari mengedip genit pada Sisi.

Sisi mengernyit, tak mengerti dengan maksud ucapan mama Ali.

"Oh iya. Tolong kamu bangunin Ali ya! Suruh mandiin Aisha! Anak itu lagi ngambek. Nggak mau dimandiin sama siapapun."

"Kalau gitu biar Sisi bujuk, Ma. Siapa tau Aisha mau," ujar Sisi.

Mama Ali tersenyum senang. "Iya boleh. Ini handuknya. Aisha masih di kamar. Biar Mama anter kesana!"

Sisi mengangguk. Kemudian berjalan mengikuti langkah mama Ali setelah menutup pintu kamar. Mereka turun ke bawah melewati dapur. Terlihat di ujung ruangan ada sebuah pintu yang ditempeli stiker minnie mouse. Sisi tersenyum tipis, dia yakin itu adalah kamar Aisha.

Benar saja, begitu sampai disana, mama Ali langsung membuka pintu itu. Sisi bisa melihat sosok mungil sedang menelungkup di atas ranjang dengan punggung bergetar. Sepertinya bocah itu sedang menangis.

"Aisha! Ini ada Mommy Sisi! Liat deh! Mommy Sisi dateng!" ucap mama Ali pada anak kecil itu.

Aisha tetap menelungkup di atas ranjang. Menangis terisak tanpa mempedulikan ucapan sang nenek. Mama Ali menghela nafas panjang. "Ai... ada Mommy Sisi, loh!"

"Biar Sisi coba bujuk ya, Ma?"

Mama Ali mengangguk. "Iya deh. Kamu bujuk Ai ya? Mama mau ke dapur dulu. Bantu Bik Mumun siapin sarapan."

Sisi mengangguk pelan. Setelah mama Ali pergi, barulah wanita itu masuk ke kamar Aisha. Menutup pintunya dengan pelan. Sisi berjalan menghampiri Aisha. Lalu duduk di pinggiran ranjang.

"Aisha, mandi yuk!" ucapnya lembut.

Aisha masih menangis sesenggukan. Memanggil-manggil Daddynya. Sisi mencoba mengelus lembut rambutnya. "Aisha, mandi sama bunda yuk! Biar seger, biar wangi juga. Mandi yuk!"

"Nggak mau! Ai nggak mau mandi sama Mommy tiri! Ai maunya sama Daddy aja!" jerit bocah itu.

Sisi menahan senyumnya saat nendengar dirinya dipanggil 'Mommy tiri' oleh Aisha. Gadis itu kembali menyentuh bahu Aisha. "Ini Bunda Sisi, bukan Mommy tiri. Mulai sekarang, Aisha panggil Bunda ya?"

Aisha berhenti menangis. Bocah itu menatap marah kepada Sisi. Aisha menggeleng kencang. "Nggak! Ai nggak mau sama Mommy tiri! Mommy tiri jahat! Ai benci!"

Sisi menghela nafas pelan. "Nggak, Ai. Bunda nggak jahat. Bunda sayang sama Ai." Gadis itu mencoba maju mendekati Aisha.

Tapi bocah itu malah menangis semakin kencang sembari menjerit kuat. "Mommy tiri pergi! Ai nggak mau sama Mommy tiri! Pergi sana! Pergi!" jeritnya.

Lovely MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang