"Jack? Apa kau dapat mendengarku? Jack!" Gisele berteriak mencari Jack. Tiba - tiba sebuah gempa terasa kembali. Tubuh tinggi ideal Gisele terhuyung beberapa saat, dia mencoba meraih sesuatu di dekatnya sebagai pegangan agar dia dapat menyeimbangkan tubuhnya.
"Gisele! Aku ada di sisi sebelahmu. Jangan cemas, aku akan kesana." Jack berada di sisi lain tempat Gisele berada. Jack menunggu hingga gempa berhenti, perlahan dia mulai mencari Gisele dengan langkah cepatnya.
Jack berhasil menemukan Gisele. "Apa kau baik - baik saja?" Cahaya menyeruak masuk ke dalam ruangan tempat mereka berada, Jack bisa mengamati keadaan Gisele yang tampak gelisah sekarang.
"Aku baik - baik saja. Bagaimana denganmu, Jack?"
"Aku baik." Dilihat dari raut wajahnya, Jack tak kalah cemasnya dengan Gisele, hanya saja dia berusaha untuk menutupi kecemasannya itu. Jack hanya berusaha untuk tetap tenang.
"Apa yang sebenarnya terjadi?"
"Aku tidak tahu. Sebaiknya kita cari tahu sekarang."
"Tentu saja." Gisele mengangguk kecil.
Gisele dan Jack terjebak di dalam gedung universitas tempat mereka menempuh pendidikan S2, gedung itu kini sudah rubuh sebagian. Mereka terus menyusuri setiap lorong dalam universitas tersebut dengan berharap tahu apa yang sedang terjadi. Keadaan sangat kacau, mereka hampir tak menemukan seorang pun di sini.
"Profesor!!" Gisele melihat dari kejauhan nampak seorang pria yang lebih tua darinya tengah tergeletak lemas di lantai. Mereka berdua mengenal sosok itu, keduanya setengah berlari menghampiri pria tersebut.
Pria itu adalah Profesor Harrison, ilmuwan terkenal di California. Gisele dan Jack membantu Profesor Harrison untuk berdiri. Pria setengah baya itu masih lemas, namun berusaha untuk tetap bangkit dari posisinya. "Bagaimana keadaan Anda? Apa Anda baik baik saja?"
"Terima kasih. Aku baik baik saja." Profesor Harrison melepaskan pegangannya pada Jack. Beliau berusaha menyeimbangkan tubuhnya.
"Apa yang sebenarnya terjadi, Profesor?" Gisele memandang Profesor lekat - lekat, berharap Profesor dapat menjawab pertanyaannya dengan yakin.
"Mars." Hanya itu jawaban Profesor Harrison. Sulit dimengerti oleh Gisele dan Jack.
Gisele dan Jack saling berpandangan penasaran. Mereka menunggu kalimat lain dari Profesor Harrison.
Profesor Harrison melanjutkan kalimatnya begitu melihat wajah Gisele dan Jack yang amat serius. "Ini sangat rumit untuk dijelaskan. Biar kuperjelas. Intinya, bumi sedang terancam untuk saat ini. Planet Mars meledak beberapa jam yang lalu karena kelebihan muatan atom. Reruntuhannya sampai ke bumi sangat cepat. Mungkin beberapa hari lagi keadaan akan lebih kacau dari ini. Bukan hanya reruntuhan, radiasi dari Mars juga akan sampai ke bumi dan akan mengancam kelangsungan hidup di bumi." Lanjut Profesor Harrison. "Kalian paham?"
"Ya. Kami paham. Seburuk itukah?"
"Akan lebih buruk jika kita tak segera mengatasi masalah ini."
"Lalu? Apa yang harus dilakukan sekarang?"
"Mungkin kalian bisa membantuku. Ikutlah bersamaku."
Tak banyak basa basi lagi, Profesor Harrison yang tenaganya mulai pulih segera berjalan melangkah melewati Jack dan Gisele. Jack dan Gisele mengikuti Profesor Harrison tanpa harus disuruh lagi. Tak ada satu kata pun yang mereka ucapkan selama mereka mengikuti profesor.
Mereka sudah sampai di pintu keluar yang kacanya mulai retak, di samping pintu terlihat pula tembok bangunan yang sudah berubah posisinya. Dengan hati hati profesor mendorong pintu tersebut, hal itu dilakukan juga oleh Jack dan Gisele. Mereka semua sudah keluar dari gedung universitas.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Renewal
Science-FictionThe new system of revolution has created. Everything has changed. [Inspired by some great movies] Thank you for reading.