hallo para pengguna wattpad yang berbahagia... Ini cerita pertamaku lho, dan inilah cerita amatir dari seorang yang amatiran. Jadi tolong maklumin ya kalau kurang menarik atau mungkin tidak menarik. Tapi saya akan berusaha kok biar agak menarik gitu dibacanya .
***
"Happy reading!!, I hope you like it(sok inggris dikit)"
***
"Ki-ni sud-dah saat..nya wa-waktuku tak lam-ma... Lagi". Suara terbata-bata itu keluar dari mulut yang penuh dengan kerutan karena termakan usia.
***
Entah jam berapa sekarng dan sudah berapa lama Aku mondar mandir tidak jelas disini. Malas sekali menenbak dengan perasaan seperti ini Bad Feeling ini asa sejak aku bangun tidur dan yang paling kukawatirkan adalah jika perasaanku seperti ini pasti akan terjadi sesuatu yang... BURUK?!
Aku kembali menduga-duga apa yang akan terjadi--masih dalam keadaan mondar-mandir-- . Kakiku mengajakku pergi dari tempat ini. Dengan pikiran yang melayang-layang, akhirnya aku pergi...,
Mataku terhenti saat berada didepan sebuah pintu. Pintu kayu berwarna coklat tua,berukirkan bunga--entah bunga apa-- yang menampakan kesan nyata bahwa pemiliknya suka akan hal-hal classic . Aku menatap dadam-dalam kamar pintu kamar tersebut, terbesit dipikiranku untuk membuka pintu yang berada didepanku ini.
"Tidak". aku menggelengkan kepala mengusir semua pikiran dibenakku. "Aku tidak mau mengganggu apalagi sampai membangunkannya".
Aku memutuskan untuk pergi dari sini. Saat baru mengambil dua langkah pertama, tiba-tiba terdengar sebuah suara samar-samar, tentu saja suara itu tidak kudengar. Yang karena Aku terlahir dengan rasa penasaran tinggi, akhirnya kutajamkan pendengaranku.
Senyap. Tak ada suara lain selain dari nafasku sendiri.
Mungkin tadi Aku hanya salah dengar saja.
Kulanjutkan langkah kaki yang sempat Kutunda tadi.
Suara samar-samar tadi kembali terdengar namun kali ini lebih keras. "Vis, apakah kamu ada diluar?". suara yang sangat familiar.
"Eh.. Iya nenek." ucapku gugup.
Aitss...Kenapa Nenek bisa tau Aku ada diluar sini?. Aku berjalan mendekat ke kamar tersebut gayaku saat ini pasti persis sama seperti dulu saat Aku mendapat nilai ulangan jelek. Melangkah dengan pelan-pelan dan menundukan kepalaku seraya tanganku meremas rok merah kesayangan ku ini.
KLEK... pintu terbuka menampakkan Nenek yang sedang terbaring dari celah pintu yang sudah terbuka sedikit demi sedikit.
Nenek melambaikan tangannya kepadaku, " kem...marilah". Matanya terlihat menyuruhku duduk disampingnya. Walau tanpa ucapan Aku tau apa yang Nenek ingin Aku lakukan, itu mungkin karena aku sudah menghabiskan 15 tahun kehidupanku bersamanya. Dan tentu saja itu membuat aku tau apa saja tentang nenek.
Aku menghela nafas berat karena kasihan dengan keadaan nenek, "Nenek istirahat saja, ya". ucapku dengan halus sambil aku mengusap tanganya.
Sudah beberapa hari ini nenek sakit dan tak kunjung sembuh, mungkin karena usianya sudah tua jadi tubuhnya tidak mampu melawan penyakit lagi. Walaupun sakit tapi senyuman masih senantiasa menghiasi bibir mengkerutnya itu.
Nenek meletakkan sebelah tanganya diatas tanganku, matanya terlihat memandangku sejenak, saat mataku bertemu dengan matanya Aku merasa menjadi cucu yang paling beruntung, karena punya nenek didalam hidupku. Kembali teringat kenangan-kenangan dulu saat-saat bersama nenek. Saat Aku pulang sekolah nenek selalu menyambutku dengan senyuman khasnya dan selau membawakan jus melon kesukaanku lalu kami ... lamunanku buyar saat nenek melepaskan sebelah tangannya untuk mengambil sesuatu disebelahnya.
"Biar Aku sa-" Nenek hanya menoleh dan tersenyum, yang membuatku spontan diam.
Aku hanya melihatnya dengan hati miris. Karena untuk menggambil sesuatu disampingnya saja nenek butuh perjuangan yang sangat berat sekaligus terlihat menakutkan bagiku.
Seandainya aku bisa, aku ingin mengubah nenek menjadi muda kembali tanpa penyakit ditubuhnya. Aku tak mau kehilangan lagi..,
Tapi itu tak mungkin.. Itu hanya dalam khayalan dan ucapanku saja...
Lamunanku buyar ketika nenek meletakkan sebuah buku di tanganku. Buku dengan sampul berwarna hijau kebiruan dengan hiasan gambar seorang gadis yang sedang berdiri didepan sebuah pintu besar yang berwarna putih, terlihat gadis itu sedang membawa sebuah buku ditanganya.
Aku hanya menatapnya mencari tahu apa yang dipikirkannya.
" Vis ini untukmu. Jaga buku ini, hidup nenek tidak akan lama la..." nafas Nenek terengah-enggah.
Saat Nenek akan melanjutkan Aku sudah menyelanya "Nenek, jangan bicara seperti itu." suaraku yang serak.
Nenek tetap melanjutkan ucapanya tanpa memperdulikan ucapanku tadi. "Ingat kata-kata nenek ini 'Buku ini kunci dari yang tidak terlihat' , haa.. Fu..fuh " Nenek mencoba mengatur nafasnya. Dengan perjuangan yang cukup berat akhirnya kata-kata itu terlontar.
Melihat hal itu aku tak dapat menahan diriku untuk tidak menagis.
Akhirnya cairan bening itu keluar dari pelupuk mataku jatuh dikedua pipiku.
Aku menangis."Tapi nek.. Aku nggak ngerti apa yang nenek ucapkan"
"Sudah.. Nanti kamu pasti akan tau". Menarik nafas panjang dan menghembuskannya. "Nenek sayang padamu"
Mata tua itu tertutup dan lagi-lagi senyuman itu membekas di bibirnya.
Dengan panik Aku memeriksa keadaanya.
Aku tak tau harus bagaimana, aku ingin berteriak, aku ingin menangis sekeras kerasnya.
Tiba-tiba badanku terasa lemas, jantungku berdetak keras tak karuan, yang membuat buku ditanganku terjatuh dengan sendirinya.
Ku benamkan diriku dan memeluk erat tubuh nenek."NENEK" .
***
.
.
Sampai disini dulu ya ^_^ .Terlalu singkat ya , sy juga bingung padahal ini sudah sy rancang beberapa hari .. Sebenarnya cerita ini sempet aku Unpublish karena rasanya kayak gimana gitu... terus rencananya mau sy perbaiki, eh malah lupa terus dan sampai gak jadi-jadi. Dankarena sy merasa bersalah pada cerita ini akhirnya sekarang sy publish lagi (walaupun gak ada impruv sama sekali) . :v
Maaf ya typo dimana" ... Apalah dayaku, sy hanyalah seorang amatiran.
Salam penulis.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Diary Is My Life
FantasyVisily, diberi sebuah buku aneh oleh neneknya, sebelum neneknya meninggal. Ia belum sempat bertanya buku apa itu... "Semenjak Aku memiliki buku ini banyak kejadian aneh terjadi padaku. Hal yang selama ini tak pernah ku bayangkan bahkan sekalipun t...