10 Tahun kemudian...
'Kriiinnngggggggg...Kriiinnnngggggg'
Suara jam beker berbunyi nyaring membuat gadis berusia 17 tahun itu terbangun dari mimpi indahnya. Dengan malas dia mengambil jam beker di nakas dekat tempat tidurnya, kemudian mematikan suara nyaring tersebut. Membuka matanya pelan, memperlihatkan kedua bola matanya yang sangat indah itu. Jam 05.30, masih terlalu pagi untuk orang lain. Namun tidak bagi dirinya, dia segera beranjak dari tempat tidurnya. Membersihkan tempat tidurnya, kemudian menyabet handuk dan bergegas menuju kamar mandi yang berada didalam kamarnya. Beberapa menit kemudian, dia keluar dari kamarnya dan berjalan menuju dapur dimana sang Ibu sedang memasak sarapan untuk keluarganya.
"Ohayou Okaa-san," Sapanya sambil mengecup pipi Ibunya.
"Ohayou, Sayang,"
"Masak apa hari ini, Okaa-san," Tanyanya sambil menggelung rambut pirangnya dan lengan seragamnya. Dia memulai memotong sayuran yang ada di depannya.
"Pagi ini seperti biasa Roti dan Salad," Ucap Kushina sambil memanggang roti. Wanita berumur 40 tahun itu memang sudah terbiasa melakukan pekerjaan rumah sendirian. Padahal sang suami sudah memintanya menyewa asisten rumah tangga agar dia tidak kewalahan mengurusi rumah mereka. Namun, wanita itu tetap tidak mau, katanya dirinya ingin mandiri.
"Oh, begitu?" katanya sambil mencuci semua potongan sayur. Naruko memang sudah terbiasa melakukan ini sejak kecil. Membantu sang Ibu memasak, membersihkan rumah sebelum dirinya dan sang kakak berangkat sekolah.
"Naruko, setelah ini kamu ke atas bangunkan Nii-sanmu. Katanya hari ini dia harus berangkat pagi," pinta Kushina sambil menaruh beberapa tangkup roti yang telah dia panggang di piring besar, kemudian berjalan menuju ruang makan.
"Haii," ucap Naruko. Setelah mencuci sayur, gadis manis itu beranjak menuju lantai atas, tepatnya ke kamar Naruto, sang kakak.
Tok ... tok ... tok ...
"Nii-san~ ," Panggil Naruko, namun tidak ada ada jawaban dari sang Kakak.
"Nii-san ... Naruto-Nii~," Panggilnya sekali lagi, tapi lagi-lagi tidak ada jawaban dari dalam. 'Apa Nii-san masih tidur?' batinnya, kemudian tangannya meraih kenop pintu kamar Naruto, lalu membukanya pelan.
"Nii-san, bukannya Nii-san ada kegiatan pagi ini. Kok masih tidur sih, nanti terlam~" Kalimatnya langsung terputus ketika melihat Naruto masih tertidur dengan menggunakan earphone di kedua telinganya.
"Mou Nii-san~, Pantas saja panggilanku tidak dijawab, huh~ kebiasaan Naruto-Nii selalu tidur menggunakan earphone," Gerutu Naruko. 'Padahal sudah jam segini' batinnya sambil melirik jam yang berada di dinding kamar.
Jam 06.15, gadis itu menghela nafas berat, tiba-tiba sebuah ide muncul di otaknya. Dengan senyuman jahil yang menghiasi wajah cantiknya, Naruko melangkah mendekati sang Kakak yang tengah tertidur pulas. Lalu dengan isengnya, dia melepaskan salah satu earphone yang berada di telinga kanan Naruto. Mendekatkan mulutnya ke telinga Naruto, membisikkan sesuatu di telinganya.
"Nii-san, mau sampai kapan Nii-san tidur. Ini sudah jam 7 lho~," Bisiknya pelan sambil tersenyum jahil.
1 detik ...
2 detik ...
3 detik ...
"APAAAAA ... !" Teriak Naruto, Pemuda itu langsung terbangun dan bergegas mengambil handuk dan berlari menuju kamar mandi. Terdengar suara bantingan pintu ketika Naruto sudah memasuki kamar mandi. Naruko tertawa melihat tingkah sang Kakak yang seperti orang kebakaran jenggot.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE
Fanfiction(Unpublish untuk di revisi) Naruto dan Naruko, dua saudara kembar yang sejak kecil hidup di panti asuhan, tumbuh tanpa kasih sayang kedua orang tua mereka. Bagaimana jika mereka harus diangkat anak oleh Minato dan Kushina? Sedangkan mereka berdua a...