1

54 3 0
                                    

"Kau emang bodoh! Anak tidak berguna! Bagaimana kau bisa masuk ke universitas favorit dengan nilai segini hah?!" bentak pria paruh baya itu seraya melempar rapot bernamakan Natalia atau yang biasa dipanggil Nana.

Napasnya menggebu gebu, tatapan mata nya sangat tajam. Aku tak berani menatapnya dan hanya menunduk sambil terisak namun aku sudah tak tahan lagi dengan sikap ayahku yang terlalu keras menuntutku dalam hal sekolah.

"Ayah, apakah nilai segitu masih belum cukup? Kemampuanku hanya bisa sampai disitu ayah, apa yang aku lakukan selalu salah dimata ayah. Aku jadi meragukan apakah aku ini anak ayah atau bukan" ucapku dengan sedikit keberanian yang tersisa. Namun PLAKK!!! Tangan kasar pria paruh baya itu mendarat sempurna dipipi kananku dan membuatku tercampak. Dapatku rasa pipi kananku berkedut kedut dan memerah. Sambil memegang pipi ku, aku berlari menaiki anak tangga satu persatu dan masuk ke kamar ku.

Sejak kejadian itu, hubungan antara aku dan ayahku merenggang, kami tidak bertegur sapa hanya sesekali dia bertanya kepadaku tentang sesuatu hal namun bukan tentang sekolah. Sejak saat itu juga aku semakin giat belajar untuk membuktikan kepada ayahku kalo aku bisa masuk universitas yang aku inginkan yaitu Seoul National University yang ada di negeri ginseng sana. Dan Alhasil nilaiku saat ini bisa dikatakan hampir sempurna. Yah negeri ginseng tersebut emang banyak menarik perhatianku, mulai dari tempat wisatanya yang indah hingga kebudayaan nya. Tidak hanya itu, Selain ibuku yang sudah ada disurga, Aku memiliki motivasi lain dinegeri ginseng sana. Iya mereka adalah EXO. Artis universal naungan SM Entertainment yang beranggotakan 9 orang itu telah memikat hatiku dengan talent dan visualnya. Aku bisa dikatakan sedikit fanatik dengan mereka. Aku tak segan segan memukul, berkelahi, bahkan mencelakai orang yang menghina kesembilan pangeranku. Aku bahkan pernah berkelahi ditempat umum dengan seorang anak ARMY (Sebutan fans BTS) yang pernah menghina EXO. Sejak itu, aku mulai benci akan ARMY, tidak hanya fandomnya, aku juga benci akan idolanya dan sejak itu juga ayahku melarangku untuk menjadi kpopers karena menurutnya itu membawa dampak buruk untuk ku dan membuatku jadi malas belajar. Ya ampun apakah nilai dengan kepala delapan itu masih belum cukup.

Hingga pada hari kelulusan, hubungan antara aku dan ayahku masih belum membaik. Kini jantungku mulai berdegup dengan kencang. Aku harus mendapatkan nilai sempurna, aku tak ingin ayah ku kembali menamparku kesekian kalinya. Dengan memeluk binder yang bergambarkan member EXO itu, akupun menorobos kerumunan anak anak. Setelah melihat hasilnya, aku sangat terkejut. Bagaimana ini bisa terjadi. Aku mendapatkan nilai yang hampir sempurna dengan nilai disetiap mata pelajaran adalah 9. Dan bahkan aku mendapat nilai 10 dimata pelajaran bahasa inggris. Wow daebak pikirku.

"Hey nana, selamat yah" ucap temanku terbaikku, yang selalu ada disaat aku senang maupun terpuruk, yang selalu menjadi teman kpop tergokilku, hana.

"Hm makasih yah. Lo satu satunya orang yang mengucapkan selamat ke gue"

"Seriusan? huu anak anak pada iri tuh dengan nilai lo. Oh iya lo udah nemuin bu riska?"

"hah kepsek manggil gue emang? Ngapain?"

"Yah mana gua tau, sana gih"

Aku pun langsung pergi keruangan kepala sekolah. Aku mulai bertanya tanya kenapa kepala sekolah memanggilku apakah dia meragukan akan nilaiku. Apa yang kau takutkan nana kau tidak bersalah.

Setelah tiba didepan ruang kepala sekolah, aku berhenti sejenak, menarik napas panjang dan mulai masuk keruangan. Kulihat ada bu riska dan pak hari selaku wali kelasku. Ada apa ini batinku.

"Nana, silahkan duduk" ucap bu riska.

Aku pun menurut perkataan nya dan mulai duduk disofa hitam dan empuk itu.

"maaf bu, pak, ada keperluan apa saya dipanggil? Apakah saya melakukan kesalahan?" tanya ku dengan kaki ku yang sebenarnya dari tadi sudah bergetar.

My Seoul DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang