Selepas pergi meninggalkan mereka bertiga. Aku terus melangkahkan kakiku menuju toilet. Hingga sebuah tangan menyentuh pundakku dari belakang membuatku reflek menghentikan kakiku dan menoleh kebelakang. Byurr.... Sebuah minuman dingin nan lengket mengenai wajahku dan membasahi sebagian bajuku.
Suara tawa penuh menggema ditelingaku. Air mataku, ku tahan agar tak menetes. Ku remas kuat rokku tuk menahan emosi. Dan dengan perlahan ku buka mataku. Disana terlihat wajah yang tak asing sedang tertawa lepas melihatku. Hingga tak lama ia pun terdiam dan perlahan berjalan mendekatiku.
"Eh anak baru! gimana kejutan dari gw ah! Pasti enakkan? Ya gimana gak enak orang gw kasih jus geratis. Ya gak guys!" ucap wanita itu ketus sambil menekan kata geratis yang dihiasi suara tawa teman-temanya,
"lo... itu anak baru disini, jadi jangan macam-macam and jangan belagu sok akrab sama awan dan edo. Ngaca diri dong lo itu gak pantes kumpul bareng mereka. Lo itu pantesnya kumpul sama tempat sampah" ucap wanita itu dengan amarahnya yang menggebu gebu sambil memegang kasar wajahku dan mengarahkannya pada tong sampah yang ada dikiri pintu toilet,
Dan aku yakin ini tak akan berhasil jika aku terus diam diperlukan seperti ini dihadapan mereka. Rasanya aku ingin menampar wanita yang ada dihadapan ku sekarang. Tapi ini hari pertamaku dan aku tak mau membuat masalah. Sebaiknya aku tetap diam menahan emosiku sembari mengikuti alur mereka.
"Lo camkan ini oke! Jangan pernah lo deketin mereka lagi. Ngerti! Klo masih gw liat lo deket dan ngomong sama mereka. Lo akan ngerasain hal yang lebih buruk daripada yang lo rasain sekarang" ucapnya sambil menekan kata lebih dan masih memegang wajahku dengan kencang. Lalu menghempaskannya begitu saja dan pergi meninggalkan ku dalam tatapan para murid yang menontoniku sejak tadi.
Dan akupun segera berlari memasuki kamar mandi dan menguncinya. Menatap diriku dicermin dengan air mata yang terus berlinang. Ku nyalakan keran air dan ku basuh wajahku perlahan.
"Sebenarnya siapa awan dan edo. Kenapa mereka melakukan ini? Apa pengaruhnya mereka?" gumamku sembari menatap kaca.
🌹🌹🌹
Setelah sepuluh menit aku mengurung diri dikamar mandi. Aku pun memutuskan untuk keluar dan mencoba bersikap seolah tidak ada yang terjadi. Pelahan ku buka pintu kemudian berjalan menuju kelasku. Sesampainya disana aku melihat Amanda yang sedang terduduk manis sembari mengobrol dengan awan dan edo.
"Hai... Billa kamu kemana aja? Aku dari tadi nyariin kamu tau. Aku takut kamu nyasar" ucap Amanda saat melihatku,
"Aku gak kemana mana kok. Dari tadi aku ada dikamar mandi. Hmmm.... manda aku pindah duduk disana ya?" jawabku sambil mengambil tas yang ada disebelah Amanda,
"Et tunggu dulu. Lo kenapa kok kayaknya beda banget. Lo gak abis ketemu hantu kan?" ucap edo sambil menarik tasku, dan aku hanya diam tak memperdulikannya.
"Btw baju lo kenapa bil kok basah gitu. Lo gak abis main air dikamar mandikan? " ucap edo lagi. Dan ku balas dengan melangkah pergi tak memperdulikannya. Lalu duduk disebelah anita *ya aku tau namannya saat tadi Amanda meminjam pulpen kepadanya.
"Nda temen lo lagi kenapa sih jangan jangan kesambet hantu kamar mandi lagi? " ucap edo bertanya kepada Amanda,
"Husst... Lo do kalo ngomong jangan suka asal. Kalau beneran gimana?" ucap Amanda dan fibalas cengiran oleh edo.
Tak lama terdengar suara bel berbunyi. Kring... Kring.... Kring Edo dan awan lekas pun pergi meninggalkan kelas kami.
Sebelum pergi edo sempat menghampiri ku sejenak. Memberikan tas ku sambil berkata "kalau punya masalah jangan dipendem gak baik nanti bisa jadi empedu loh".
___________________________________
Happy reading 😊 aku harap kalian suka. Free comment dan vote....
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Love
RomanceAku tak tau mengapa perasaan itu hadir? Aku juga tak tau kapan perasaan itu ada? Karena akupun tak inginkan itu. Tapi bukankah cinta itu tak pernah salah? Lalu mengapa ini menjadi salah? Apa yang harus kulakukan bermain aman atau bertindak? Aku p...