Tiga

25 8 5
                                    


  "Jangan melamun,Nick..."
Suara yang dalam memutuskan lamunanya dan ia memandang wajah ayahnya yang tersenyum.Ayahnya adalah Direktur dari sebuah perusahaan  telephone dan bekerja di kantor sepanjang hari,tetapi kulitnya cokelat terbakar seperti orang yang bekerja di luar.

   "Ayo nak,tolong ayah mengangkat cermin ini."Nick memegang salah satu ujung cermin itu dan bersama - sama ayah mengangkat cermin itu ke bagian belakang mobil.Kemudian ayah beranjak menuju wanita tua pemilik toko itu untuk membayar.

    Ketika ia menerima uang pembayaran itu,Nick yakin betul melihat wanita tua itu tersenyum seraya berbisik "Cermin itu kini milik anda seutuhnya".Tiba - tiba terdengar suara guntur dan di langit kilat menyambar.Kemudian Nick merasa butir - butir air hujan menerpa wajahnya,ia mendongak dan melihat awan gelap menutupi langit.

  "Aneh!Semestinya tidak hujan hari ini,"Ayah berkata pada dirinya sendiri.

Mereka semua bergegas masuk ke dalam mobil,tetapi wanita tua itu tetap berdiri di halaman dan membiarkan hujan membasahinya.ia nampak begitu aneh dimata Nick dengan rambutnya yang abu - abu basah terkena air hujan menutupi kedua sisi kepalanya. Ada senyum kecil di wajahnya,seolah - olah ia menyimpan rahasia.

  
   Connie dan Nick duduk di bangku belakang tepat disebelah cermin kuno itu.Cahaya kilat berulangkali terpantul di muka cermin.Suara air hujan di atap mobil membuat mata Nick terasa berat.Ia memandang sekilas ke cermin dan tiba - tiba melihat sesuatu yang bergerak,bukan kilat atau gerakan awan.Kelihatanya berasal dari 'Dalam' cermin,seolah - olah cermin itu adalah layar televisi.Tiba - tiba mobil melewati jalanan yang rusak sehingga Nick terlompat dari bangkunya.

   Nick mengucek - ucek matanya.Tentunya tadi ia tertidur sehingga setengah sadar seolah - olah melihat sesuatu,pikirnya.Namun begitu ia beringsut menjauhi cermin kuno itu dan bergeser mendekati Connie yang duduk di ujung bangku.

   "Wah,cuaca benar - benar mengerikan,"ujar ayah Nick sambil menunjuk langit biru yang cerah di atas jalan raya yang sudah mereka lewati dari kaca spion.
   "Langit cerah di belakang kita.Kalau aku tak di anggap mengada - ada,rasanya aku yakin badai ini mengikuti kita."
Kemudian ayah tersenyum sekilas pada Nick dan Connie dari kaca spion dan mengangkat bahu seolah - olah berkata 'Alangkah bodohnya aku '

.


.




.






.





Jangan lupa Vomentnya ya,
Terima Kasih.

MirrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang