Pagi itu terbilang cukup cerah untuk minggu-minggu yang biasanya mendung, aku melihatnya di sekolah tapi aku membuang muka. Ketika bertemu pandang sekali lagi “dia” terlihat seperti ingin tersenyum padaku namun aku lagi-lagi membuang pandangan dan berjalan seolah-olah tidak melihatnya. Sepulang sekolah aku seperti biasanya tak punya kegiatan sehingga aku duduk di rumah tetanggaku sambil menceritakan hal-hal yang tidak penting, meskipun kebanyakan tetangga ku itu lah yang bercerita. Tetangga yang ku maksud itu adalah seorang ibu rumah tangga yang masih tergolong cukup muda sehingga virus bergosip atau menggosipkan masih sangat melekat padanya, tapi ku rasa semakin tua ibu-ibu itu makin suka bergosip. Ah, aku tiba-tiba melihatnya melintas dengan motor kurusnya yang berisik, ya persis seperti orangnya. Ku rasa saat itu aku sedikit tersenyum ketika melihatnya, bajunya yang berwarna merah melekat erat di tubuhnya karena sedang mengemudikan motor di kecepatan yang tidak lambat. Tetanggaku yang masih duduk di sebelahku kala itu melihatnya juga dan langsung mencibirnya dengan berkata bahwa “dia” terlihat sangat sok, aku menanggapinya dengan anggukan dan mengiyakan dengan ekspresi wajah yang cukup meyakinkan hingga membuat ibu beranak satu itu tertawa cekikan.
Malam pun tiba dengan cepat, aku sedang mebuat jus apel di sebuah café tempatku part time, tempatnya tidak terlalu jauh dari rumahku jadi aku tidak perlu repot-repot soal berangkatnya. Ketika sedang mengupas salah satu apel, tidak sengaja tanganku malah teriris, buru-buru aku mencuci tangan dan mengelap bekas goresan itu agar tidak mengeluarkan darah. Selesai mengantarkan pesanan tiba-tiba orang yang berada di café mendadak berisik yah meskipun sebelumnya memang sudah berisik sih. Seseorang berkata bahwa “dia” baru saja mengalami kecelakaan, aku yang kaget mendengarnya mendadak merasakan dingin di sekujur tubuhku, jantungku berdetak cepat dan terasa sedikit menyakitkan. Seseorang menghampiriku dan membawaku untuk duduk di salah satu kursi dia memberikan pandangan mata yang tidak ku inginkan, dia memandangku khawatir. Seorang gadis kini ikut duduk di sisiku dan memberikan tatapan yang sama, orang yang tadi membantuku duduk adalah seorang pemuda yang juga menjadi seniorku di sekolah sedang gadis yang duduk di sebelahku adalah kakak sepupuku. Mereka lah yang tahu bagaimana ceritaku dengan “dia”, mereka lah yang tahu seperti apa perasaanku sebenarnya. Ah itu tidak mungkin pikirku, mungkin hanya seseorang yang namanya sama. Seniorku menjelaskan perihal kejadiannya dan membuatku merasa semakin tak bisa menahan air mataku, aku berlari pulang dan mengurung diri di kamar. Aku menangis seorang diri hingga tengah malam, ayahku yang bertanya ada apa hanya ku berikan jawaban ketus dengan mengatakan tidak ada apa-apa.
Keesokan paginya semua orang datang melayat ke rumahnya, akupun datang dengan banyak keraguan karena takut mengganggu dan juga malu, kakak sepupuku menemaniku. Aku pun berhasil tiba dengan tubuh yang gemetar, banyak teman sekelas dan juga beberapa guru tampak silih berganti memasuki rumah yang tidak terlalu besar itu. Hingga akhirnya aku mendengar bisik-bisik yang mengatakan bahwa gadis berseragam SMA yang tengah menangis di sisinya itu adalah orang yang pernah menjadi pacarnya. Aku merasa tak suka mendengar hal itu, aku akhirnya masuk ke dalam dan melihat orang-orang yang mengelilingi sesuatu yang di tutupi kain sarung itu. Aku tak sanggup menahan air mataku ketika ku lihat wajah pucat itu tampak ketika kainnya di sibak, aku berlari keluar dan duduk di pojokan berusaha menyembunyikan air mataku, kakak sepupuku mendekatiku dan berusaha menenangkanku. Akhirnya aku pun pulang perasaan yang berkecamuk, aku ingin melihat pemakamannya tapi aku juga harus ke sekolah, ayahku memarahiku karena aku berniat untuk bolos sekolah hari itu, jadilah aku kesekolah dengan mata sembap dan kembali melanjutkan tangisku di sekolah. Beberapa temanku mencoba menghibur dan berhasil membuatku sedikit tertawa, yang ku rasakan adalah sakit dan penyesalan yang masih ku bawa hingga hari ini. Seharusnya waktu itu aku membalas senyumnya, harusnya waktu itu menyapanya, harusnya waktu itu aku tidak bersikap egois.
Flash back
Sore itu sedang jam kosong menunggu waktu pulang aku mendapat pesan darinya dan dengan ogah-ogahan aku membalasnya, aku menerima ajakannya untuk memulai kembali hubungan yang sudah di putuskan olehnya dan bertemu nanti malam di café karena biasanya dia hanya melihatku dari jauh saat di café.
Malam harinya dia mengatakan mungkin tidak akan datang karena motornya sedang di pakai oleh temannya, aku pun mengiyakan. Tak berapa lama kembali ku terima pesan darinya yang mengatakan bahwa tadi dia ke café dan melihatku tapi dia sudah kembali ke rumahnya,dia berjanji akan datang lagi dan bertemu denganku lagi malam itu, akan tetapi waktu yang ku tunggu itu tak pernah sampai.
Masih ku ingat pertemuan pertama yang terbilang lucu, dia memasuki kelasku dengan aura kepedean yang menyilaukan. Kala itu aku sedang menyapu, beberapa teman sekelasku duduk bercengkrama di dekat pintu, aku menghentikan aktivitas menyapuku kala ku lihat dia memasuki kelas. Jantungku berdegup kencang dan membuatku harus memegang penyapu itu erat untuk menyalurkan kegugupanku, dia bertanya pada saat semua mata tertuju padanya. Dia menyebut namaku dan bertanya siapa pemilik nama itu, dengan polosnya aku mengangkat tanganku seperti sedang di absen oleh guru. Kami bertatap mata sebentar dan dia pun keluar dari kelasku dengan terburu-buru. Setelah itu kami semakin akrab, namun tiba-tiba saja dia meminta untuk memutuskan hubungan karena ingin fokus pada ujian yang akan di hadapinya beberapa minggu lagi. Aku pun mengiyakan dan setelah itu aku hanya sesekali mencuri pandangan ke arahnya, dia tampak menikmati waktunya bersama temannya lalu tanpa sengaja kami bertemu pandang dia sedikit tersenyum. Senyum yang selalu di perlihatkannya bahkan mungkin senyum terakhir yang ku lihat darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Smile
Short StoryCerita ini hanya fiktif belaka jika ada kesamaan kejadian itu hanya kebetulan yang memang kebetulan. Jangan lupa titipkan komentar atau kritikan :3