"Kalau aku bilang karena sekarang aku suka sama kamu gimana?"
Somi terdiam, ia benar-benar terkejut mendengar ucapan Hansol.
"Hansol..."
"Sudah selesai, kamu bisa pulang," ujar Hansol setelah mematikan laptopnya. Ia pun mulai merapikan barang-barangnya tanpa memedulikan Somi yang masih kehilangan kata-kata.
"Hansol..."
"Kamu tidak pulang?" tanya Hansol, tidak menanggapi panggilan Somi.
Somi sendiri pun masih mengontrol jantungnya yang tiba-tiba berdebar kencang hanya karena mendengar pertanyaan Hansol.
"Dia bilang kalau, Somi. Kamu jangan terlalu percaya diri, dia hanya mengandai-andai," batin Somi, berusaha meyakinkan dirinya.
"Hansol... aku... mau lewat." Entah kenapa Somi menjadi sangat gugup bicara pada musuh abadinya ini.
"Ah, iya." Hansol langsung berdiri, membiarkan Somi lewat karena memang ia menghalangi perempuan itu lewat. Posisi Somi yang memang duduk di dekat jendela mengharuskannya melewati bangku Hansol.
"Terima kasih, Hansol." Somi bahkan tidak mau melihat wajah Hansol saat berbicara padanya.
"Ya, kamu hati-hati," balas Hansol.
Somi tidak mengerti, memang benar adanya atau hanya perasaannya saja kalau Hansol berubah lembut setelah bertanya tadi.
Dan dia tidak mengerti, kenapa dia jadi malu berada di dekat Hansol. Kenapa ada perasaan senang saat Hansol mengatakan pertanyaan tadi. Ada apa dengan dirinya... atau lebih tepatnya, perasaannya?
전
"Kau itu kenapa sih?" tanya Pinky.
"Kenapa apa?"
"Kau terlihat aneh sejak tadi pagi," jawab Sejeong. "Ada masalah?"
"Ah... itu..."
"Jangan buat kami penasaran, Somi," ujar Yoojung.
"Hansol."
"Hansol lagi? Kau masih sedih karena dia sudah tidak sering bertengkar denganmu lagi?" tanya Pinky.
"Iya... tapi ada yang lain juga," jawab Somi.
"Apa?"
"Aku tidak tau, lebih tepatnya tidak mengerti dengan perasaanku," ujar Somi ragu.
"Kau menyukainya, itu sudah sangat jelas, Somi," sahut Doyeon. "Kau suka bertengkar dengannya karena sebenarnya kau suka bicara dengannya. Kau tidak suka ketika dia tidak membalas ejekanmu karena kau tidak suka diabaikan olehnya. Kau bertingkah membencinya saat harus sekelompok dengan Hansol karena kau ingin ia memperhatikanmu lagi. Kau ingin diperhatikan olehnya, karena kamu juga suka memperhatikannya. Kenapa? Karena kamu suka dia. Itu sangat simpel, Jeon Somi."
"Anak pintar." Sejeong menepuk kepala Doyeon.
"Kenapa kamu tiba-tiba memikirkan perasaanmu kepadanya?" tanya Pinky.
"Karena kemarin aku bertanya padanya kenapa ia menjauhiku," jelas Somi.
"Lalu?"
"Dia berkata dia menyukaiku." Itu bukan Somi, melainkan Doyeon yang bicara dengan menirukan suara Somi.
"Bagaimana kau tau?" Somi tampak sangat terkejut.
"Itu mudah ditebak."
"Tapi dia bilang kalau, berarti belum tentu benar, kan?" Somi terlihat semakin galau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeon Sibling ✔
FanfictionJeon Woonwoo, si dingin. Jeon Jungkook, si polos. Jeon Somi, si ceria. Bagaimana kisah percintaan dari kakak beradik keluarga Jeon? ©krispycrackers #414 in Fanfiction [08.02.17]