Kidung jiwa

52 0 0
                                    

Parau suara pujian itu
Mengais pada lantai tak bersahaja
Dimana kehormatan terlantar, tak bernyawa tak dianggap
Dijejali sesak angan, ambisi separuh manusia
Berwatak iblis, memaniskan lidah, mengajak pada taman-taman neraka ...
Lalu keluh menyerang, merebut lincah lidah berkelit
Hamba daripada hamba-hamba dunia
Memperbudak kian tak laksana mahkluk perasa penuh cinta

Kau korbankan lekuk-lekuk derita ditubuh berlapis kulit membungkus tulang
Lemparkan nyanyian yang terpendam di dasar jiwa
Setelah peluh terhisap tanpa dapatkan haknya
Lalu sang wanita tua berjalan penuh nanar dinetranya
Tergopoh layaknya kursi goyang tua di ruang lamun lelaki lansia
Sembari suara khas, biasa terdengar para bocah yang berlarian di kala hujan

Mengemis penuh iba pada manusia yang dilangitkan
Meratap pada bumi yang tak bersahabat, sang ibu tua dicampakkan ....
Langit kian rendah kedudukannya, ditarik menuju kehinaan sekufu manusia penuh nista
Tak lagi pantas tangis kau lantunkan
Pada pendengaran keras penuh arogansi
Cukuplah peluh, airmata, hingga darah kau kucurkan
Bersama lara kidung jiwa, kau tenang menutup usia ....

Mujahid berpena
23-3-2017

Larik-larik SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang