Why?

725 104 25
                                    

Note

Bagian tercetak miring adalah flashback.

-0-

Daun Maple akhirnya mulai menguning dan berjatuhan satu per satu. Suasana diawal musim gugur sangat menenangkan juga penuh kehangatan juga kenangan. Kim Taehyung berdiri di tengah guguran daun maple berlatar belakang langit senja dengan warna senada.

Dari tempatnya berpijak dia bisa merasakan semilir angin sejuk meraba tengkuk dan menerbangkan helaian poni tipisnya. Sebenarnya cuaca cukup dingin saat ini, tapi Taehyung tidak peduli. Taehyung merindukan mereka dan disinilah dia bisa mengurangi rasa rindu itu. Berbekal mantel windrunner berwarna coklat terang miliknya, Taehyung mengunjungi Namsan Park yang letaknya masih berkilo - kilo meter dari rumahnya.

Setelah 20 menit perjalanan, 5 menit berjalan kaki dari rumah; 15 menit menggunakan bus dengan 9 pemberhentian, Taehyung akhirnya sampai.

Dulu waktu masih di Junior High School, dia sering sekali kemari bersama dua orang yang begitu berarti baginya. Jeon Jungkook dan Park Jimin. Bermula dari perkenalan saat disekolah dasar akhirnya mereka menjadi dekat. Sangat dekat bahkan.

Jimin dan Jungkook akan selalu mengikuti kemana Taehyung melangkah, membagi kotak bekal bersama, membeli mainan juga es krim, dan hal - hal kecil lain yang begitu manis.

Taehyung juga tidak lupa pernah diperlakukan manis oleh keduanya, sikap protektif mereka, bahkan sifat mesum mereka, jujur saja bahkan mereka berani mencium Taehyung dibibir saat masih berusia 13.

Ingatan - ingatan manis itu membuat Taehyung tanpa sadar terkekeh, kakinya melangkah perlahan menyusuri taman dengan kedua tangan dimasukkan kedalam mantelnya.

"Kau tahu, Tae. Aku akan bersekolah di Busan setelah lulus nanti." Ujar Jimin sendu, "Halmoni meminta keluargaku untuk tinggal disana." Taehyung dan Jungkook terdiam mendengar ucapan Jimin. Meski Jungkook dan Jimin adalah rival untuk mendapatkan Taehyung, tetapi Jungkook juga mengakui bahwa Jimin adalah sosok yang penyayang dan lembut.

Rival yang sangat berat untuk Jimin, karena meski Jungkook ada tipe straightforward dan cenderung bergerak sesuai hatinya untuk mendapatkan Taehyung, namun Jimin selalu bisa menciptakan senyum dibibir Taehyung apapun keadaannya. Dia selalu memperlakukan Taehyung dengan manis dan penuh kehati-hatian.

Dan Jungkook sama terperanjatnya dengan Taehyung saat mendengar berita ini.

"Kau.. kau akan pergi?" Taehyung terhenti dari langkahnya.

Sedang Jungkook yang berjalan dibelakang Jimin dan Taehyung juga memilih berhenti daripada harus menabrak punggung Taehyung dan melukainya.

Jimin yang sudah tahu bila akan menjadi seperti ini, memantapkan hatinya untuk menoleh dan memberi senyum cerah untuk membalas pertanyaan Taehyung. Dengan pelan Jimin berbalik dan merengkuh Taehyung dalam pelukannya.

Jimin tidak sanggup berlama - lama membohongi Taehyung dengan muka sok kuat, dengan kenyataan bahwa dia juga tidak rela, dia tidak bahagia dengan keputusan itu. Tapi Jimin sadar satu hal, jika Ia meninggalkan Taehyung dengan tangis maka Ia akan menjadi pria brengsek karena membuat Taehyung menangis lebih keras darinya.

"Lagi pula, kau belum bisa memilih antara aku juga Jungkook bukan!" Gerutu Jimin main - main setelah melepas pelukannya.

Mengundang tawa tipis di bibir Taehyung, juga kekehan kecil dari Jungkook.

"Benar! Kau harus memilih salah satu dari kita, Tae!" Jungkook ikut menimpali sembari mengalungkan tangannya di bahu Taehyung dari belakang.

TrustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang