[1] Ternyata ✔

Starting Point

SON SEUNGWAN. Gadis bernama Wendy ini benar-benar mengagumi sosok kakak kelas yang berperan sebagai rapper dalam sebuah group yang cukup ternama di sekolahnya. Siapa lagi kalau bukan pria berkulit pucat bernama Min Yoongi.

Cuma kagum aja, ya.

Mengingat sikapnya yang begitu dingin, mungkin teman-teman Wendy harus berpikir dua kali—atau bahkan berulang kali—untuk mengagumi sosok Yoongi. Raut wajahnya yang teramat datar itu membuat gadis mana pun yang ingin menghampirinya langsung mengubur niat dalam-dalam. Mirisnya, hal tersebut tidak berlaku untuk Wendy. Menurutnya, Yoongi tidak pernah terlihat datar ataupun dingin. Terlebih lagi, Wendy bisa menyimpulkan bahwa Yoongi adalah seseorang dengan pribadi yang ceria, serta memiliki senyum mematikan yang dapat membuat para perempuan seusianya jatuh pingsan di tempat.

Namun, ada satu hal yang belum disadari oleh Wendy sejak pertama kali mengenal Yoongi, yaitu tentang Min Suga. Pria yang selalu mengiriminya pesan hampir setiap hari. Pria yang secara tidak langsung memprovokasi hati Wendy untuk segera berpaling dari sesuatu yang tidak pasti.

Aduh, bagaimana ini?

MIN YOONGI. Seorang pria yang namanya terdapat pada kategori jejeran pria tampan di SMA Antariksa, juga termasuk bagian dari grup yang cukup terkenal karena para anggotanya merupakan anak-anak kece dengan segudang bakat. Ya, dia adalah Min Suga atau Min Yoongi.

Apa motivasinya mempunyai dua panggilan berbeda? Jawabannya simple. Ia mendedikasikan sapaan "Yoongi" hanya untuk orang-orang pilihannya.

Tak pernah terbesit di dalam pikiran para siswi di sekolahnya bahwa Suga akan memiliki ketertarikan, atau bahkan rasa yang lebih dengan lawan jenisnya, karena hampir semua orang tau bahwa Suga tidak mungkin menyia-nyiakan waktunya hanya sekadar untuk memperjuangkan sesuatu yang belum tentu akan menjadi miliknya.

Akan tetapi, dugaan mereka salah. Salah besar.

Semuanya berawal saat pergantian tahun ajaran di mana sekolah menerima para murid baru. Atensinya seketika teralihkan kala menangkap sesosok gadis berkuncir satu tengah memperkenalkan diri di hadapan sejumlah kakak pembimbing. Cuma murid baru dengan tatanan penampilan sederhana, namun sukses mengunci pandangan Suga dalam sekejap.

Sejak itu, Suga tak henti-hentinya mengubek informasi tentang dia. Dia yang dicari-carinya selama ini setelah menghilang begitu saja bak ditelan samudra. Dia lenyap. Dia pergi di saat Suga memilih bertahan.

Walau telah berhasil melewati satu titik, Suga belum mampu melalui titik selanjutnya, hingga ia tiba pada suatu titik yang memaksanya untuk menyerah. Bukan tanpa alasan. Keraguan tersebut muncul mengingat sampai saat itu, Suga masih belum mengetahui rupa wajah Seungwan karena pertemuan mereka—dari kejauhan—sudah berakhir lama.

Entah bagaimana cara kasino takdir berkehendak, tiba-tiba Suga mendapati seorang perempuan yang menenangkan pandangan, menyejukkan hati, dan menentramkan jiwa tiap kali keduanya bertemu. Gadis bernama Wendy sukses meluluhkan perasaan Suga untuk melawan dorongan egonya yang masih menantikan kehadiran Seungwan.

Betapa cepatnya waktu bergulir, siang dan malam silih berganti tanpa disadari, berputar terus tanpa henti merenggut hari-hari. Bulan demi bulan terus berlalu seakan bagai mimpi. Perasaannya bergelut tanpa henti, kembali mempermasalahkan posisi kedua gadis ini. Apakah ia harus mempertahankan rasa terhadap Seungwan—yang bahkan sampai detik ini belum diketahui bagaimana parasnya—atau justru memperbesar benih cinta yang telah Wendy tanamkan, lalu menerima keeksistensinya di waktu yang akan datang.

Wendy menyukai Yoongi, Suga menyukai Seungwan.

This book contains much harsh words, cute-shy-cheesy content, innocent love story, and melodrama.

Blurb ini hanya gambaran sebelum tokoh bertemu; tidak menjelaskan isi cerita secara keseluruhan/garis besar.

Tahun cerita: 2017
Latar: Korea Selatan (rasa Indonesia)
Bahasa: Indonesia (non/semibaku)