Assalamu'alaikum
Selamat menikmati 😊
***
Aniq mengulurkan kedua tangannya pada kerah baju Azzam-suaminya- untuk merapiakan sekaligus memasangkan dasi. Setelah acara pemasang dasi selesai, mereka akan turun ke bawah dan makan sarapan bersama dengan diselengi perbincangan ringan. Kegiatan ini sudah menjadi kebiasaan mereka, bahkan menurut Aniq dan Azzam jika tidak melakukan hal ini seperti taman tanpa bunga. Sungguh menggelikan.
"Sayang, hari ini aku tidak bisa menjemputmu kuliah karena ada kasus cukup berat yang harus ku selesaikan. Maaf yaa"
"Tidak papa mas, berarti aku boleh mengendari mobil kan?" tanya Aniq dengan mata berbinar tanda antusias.
"Tidak."
"Oh ayolah mas, aku kan bukan anak kecil.." rengek Aniq.
"Tidak."
Aniq heran dengan sikap suaminya beberapa hari ini, apapun yang ia lakukan pasti dijawab 'tidak' oleh suami tercintanya itu walaupun diperbolehkan pergi ia harus memenuhi beberapa syarat yang menurutnya sedikit berlebihan. Misalkan kejadian sewaktu kemarin, Aniq berencana membeli buku di mall untuk tugas praktikumnya. Pada awalnya Azzam tentu saja menjawab 'tidak', tetapi dengan kerja keras seribu alasan Aniq akhirnya Azzam luluh juga dan memperbolehkan Aniq untuk pergi kecuali dengan satu syarat yaitu ia harus diberi pengawalan yang ketat oleh body guard yang sudah di sewa Azzam. Tentu saja body guard-nya itu perempuan, pastinya Azzam tak ingin membiarkan istrinya itu berduaan dengan seorang lelaki.
Melihat Aniq yang sudah bermuka masam membuat Azzam menghela napas. Ia pun mengulurkan tangan kanannya untuk mengusap pipi halus Aniq.
"Sayang, maafkan aku. Aku hanya tak ingin kamu terluka, kamu tau kan kalau aku ini...."
"salah satu orang yang berperan penting di negara. Yaa aku tau," ujar Aniq memotong Azzam yang sedang berbicara.
"Tapi masih ada hal yang mengganjal tentang itu mas."
"Hm? Apa itu sayang?"
"Kalau memang mas adalah orang penting di negara... Lalu kenapa aku tak pernah melihatmu di televisi atau berita-berita?"
Azzam menggaruk belakang lehernya yang sebenarnya tak gatal. Ia bingung ingin menjelaskan kepada Aniq bagaimana keadaan dan pekerjaannya sekarang.
"Hmm karena aku spesial sayang," jawab Azzam memajukan badannya lalu mencium tepat di bibir Aniq sekilas.
"M-mas?!" Aniq menutup bibirnya dengan tangan kanan sembari memalingkan wajahnya agar suaminya itu tak melihat kalau wajahnya sudah berubah merah semerah tomat.
"Kamu sangat manis saat malu seperti itu," ujar Azzam sembari terkekeh.
"A-ayo mas berangkat. N-nanti kamu terlambat."
Aniq langsung berdiri dari tempat duduknya lalu mendorong punggung Azzam menuju pintu. Azzam tertawa melihat tingkah istrinya yang sungguh menggemaskan ini.
"Haha tak perlu kamu mendorong mas seperti ini. Iya iya mas berangkat haha."
"Uuh."
Aniq menggambil tangan kanan Azzam lalu menciumnya sembari berucap basmalah. Setelah itu dilanjutkan dengan Azzam mencium kening Aniq lumayan lama.
"Maass."
"Maaf sayang, nanti aku akan sangat merindukanmu. Yasudah mas berangkat ya. Assalamu'alaikum."
Secepat kilat Azzam mencium bibir Aniq lalu berbalik menuju mobilnya yang sudah ada di depan.
"Wa'alaikumsalam uuh mas."
Aniq tetap bersidiri di depan pintu sembari tersenyum menunggu kepergian Azzam. Setelah Azzam pergi, Aniq pun masuk kedalam rumahnya.
Tanpa mereka sadari sepasang mata yang tajam sedang melihat kegiatan mereka.
"Tunggu pembalasanku Azzam."
TBC
Alhamdulillah
Akhirnya bab 1 selesaiSampai jumpa di bab selanjutnya
Assalamu'alaikum 😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
My Police Husband
SpiritualMemiliki suami seorang polisi. Pasti sangat menyenangkan, selalu dijaga, diawasi dan tentu saja disayangi. Itulah yang terjadi pada Aniq Cahya Dewi atau biasa dipanggil Aniq. Memang tidak semuanya menyenangkan, tetapi Allah SWT selalu ada untuk me...