KETEGUHAN

44 0 0
                                    



Kenalin nama ku "willy hearthson themazmur sianturi", orangnya gak terlalu ganteng-ganteng amat, perekonomian pas pasan, aku tinggal di salah satu perkampungan yang tidak terlalu terbelakang dan tidak terlalu maju hehehe, "Kasih" merupakan hal terindah di ,masa muda dimana anda semua merasakan kehangatan dan kenyamanan yang tiada taranya, kita gak usah membicarakan kasih orang tua kita, yang pastinya itu sangat besar pada kita oke?. Aku tinggal sama kakek-nenek ku, ortu ku sudah lama pisah, dan aku tinggal sama kakek dari bapak ku, Bapakku merantau ke pulau jawa untuk mencari sedikit rezeki Aku tadinya anak satu-satunya, dan "nantinya total adikku ada 2+1"

Aku sekolah disalah satu sekolah dasar yang tidak terlalu maju namanya sekolah di perkampungan ya gitu deh, dimana pertama masuk sekolah itu guru nya sampai di paksa sama kakek ku agar aku di terima di sekolah itu, guru dan kekek ku berselisih karena umur ku yang masih 5 tahun sudah di paksa masuk sekolah, dan itu keinginan ku, habisnya dimasa itu gak ada lagi yang seumuran sama ku untuk diajak main, yang seumuran sama ku sudah diajak ke sawah, ya terpaksa aku minta agar bersekolah lebih dahulu.

Di pagi hari yang sedikit mendung, kakek ku pergi ke SD untuk medaftarin aku sekolah di SDN 106225, pada pagi itu kakek ku menunggu-nunggu sampai gilirannya selesai mengisi data formulir, dan terjadilah perbincangan antara kekek ku sama salah satu guru yang membidangi penerimaan siswa/i baru.

"Selamat pagi pak." sapa ibu bagian Tata Usaha

"Selamat pagi bu." balas kakek ku sambil sedikit menunduk agar telihat sopan saja.

"Ini pak, sepertinya anak bapak belum cukup umur untuk dapat bersekolah di sini, minimal umur untuk bersekolah di sini itu harus 6 tahun keatas pak." Sedikit arahan dari Ibu itu, tapi masih memberikan senyuman hangat sama kakek ku.

"Oh iya ndak apa-apa toh bu, lagian cucu saya kepingin bersekolah lho bu, masa dia mau bersekolah ibu mengghalangin anak untuk menuntut ilmu?" Alasan kakek ku. Ya walaupun kakek gue ini adalah seorang kepala sekolah di SD yang lain yang letaknya lebih jauh dari rumah.

"Oh cucu kakek toh yang mau sekolah, tapi tetap gak bisa kek" Jawab ibu guru untuk menolak aku bersekolah di situ.

"Ayolah Bu, ini keinginan anak kecil lho Bu" Jawab kakek ku masih tetap mempertahankan aku agar sekolah di situ.

"Tetap gak bisa Pak, ini sudah aturan pak." Tegas Ibu guru menolak saya bersekolah.

Akhirnya si kakek pulang dari sekolah itu sambil naik sepeda yang sering ia pakai untuk kemana-mana, setibanya dirumah dia biasa biasa aja, memang, dia gak member tau aku kalau dia ingin mendaftarin aku sekolah, huft rahasia si kakek.

Hari-hari seperti biasa kujalani, main sendirian di halaman, karena anak anak yang lain sibuk di sawah dan sebagiannya lagi bersekolah, sedangkan nenek ku berada di sawah, aku bermain-bermain dan bermain, hanya dengan mengandalkan imajinasi, aku merubah botol minuman menjadi robot, dan tiba tiba dapat berubah jadi mobil mobilan, dengan sedikit sentuhan memenyokkan botol pelastik tersebut, aku bermain seadanya dengan menggunakan barang barang yang ada itu semua dapat menjadi mainan yang sangat berharga buat ku, habis bermain dengan botol tiba tiba aku menabrak batu, dan imajinasiku berkembang dan menjadikan batu tersebut menjadi becak motor, brum brum brum ocehan dari mulutku selama aku bermain di halaman rumahku, dan ketika aku sedikit capek ditambah panasnya siang hari yang memberikan efek panas selama aku bermain tadi, dan akupun merasa kehausan memaksakan aku untuk pergi ke dapur untuk mengambil setuguk air minum, gluk gluk gluk sampai air minumnya udah habis segelas, aku berjalan untuk kembali bermain lagi tapi sepertinya ada yang kurang deh,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 27, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gak Jelas Lu!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang