Seoul-
"Kau kenapa lagi Ten? "
Kim Doyoung,lelaki bergigi kelinci itu mendekati lelaki berwajah masam yang tengah duduk pada sebuah sofa berwarna merah yang terlihat sedikit usang dengan tempelan kain bewarna-warni di setiap sudut sofa itu.
Sebuah ruangan yang cukup besar dengan perabotan seadanya, sofa, tv, speaker, DVD, AC, lemari pendingin, dan beberapa barang-barang hiasan khas remaja pada zamannya, membuat ruangan itu terlihat cukup layak disebut 'basecamp' bagi siswa sekolah menengah atas yang cukup tampan bak pangeran dari didunia dongeng.
Oh! Jangan mengira barang-barang itu hasil curian, mereka dapat membelinya dengan uang yang mereka minta dari orang tua mereka yang rata-rata pejabat.Merasa tak digubris panggilannya, lelaki berwajah kelinci itu menepuk pundak temannya yang kini menatap arah depan dengan tatapan kosong sembari mulutnya komat-kamit tak jelas,bak mbah dukun yang tengah baca mantra.
"Kali ini hantu dari negara mana yang merasuki mu Ten??" ulangnya kini dengan nada yang sedikit keras, karena perasaan doyoung tak enak melihat teman seperjuangannya bertingkah aneh seperti tengah kesurupan.
Ten akhirnya menatap doyoung dengan puppy eyes nya yang membuat doyoung menyesal bertanya masalah yang tengah dihadapi temannya itu.
"Ayah dan ibuku... " ucap ten menggantung dan menundukan kepalanya.
Doyoung bernafas lega ketika kepala milik Ten menunduk, setidaknya ia tak melihat wajah mengerikan sahabatnya itu ketika bertingkah sok imut.
"Tidak memberi uang jajan lagi?" itu kata doyoung, karena menurutnya jika Ten sudah bertingkah seperti ini sudah pasti dia tidak diberi uang jajan yang artinya sama saja Ten tidak bisa belanja baju di mall kesayangannya,Namun tebakan Doyoung kali ini salah, Ten dengan lemas menggelengkan kepalanya dengan lemas dan kembali menatap Doyoung dengan aegyonya.
"La.. Lalu" ingin sekali Doyoung melempar sesuatu diwajah Ten."Itu jauh lebih buruk young, Kartu ATM ku, motor kesayanganku, bahkan handphone ku juga disita semua oleh mereka" jelas Ten dengan wajah sedihnya ketika mengingat kejadian pagi tadi.
"Kau berbuat kesalahan?"
Ten dan Doyoung menoleh bersama-sama ketika mendengar suara khas itu, sosok lelaki tampan dengan lesung pipi di wajahnya, Jung Jaehyun.
Ten menyenderkan tubuhnya, "hanya kesalahan kecil"
"Kesalahan kecil?" Doyoung dan Jaehyun saling bertatapan
Ten mengangguk "kau tau kan aku akhir-akhir ini sering kepanasan saat pulang sekolah,jadi aku putuskan untuk belajar mengemudi mobil ayah dihalaman depan rumah" ten menjeda perkataan nya kemudian memandang satu persatu wajah kedua sahabatnya itu.
"Sungguh aku tak sengaja menabrak pot bunga kesayangan ibuku yang ia beli di Amerika,dan juga bukan kemauanku untuk membuat lecet pada mobil ayahku"
"Dan tak sengaja juga menabrak motor milik tern hehe" ucapnya diakhiri dengan senyuman tak bersalahnya.
"Dan kau bilang itu kesalahan kecil Ten?" Doyoung mengerutkan dahinya,dan Jaehyun bahkan hampir saja membentur-benturkan kepalanya tapi ia tak mau masuk rumah sakit hanya karena kebodohan temannya itu.
"Tentu saja,kan motor dan mobil bisa di bawa kebengkel kan? Dan pot bunga kesayangan ibuku pasti juga ada di pasar loak" bantah ten
"Astaga Hyung! Jika aku menjadi ayahmu aku juga akan melakukan hal yang dilakukan oleh ayahmu hyung"
Ucap Jaehyun sedikit berteriak."Dan Ten! Jika aku jadi ibumu sudah pasti kau kusuruh bekerja setiap detik dan mengumpulkan uang untuk ganti pot kesayangan itu!" itu kata doyoung yang tak kalah kesalnya dari Jaehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Fallin With You
Fanfictionmereka berasal dari tempat yang sama, dan bertemu ditempat yang sama , namun dengan cerita yang berbeda.. TaeyongxTen