Sleep, Right Now!

942 170 10
                                    

Jungkook menggigit pelan bibir bagian bawahnya. Berpikir tentang apa yang harus dilakukannya saat ini. Tapi terlepas dari itu, Jungkook kesal juga. Kekasihnya luar biasa keras kepala.

Di hadapannya, dari tempat ia berdiri saat ini, Jungkook melihat kekasihnya sedang memijit kedua pelipisnya sambil bibirnya sesekali meringis. Sudah dikatakan kalau kekasihnya itu sangat-sangat keras kepala. Tidak henti-hentinya Jungkook meminta sang kekasih untuk berhenti berurusan dengan laptop sialan itu, tapi Jungkook merasa kalah telak begitu mendapati Taehyung hanya tersenyum dan berkata, "nanti saja". Itu tiga puluh lima menit yang lalu. Tepatnya saat jarum pendek jam di dinding ruang bersantai menunjukan angka sebelas.

Merasa tidak mau terus mengalah, Jungkook berjalan mendekat, menjauhi kusen pintu yang tadi sempat ia gunakan untuk bersandar. Kekasihnya itu sudah keterlaluan. Lama-lama Jungkook mengutuk pekerjaan sang kekasih yang menyita waktu istirahatnya.

"Ah, Jungkook! Kau belum tidur, heum?" Taehyung cepat-cepat menyapa sang kekasih dan memberikan tatapan selembut mungkin. Menutupi hatinya yang meringis waspada.

Jungkook berdehem sebelum akhirnya mendudukkan pantatnya di meja, tepat di samping laptop Taehyung yang masih menyala. "Kau yang membuatku terjaga, Hyung," katanya dengan nada santai. Jemarinya mengetuk meja dengan irama random.

Pelan-pelan, Jungkook ingin menghancurkan konsentrasi kekasihnya. Bolehkah Jungkook tertawa? Melihat sang kekasih yang terlihat mulai bingung harus mengetikkan apa. Terlihat sekali jemarinya sudah mulai sering berhenti. Membuat Jungkook diam-diam mengulum bibirnya.

"Kau membuat konsentrasiku buyar, Kook!" Kesal Taehyung. Mendapati otaknya sudah kehilangan fokus membuatnya mengerang kesal, dalam hati. Salahkan Jungkook dengan segala caranya.

Jungkook mengernyit, "aku hanya duduk, apa salahnya?" Tanya Jungkook tak mau kalah.

"Salahnya kau duduk di situ. Aku jadi tidak tahu harus melihat kemana untuk mendapat inspirasi." Taehyung mengucap dengan gemas. Juga kesal.

"Lalu masalahnya?"

"Karena pikiranku langsung kosong setiap melihatmu, Sialan!"

Jungkook tertawa melihat kekasihnya tampak begitu frustasi. "Kau hanya melihat perutku, Hyung."


Taehyung mendongak dan menatap Jungkook garang, "perut sialanmu itu juga bagian dari dirimu, Jeon!" Taehyung merasa bukan hanya konsentrasinya saja yang buyar-atau sekarang sudah menghilang, tapi mood mengetiknya ikut serta mengudara.

"Begitukah?" Tanya Jungkook jenaka, "baiklah, aku akan ke luar kalau begitu. Lanjutkan saja. Aku mengantuk." Lanjutnya sambil melompat turun dari meja.

Yang menjadi pertanyaan Taehyung, "kalau mengantuk kenapa malah ke luar?"

Begitu usai mengecup bibir kekasihnya, Jungkook berjalan mendekati pintu, "aku akan kembali dalam waktu tujuh menit untuk membawakanmu segelas susu. Paling tidak kau harus menjaga kesehatanmu."

Apa-apaan itu?

Sekali lagi, dengan segala caranya, Jungkook bisa membuat Taehyung yang tadi sempat diserang gemuruh kekesalan, kini tampak tercengang sambil jemarinya menyentuh bibir. Boleh dikatakan, jantung Taehyung seperti usai diajak berlari terburu-buru. Berdetak lebih cepat dua kali daripada seharusnya.

"Aish-" telapak tangan mendarat di kening, "bocah itu benar-benar..."

Begitu konsentrasi dan insiprasi ia dapatkan kembali, Taehyung mulai melanjutkan kalimat yang tadi belum terselesaikan. Disusul dengan kalimat selanjutnya dan selanjutnya. Lalu sebuah paragraf baru terbentuk. Menjadi sebuah narasi yang menurutnya pantas disebut sebagai narasi.

Sleep, Right Now!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang