PROLOG

31 11 0
                                    

''Aku ingin normal seperti manusia biasa pada umumnya.''

Itulah kalimat yang selalu diteriakkan oleh batinku sendiri. Kalimat yang selalu menyiksa raga ini. Tak membiarkan diri dan jiwa tenang barang sedetik. Selalu mengusik masuk ke dalam pikiran.

Setiap hari, selalu 'ku temukan makhluk hidup di sekitar tidak berkutik se-inchi pun dari tempatnya. Menyisakan aku yang bergerak normal tanpa hambatan. Tidak. Kecuali mereka. Mereka terbang berseliweran dan tanpa sengaja menjatuhkan bulu hitam manisnya. Tatapan yang sulit diartikan terlihat dari mata merah-nya.

Tajam tapi indah--menurutku.

Mereka selalu hadir di saat aku seorang diri (bergerak). Menemani kesunyian dengan suara koakan indah-nya. Tak khayal, satu-dua mendekatiku tanpa ragu. Mereka seperti ingin menunjukkan betapa akrab hubungannya dengan aku, seolah disini akulah Tuan atas mereka.

Setelah urusannya selesai, mereka terbang pergi, meninggalkanku diantara roda dunia yang berhenti. Terbang mengarah tepat di langit atas kepala 'ku kemudian menghilang menyisakan sehelai bulu hitam gelap nan pekat.

Bersamaan, makhluk hidup di sekitarku kembali bergerak dan menjalani kesibukkannya masing-masing tanpa menyadari sesuatu hal yang diluar nalar manusia telah terjadi. Hal yang benar-benar gila barusan saja terjadi. Atau mungkin aku yang sudah gila?

Argh!

Selalu saja ada pikiran negatif yang menggangguku. Ataukah ini pikiran positif?

Aku tidak tahu karena bagimu, mungkin, ini semua tidak nyata dan sampai kiamat pun, kalian pasti bertekad untuk tidak mempercayai hal ini. Dan pikiran itu juga sempat bersarang di otak 'ku. Namun, aku sadar bahwa hal ini tidak bisa terbantahkan. Tak ada penolakan dalam menerima. Itu berarti mau tidak mau, tetap terima.

Pemaksaan? Mau bagaimana lagi?

Melawan? Sudah aku coba dengan berbagai cara tapi selalu tidak berhasil.

Inilah kisahku.

Kisah dengan awal menyedihkan dan akhir tanpa batas.

Bagaimana cara menikmatinya? Duduk saja di sofa atau kursi nyaman kalian, jangan lupa sediakan snack dan minuman--karena aku yakin ini akan sedikit membosankan. Lalu lakukan dengan seksama.

Tetapi sebelum itu, tidak enak bukan, jika bercerita tanpa perkenalan?

Beberapa orang menyebutku sebagai seorang Stopper tetapi, aku lebih setuju menyebut diriku sebagai Hupa.

🌺🌺🌺

Bersambung⬇⬇

A/N : Maaf, saya baru bisa meng-update prolog. Untuk chapter selanjutnya masih menunggu kepastian dan waktu yang tepat bagi saya. Jadi up to you yang ingin mengabaikan atau setia menanti kisah ini. Sekali lagi, maaf🙇

><><><><><><><><><><><><><><><><>

Published : 15.07.2017

PauseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang