Budaya Tana Toraja, warisan budaya dunia

3.4K 4 2
                                    

Budaya Tana Toraja merupakan warisan budaya dunia ribuan tahun yang lalu , yang masih ada dan tetap dilestarikan serta menjadikan Tana Toraja sebagai obyek wisata Indonesia Timur khususnya di Sulawesi selatan terbanyak dikunjungi Wisman , bahkan sebagai Obyek Wisata Budaya Dunia.

Budaya Tana Toraja memiliki kekhasan dan keunikan dalam tradisi upacara pemakaman yang biasa disebut Rambu Solo. Di Tana Toraja mayat tidak di kubur melainkan diletakan di Tongkanan untuk beberapa waktu. Jangka waktu peletakan ini bisa lebih dari 10 tahun sampai keluarganya memiliki cukup uang untuk melaksanakan upacara yang pantas bagi si mayit. Setelah upacara, mayatnya dibawa ke peristirahatan terakhir di dalam Goa atau dinding gunung. Tengkorak-tengkorak itu menunjukan pada kita bahwa mayat itu tidak dikuburkan tapi hanya diletakan di batuan, atau dibawahnya, atau di dalam lubang

Tana Toraja memiliki kekayaan budaya warisan leluhur yang tidak akan dijumpai di belahan bumi lain selain di Tana Toraja.

Kuburan Bayi Kambira, Londa, Kete Ke'su, Batutumonga, Lemo Buntang, Bori, Lo'ko Mata, Perkampungan Buntao, Nanggala, Marante, Pekampungan Seni Ukir, arum jeram di Sungai Sa'dan, dusun Patane dan keragaman budaya upacara kematian (rambu solo) dan pesta syukuran (rambu tuka), Silaga Tedong atau pun atraksi Sisemba (adu kaki).

Rumah Adat Tongkonan

Rumah adat ini bernama Tongkonan. Atapnya terbuat dari daun nipa atau daun kelapa dan dapat bertahan sampai puluhan tahun. Tongkonan juga memiliki strata sesuai derajat kebangsawanan masyarakat (strata emas, perunggu, besi, dan kuningan).

MISTIS. kesan yang seketika mencuat saat melongok ke dalam tongkonan tua yang gelap . Jenazah yang disemayamkan di dalam tongkonan selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, diatas balai-balai setinggi pinggang di sudut ruang dalam tongkonan.

Di ruang situ jenazah disimpan menunggu acara pemakaman.

Upacara Adat

Ritual upacara adat seperti "Rambu Solo" (upacara kematian) dan "Rambu Tuka" (upacara syukuran) merupakan momen yang khas dan sangat menarik. Selain itu, dikenal juga upacara Ma'nene'

Seni dan Budaya Kabupaten Tana Toraja ini ,kegiatan upacara adat selalu ada di setiap kecamatan, namun waktu tepatnya memang tidak menentu. Karena upacara tersebut melibatkan seluruh keluarga, biasanya diselenggarakan di hari libur, agar seluruh keluarga bisa berkumpul.

Rambu Solo', yaitu upacara adat memakamkan leluhur dengan acara Sapu Randanan, dan Tombi Saratu'. dan upacara Rambu Tuka'.

Upacara Rambu Tuka' dan Rambu Solo' diiringi dengan seni tari dan musik khas Toraja selama berhari-hari.

Rambu Tuka' adalah upacara memasuki rumah adat baru yang disebut Tongkonan atau rumah yang selesai direnovasi satu kali dalam 50 atau 60 tahun. Upacara ini dikenal juga dengan nama Ma'Bua', Meroek, atau Mangrara Banua Sura'.

Upacara Rambu Solo' sepintas seperti pesta besar. Padahal, merupakan prosesi pemakaman. Dalam adat Tana Toraja, keluarga yang ditinggal wajib menggelar pesta sebagai tanda penghormatan terakhir kepada yang telah meninggal. Orang yang meninggal dianggap sebagai orang sakit sehingga harus dirawat dan diperlakukan layaknya orang hidup, seperti menemaninya, menyediakan makanan, dan minuman, serta rokok atau sirih.

Tidak hanya ritual adat yang dijumpai dalam upacara Rambu Solo'. Berbagai kegiatan budaya menarik pun ikut dipertontonkan, antara lain Mapasilaga Tedong (adu kerbau) dan Sisemba (adu kaki).

Upacara pemakaman pada satu keluarga dilaksanakan tergantung waktu dan kesempatan , jadi kemungkinan ada 2-3 keluarga yang telah meninggal baru dilaksanakan.

Namun, persiapannya sudah dilakukan sejak awal , di antaranya pembangunan makam yang menelan dana ratusan juta, termasuk bangunan lantang (rumah sementara yang terbuat dari bambu dan kayu) yang diberi nomor.

NusantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang