Wanita Tua

51 3 0
                                        

Bagaimana jika aku bercerita tentang seorang wanita tua?  Sebut saja "Nenek" :')

Aku adalah seorang remaja kelas 3 Smp. Saat aku berumur 10 tahun. Orang tuaku bercerai,dan hidupku menjadi tak karuan. Aku tinggal bersama ayahku saat itu, ketika ibuku pergi ntah kemana. Sebenarnya aku tidak suka jika harus tinggal bersama ayahku, kau tau lah bagaimana seorang ayah bisa mengurus seorang anak perempuan, Jika mengurus dirinya saja tidak bisa. Tapi coba kau pikir, aku tidak punya pilihan. Aku hanyalah seorang bocah yang hanya mengikuti alur takdir seperti hanyut dalam sungai yang mengalir.

Semakin lama ayahku mencampakan ku. Dya lebih suka menggunakan uang nya untuk santapan minuman keras harian nya dibandingkan diriku. Saat itulah aku pergi dan tinggal bersama nenek dari ayahku. Sama hal nya dengan ayahku, nenek yang awalnya bersikap manis padaku berubah seperti serigala yang kelaparan. Aku akhirnya pergi layaknya manusia purba yang tidak memiliki tempat tinggal.
Aku tinggal bersama nenek dari ibuku, karna ayah dan ibuku sudah menikah dengan orang yang mereka cintai.

Suatu hari nenek ku memarahi ku ntah karena apa.

"Dasar!  Kamu itu kurang didikan,  kurang perhatian, tinggal disana sini. Jadi tidak jelas tingkah lakunya, ngikut disana sini. Tinggal disana sini semaunya. Tidak berguna! "
Sesumbarnya padaku.

Sontak fikiranku terasa hancur. Jangan tanya tentang hidupku lagi!  Aku terlunta lunta. Aku merasa frustasi dengan hidupku. Akhirnya aku pergi selama setahun dan kembali kerumah ibuku. Aku merindukan nya. Tapi apa kau tau?  Saat itu ibuku tinggal dengan mertua nya.

Masih terbalut jelas dipikiranku bagaimana nenek sihir tua itu juga memarahiku. Hanya karna sebuah gelas yang melesat jatuh dari tanganku. Bahkan selama aku tinggal dirumah itu, aku tidak pernah ditanyai nya sepatah katapun. Dan itu membuatku tidak nyaman.

Hingga suatu ketika aku tidak mampu memendam amarahku.
Kuraih pisau dapur yang biasa dipakai ibuku memasak.
Kuseret tubuh mungil tanpa daging itu menuju loteng rumahku.

Perlahan ku sayat leher nya, darah mengalir deras dari nadinya. Kau tau? Aku sangat bersemangat melakukan hal ini. Amarahku meliar,  bagai sang kucing yang spontan berubah jadi singa.

Ku lontarkan seuntai kata padanya
"Bagaimana nenek?  Apa kau menyukainya?
Nenek… kau tau?  Nasib telah membuatmu seperti ini. kau… yang mengubahku menjadi monster " deru ku menyeringai sadis.

Kulihat tangan nya merangkak meraih kaki sebuah kursi di samping ia tergeletak.

Krak!! 

"Argghhhhhh…!"

Tanganku melesatkan pisau dengan cepat di sela sela nadi yang terbalut kulit kriput milik wanita tua itu.

"Ku rasa kau harus lebih pintar lagi nenek ku sayang."

Ku ambil sebuah gunting kecil dari kotak berukuran sedang.
Dan perlahan, ku arahkan gunting kecil itu ke bagian wajah kriput nya.
Kusayat perlahan namun menyakitkan. Tubuhnya meronta ronta kesakitan.suara parau terdengar dari bibirnya yang kaku. 

"Hehe… ╮(╯◇╰)╭
Hei wanita tua… jangan terlalu banyak bergerak, bergerak hanya  akan mempersingkat waktu hidupmu. Cobalah untuk tertidur. Jika kamu membuka matamu,  maka hidupmu akan berakhir… berjuanglah melawanku, hingga matahari terbit."
Bisik ku perlahan, sambil menyeringai padanya.

Dya tidak menuruti kata kataku dan hanya membelalakan matanya dengan mulut menganga dan nafas tersengal sengal.

##

    Setelah beberapa hari. Aku yang memasak makanan untuk sarapan pagi keluargaku.

    "Bu aku sudah memasak, silahkan makan!" jeritku dari dapur.

Tak lama mereka turun dan kami pun makan bersama.
Ibu dan ayah tiriku hanya terheran heran, dari mana aku mendapatkan daging dan darah goreng yang lezat ini.
Aku hanya menjawab…

Itu hanya kebetulan, aku mendapatkan nya dari seseorang yang baik sekali… :D

Hei… apa kau ingin mencicipinya juga?

SHORT HOROR STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang