Angan

19 6 1
                                    

Aku tersenyum, dunia meluruh
Semesta tak pernah menunduk
di hadapanku
Bintang-bintang gugur
di pelukku

Ada tawamu,
yang mengembang di angkasa,
membakar jiwa
hingga jadi abu di bintang utama,
membawa kasih melebihi konstelasi dewata,
yang mungkin dusta
di hadapan realita

Kilau matamu,
dan segala tentangmu,
yang kucoba raih
hingga tinggal angan-angan
dan tak bisa kugantung di pucuk harapan

Mungkin, kau kembali berkedip,
berpikir bahwa dunia tak ubahnya sedetik yang lalu
Yang tak ada beda dengan seribu tahun di balik punggung

Pun gombalan itu terjatuh di antara sayap malaikat
dan kau tak pernah seindah mutiara
untuk bisa kutenggelamkan dalam lautan rasa

Kau tak tahu obat dari air mata
walaupun luka ini telah kering sejak lama
Selepas semesta memerah,
dan rembulan membayang
di matamu

Satu-satunya dunia,
tapi kau malah tinggal di angkasa
dengan senyum berkilau bak permata

Tak ada kata
Tak ada jiwa
Lagipula, kau tak akan pernah mendengar
Dan aku tak akan bisa mengujar

Aku hanya terbang di antara awan
Mencoba meraihmu
yang sejauh senja
Di langit seribu tahun
yang akan datang

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 31, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JuvenilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang