DUA : INI SIH MAKSA!

6 0 0
                                    

Gavin tentu kaget melihat Nada tiba-tiba pingsan, dengan cepat ia mengangkat Nada dari tempatnya membawa ke uks.

Langkahnya sedikit terburu, ia panik saat melihat Nada pingsan tiba-tiba, Gavin berpikir apa ini efek terpentok meja?.

Di depan uks ada beberapa anak perempuan yang memakai jas pmr.

"Ya ampun ka Gavin" teriak mereka heboh, Gavin berdecak sebal kepada mereka.

Bukannya membuka pintu uks malah heboh sendiri.

"BUKA UKS-NYA" ucap Gavin dengan suara agak tinggi dan dingin.

Semua anggota pmr yang disitu tersentak langsung berlari menuju uks, membuka pintunya.

Gavin membaringkan Nada di brankar uks dekat jendela.

"Udah tinggalin aja, biar gue yang jaga Nada" ucap Gavin dingin ke anggota pmr yang menatap mereka.

Anggota pmr itu mengangguk lalu keluar meninggalkan Gavin dan Nada berdua.

__

Sudah 15 menit tapi nada belum juga sadar, Gavin yang sudah panik tak karuan ingin membawa Nada ke rumah sakit.

Saat ingin menggendong Nada untuk dibawa jerumah sakit, terlihat Nada mulai membuka matanya.

"Eghhh" erang Nada, Gavin yang sedang duduk di samping Nada, menatap Nada dengan wajah antusias tapi datar.

Nada menoleh melihat ada Gavin di sebelahnya "l-lo ngapain?" Tanya nada sambil meringsut ke ujung ranjang.

"Nungguin kamu" jawab Gavin, mendengar Gavin menggunakan aku-kamu, Nada jadi geli sendiri.

Wajah Nada memerah memikirkan itu .

"Nada wajah kamu merah! apa disini terasa panas?" Tanya Gavin, Nada menoleh ke Gavin dengan tangan di kibas-kibaskan ke wajahnya.

"E-enggak kok" jawab Nada gugup seraya membuang muka, Gavin mengangguk percaya.

"Nada?" Panggil Gavin, Nada menoleh.

"I-iya" jawab Nada pelan.

"Kenapa tadi malam, tiba-tiba suara kamu ga kedengeran?" Tanya Gavin yang ngebuat Nada pengen guling-guling sekarang juga.

Yakali Nada jujur ia pingsan gara-gara Gavin.

"Oh, hp-nya suka gitu emang, langsung lo matiin kan?" tanya Nada yang mulai rileks berbicara dengan Gavin.

"Engga, saya tunggu 1 jam dulu" Nada melotot kaget membayangkan berapa pulsa gavin yang abis buat teleponan malem-malem, maklum Nada kan kaum fakir pulsa.

"Kenapa lama banget!" Tanya Nada.

"Saya pikir kamu lagi cari sinyal!"jawab gavin polos.

Aduh susah sih orang kaya mah, ga mentingin pulsa, kalo Nada mah ga ada suara 5 detik aja langsung di matiin sambungannya.

"Kalo ga ada suaranya matiin aja" ujar Nada.

Gavin mengangguk lalu tesenyum, senyuman yang terangnya ala gigi di iklan pepsodent.

'Aduh mak aku kudu ottoke, doi ganteng banget' batin Nada berteriak heboh begitu melihat senyuman Gavin.

"Kamu perhatian sama saya, kalo gitu mau jadi pacar saya?" Tanya Gavin to the point.

Nada boleh pingsan lagi ga?

"K-kenapa saya?" Tanya Nada gusar,
ia takut ini hanya tipu muslihat gavin.

'Kan kalo.di novel-novel yang gue baca, cowo ganteng itu suka taruhan, nanti Nada yang imut ini terjebak gimana?'

(Oke Nada emang pendiem but dia itu punya alay sindrom yang luar biasa kuat)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ice run Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang