"Lucy Carnot!" Teriak seorang wanita paruh baya seraya menentengkan keranjang buah. "Jaga rumah, dan jangan sampai, kau coba-coba untuk kabur!" Perintah dan peringatan bibi Mar. Setelah itu, ia pergi melenggang melewati Lucy yang masih menyapu halaman.Lucy Carnot, seorang gadis cantik berumur 18 tahun. Ia adalah anak dari Carnot've seorang pengusaha terkenal di London. Namun, orangtua Lucy meninggal karna kecelakaan beberapa tahun silam. Lucy yang masih belum dewasa diasuh oleh bibinya Margaret've.
Jika kalian tanya apakah warisan jatuh ketangan Lucy? Jawabannya tidak. Bibi Margaret adalah adik dari Carnot've menghabiskan seluruh harta warisan sebelum jatuh ketangan Lucy.
Setelah warisan habis, bibi Mar yang serakah justru, menjadikan Lucy pembantu dan menyiksanya.Lucy hanya diam melihat kelakuan bibinya. Karakter Lucy pun berubah menjadi gadis cuek dan dingin. Suatu saat nanti ada saatnya ia bebas dari beban ini.
Lucy membuang sembarang sapu yang tadi sempat ia gunakan untuk menyapu halaman. Ia keluar dari rumah bibinya dan berjalan santai menuju jalan besar diujung gang. Disana banyak kendaraan yang berlalu lalang, para pejalan kaki yang sibuk dengan kesibukan masing-masing. Membuat Lucy memutar bola mata bosan.
Ia masih menyusuri trotoar yang masih padat, saat melewati sebuah toko roti, bau harum roti yang dipanggang tercium Lucy membuat perut Lucy keroncongan. Dari tadi pagi memang bibinya tak menyediakan sedikitpun makanan untuknya.
Lucy hanya memandang roti yang terpajang didepan toko roti itu. Ia tak mungkin untuk masuk, bagaimana ia masuk jika uang saja, ia tak punya sepersenpun? Memang miris kehidupan Lucy.
"Kau ingin roti itu?" Tanya seorang pemuda asing dari arah belakang. Lucy mendongak menatap pemuda berambut pirang dengan mata biru laut yang membuat siapa saja nyaman menatap iris matanya, hingga Lucy tak menyadari bahwa, lelaki itu sudah berada disamping Lucy.
Lucy menggeleng, lalu ia berjalan melewati pria pirang ini. Namun, tangannya dicekal.
"Ikut aku, akan aku belikan roti yang kau mau" ucapnya dan menarik lengan Lucy, sebelum Lucy berucap. Lucy menatap Pemuda itu dengan tatapan menyelidik dan penuh kecurigaan saat mereka masuk ketoko roti.
"Ckk..kau tak usah memandangku seperti itu" decak kesal pria asing didepannya.
"Perkenalkan aku Jason,kau?"
"Lucy" jawabnya dingin. Ia masih curiga dengan Jason, apakah ia pria baik-baik?
"Oke nona Lucy, ini 2 roti besar untukmu" ucap Jason sambil menyodorkan sekantung plastik. Lucy masih tetap menatap dengan curiga.
"Tenang, aku sama sekali tak punya niat jahat. Karena aku bukan orang jahat. Sekarang kau tinggal ambil kantong ini lalu ucapkan terima kasih" ucapnya seakan membaca pikiran Lucy. Dengan ragu Lucy mengambil kantong yang disodorkan Jason.
"Terimakasih" ucap Lucy tulus. Setidaknya ia masih tau diri.
"Sama-sama" balas Jason lalu ia pergi begitu saja meninggalkan Lucy yang masih mematung.
¤¤¤
Perut Lucy sudah kenyang padahal ia hanya memakan sebagian roti pemberian Jason. Ia pun tak berniat untuk pulang ,ia masih ingin berjalan-jalan.
Ketika sampai di sebuah gang kecil, Lucy melihat dua orang anak dengan pakaian lusuh tengah memegang perutnya. Tanpa pikir panjang Lucy menghampiri keduanya.
"Kalian lapar?" Tanya Lucy. Yang dibalas oleh anggukan mereka.
"Ambillah, roti ini untuk kalian" Lucy menyodorkan sebuah roti besar kepada kedua bocah didepannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCY
FantasyLucy gadis biasa yang terjebak didunia immortal. 12 pangeran memperebutkan kekuasaan tp semenjak Lucy datang semua berubah menjadi lebih damai.. justru peperangan sudah tidak ada menyisakan peperangan dingin akan merebutkn Lucy siapakah pangeran itu...