#3

22 7 6
                                    

Anggia POV

Deg! Deg! Deg!
Rasanya pengen keluar dari restoran ini. Benar kata mami, aku harusnya tidak keluar malam-malam. Saat ini, aku melihat seseorang dihadapanku sekarang, orang yang sudah lama aku lupakan tapi sekarang dia kembali hadir di duniaku.

Kalau aku memiliki kekuatan, aku ingin lenyap disini. Dia orang yang telah menghancurkan hatiku. Aku tidak bisa berkata banyak tentang dia, memikirkannya saja, kepala aku lansung sakit.

"hei, kenapa bengong?"

"ahh- hai..ii" ucap gue ke orang itu.

"kau masih mengingat aku? Nethantha Syarif? kau inget aku tidak?" tanya lelaki itu.

Oh tidak! aku mengingat jelas Nethan, orang yang telah menyakitiku, kalu bisa disebut dia adalah 'mantan'. Ah, kenapa aku harus ketemu disaat penting ini. Ya, sebenarnya tidak terlalu penting, tapi bagiku makan adalah saat terpenting.

"iya- aku mengenalmu, man...tan-?"

"hahaha, mantan? iya aku memang mantanmu tapi bisakah kita tidak ngomong soal itu, aku masih mencintai mu" jelas Nethan sambil memegang tanganku.

Bullshit, kenapa dia bisa bilang mencintaiku? sekarang dia bilang mencintaiku? kenapa dulu tidak? dengan itu aku akan mencintai mu lagi? never in milion years.

Aku memutuskan untuk melepas tangannya itu dari tanganku. ew jijik dan pergi meninggalkan dia, ngapain repot-repot membalas cintanya itu? hellaw aku masih waras, aku tidak akan menerimanya lagi dan mengulangnya dua kali untuk nyakitin aku? aku masih punya pikiran untuk hal itu. Tiba-tiba aku melupakan sesua--

"demi dewa neptunus, makanan gueeeeeeeeeeeeeeeeee!!!!" teriakku yang menyebabkan orang-orang dihadapan aku menengok. Bisa gila aku tidak makan malam ini, aku sangaatt laparrr makan malammkuu. Gara-gara cowok itu...





Kenapa si mantan itu selalu hadir disaat aku sudah melupakannya?

Aku kedinginan, aku lupa membawa jaketku. Wait, aku melihat seseorang di seberang sana, laki-laki yang aku sayang. Engga mungkin itu bukan dia, bukan bukann. Tapi dengan jelas itu terlihat mirip dengan Ka Refan.

Aku mencoba memastikan itu, aku mendekat ke arah dia. Tunggu, Ka Refan bersama dengan cewe? sepertinya aku mengenalnyaa? tidak mungkinnnnn!!







"KAK REFAANNN, JANGAN MACEM-MACEM DEKET CEWE LAIN" teriakku
















BYURRRRRRR!!!!!!!!!

"HOI DEK BANGUN!!!" teriak kakakku.

Aku mengusap-usap mata aku, kenapa aku disini? bukannya tadi aku ketemu Nethan? Ka Refan? Oh tidak aku baru saja mimpi buruk. Tapi, aku bersyukur juga itu hanya mimpi belaka. Kalau tidak, bisa jantungan mendadak terus aku mati,masa depan aku hilang, Ka Refan nikahnya bukan sama aku, anak-anak kita yang lucu lenyap begitu saja..

"BENGONG LAGI! NGAPAIN LO NGIGO TADI? HAHAHA"

Aku mengusap-usap telingaku. Kenapa dia selalu berteriak? bisakan dia ngomong baik-baik. Sabar yawla aku ngadepin kakak yang garang kayak gini.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 01, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dare?Where stories live. Discover now