Buk... Buk... Buk...
Baku hantam terjadi antar dua orang siswa dibelakang Sekolah. Salah seorang darinya memukul dengan amat brutal, seakan tak mengizinkan sang lawan untuk melakukan perlawanan. Matanya menyorot tajam, rahangnya mengeras serta urat-urat dilehernya yang nampak terlihat jelas.
Buk... Buk... Buk...
Dia terus memukul tanpa ampun. Tidak peduli sang lawan yang terus meringis dan meminta ampun setiap kali ia meninjunya. Dia juga tidak peduli dengan sang lawan yang sudah babak belur karena ulahnya.
"Ya! Jeon Jungkook! Kau mau membunuhnya ya?" kata seorang siswa bernama Park Jimin dengan santai, yang tengah duduk bersandar dibangku yang telah rusak. Ia sedari tadi hanya diam menonton tak pernah berniat untuk melerai, sama seperti seorang siswa bernama Min Yoongi yang duduk tidak jauh darinya sambil memejamkan mata, seolah menikmati setiap bunyi hantaman yang ditimbulkan dari perkelahian itu.
"Ah, irama yang indah." ujar Yoongi dengan mata yang masih terpejam membuat Jimin menggelengkan kepalanya.
Sementara Jungkook. Seolah tak menganggap keberadaan kedua temannya itu, Jungkook terus menghantamkan tinjuannya. Sang lawan nampak sudah tak berdaya, ia sempoyongan.
"Ya! Ya! Ya! Jungkook sudahlah, dia sudah menerima balasannya."
Jimin menghampiri Jungkook dan mencengkeram lengan Jungkook yang siap melayangkan kembali tinjunya itu, membuat Jungkook mendengus dan menghentakan lengannya namun sia-sia, Jimin mencengkeram dengan sangat kuat. Dan hal ini dimanfaatkan oleh lawan, lebih tepatnya siswa yang menjadi korban Jungkook untuk kabur.
"Cih apa-apaan kau, aku belum puas menghajarnya." Jungkook marah sambil menghempaskan kembali lengan Jimin.
Jimin terkekeh melihat sahabatnya itu, "sudahlah, kau tidak lihat dia sudah babak belur seperti itu, jika dia mati urusannya bisa kacau. Sekarang tenangkan emosimu dan ayo ke kantin, aku lapar." Ucap Jimin santai, membuat Jungkook mendecih sambil merapikan seragamnya yang sedikit kusut.
"Benar Kook, kau harus mentraktir kami." Yoongi ikut menimpali, ia kini telah berjalan terlebih dahulu melewati Jungkook dan Jimin.
"Apa__"
"Sebagai balasan atas rasa bosan kami saat melihat pertunjukanmu tadi." Jimin memotong ucapan Jungkook saat dilihatnya Jungkook hendak protes. Dan di detik berikutnya Jimin langsung kabur menyusul Yoongi yang sudah berada jauh didepannya.
"Ya! Aish..." Jungkook mengumpat kesal sambil berlari mengejar kedua orang, yang katanya adalah sahabat sejatinya itu.
===
Suasana kantin begitu ramai, sama seperti suasana kantin pada umumnya. Namun seketika berubah hening saat Jungkook bersama kedua temannya, Jimin dan Yoongi masuk kedalam.
Ya, tidak heran. Tiga orang ini memang terkenal seantero sekolah. Terkenal akan kenakalannya tentunya. Namun karena mereka berwajah diatas rata-rata seburuk apapun sifatnya, itu tidak menjadi masalah bagi para penggemarnya yang kebanyakan para siswi.
Bak selebriti, mereka menjadi pusat perhatian terutama bagi para siswi. Jimin tak henti-hentinya menggoda mereka dengan mengedipkan sebelah matanya pada setiap siswi.
Berbeda dengan Jimin, Yoongi berjalan dengan angkuh serta percaya diri, tak lupa ia tunjukan senyuman remehnya pada yang lain.
Sementara Jungkook dengan wajah datar serta dinginnya. Ditambah lagi moodnya saat ini sedang buruk. Ia masih marah pada Jimin yang menghentikan aksinya tadi. Namun walau begitu, tidak menyurutkan para siswi untuk mengagumi sosoknya. Bahkan di antara ketiganya, Jungkooklah yang paling banyak memiliki penggemar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA MILIKU ✔
Fanfiction"Jika kau benar-benar menyukainya, perjuangkanlah, cinta patut diperjuangkan... Dan jika ada yang berani menghalangimu, maka kau singkirkan dia, bila perlu........................... cinta itu butuh pengorbanan bukan?"