01

126 14 4
                                    

Semua orang yang ada dirumah mewah tersebut tampaknya sudah cukup sibuk meskipun masih cukup pagi. Ada yang sudah bersiap-siap untuk kuliah dan bekerja. Tetapi tidak untuk perempuan yang masih ada dikamarnya. Perempuan tersebut masih asik tidur di kasur kesayangannya. Hal tersebut membuat semuanya geram dan pada akhirnya salah satu dari mereka ke atas untuk membangunkan adik perempuan mereka.

"je... ayo bangun!" teriak seorang perempuan dari luar kamar, "jeje... ayo bangun cepat!" teriak kembali seseorang dari luar kamar, sekarang tidak hanya satu orang saja yang teriak tetapi sudah dua orang yang teriak dan tetap saja tidak ada respon dari dalam kamar. mereka terus berusaha membangunkan adik perempuannya dan akhirnya mereka mendengar respon dari dalam.

"IYA...!" teriak sesorang dari dalam kamar dengan pasrah. "cepatlah bangun dan turun kebawah untuk sarapan, kita sudah menunggumu lama" teriak kembali seseorang yang berada di luar kamar, sekarang bukan hanya dua orang saja yang teriak tetapi sudah ada tiga orang yang teriak. Sementara orang yang di dalam kamar tidak merespon kembali.

"kenapa semua orang yang ada dirumahku ini?!" tanya perempuan tersebut kepada dirinya sendiri. Dengan sangat terpaksa akhirnya perempuan tersebut bangun dari tempat tidurnya yang berukuran king size. Dengan sangat malas dia mencoba untuk berjalan ke kamar mandi.

Setelah selesai mandi perempuan tersebut langsung bergegas turun untuk bisa terhindar dari kemarahan semua kakaknya dan ternyata usaha dia terbuang dengan sia-sia karena yang marah sekarang bukanlah kakaknya tetapi ayahnya. "sudah berapa kali ayah bilang?" tanya ayahnya dengan nada yang sedikit tinggi. "kurang lebih sudah sepuluh kali ayah bilang, iya sudah sepuluh kali termasuk yang sekarang" jawabnya dengan santai. "coba lihat dia, jangan asal bicara kamu" sambung salah satu seseorang yang berada di meja makan. Mendengar kata tersebut perempuan tersebut langsung mengarahkan matanya kepada orang tersebut "ayah bertanya ya aku jawab, salah?" tanya kembali perempuan tersebut dengan nada yang sedikit marah.

"sudah, jangan bertengkar, lebih baik kita makan sarapan yang sudah ada di meja makan" sahut perempuan paruh baya yang duduk dengan sangat penuh dengan ketenangan. Perempuan tersebut adalah orang tua perempuan yang sudah melahirkan tujuh anak dengan ketampanan dan kecantikan yang dimiliki setiap masing-masing anak yang sudah dilahirkannya.

Dengan berat hati perempuan tersebut langsung duduk dan memakan makan yang sudah disiapakan oleh salah satu pelayan yang bekerja di rumah orang tuanya. "ibu Lee, ini kurang pedas bisakah saya minta sedikit bubuk cabai?" tanyanya dengan nada yang sopan, pelayan tersebut langsung membawa pesanan yang diminta oleh perempuan tersebut. Pelayan tersebut adalah ibu Lee orang yang sangat dipercaya oleh tuan rumah untuk mengurus segala keperluan rumah dan juga kebutuhan orang-orang rumah terkecuali perempuan yang memiliki sedikit keberanian kepada semua orang yang ada di rumahnya dia adalah Jeje.

Perempuan yang sangat akrab di sapa Jeje ini merupakan anak ke enam dari tujuh bersaudara, memiliki nama lengkap Kim Jelyn Belva. Berdarah campuran dari negara korea-inggris, darah korea yang dimiliki jeje berasal dari ibunya yang merupakan pemilik bisnis yang sangat berpengaruh di negara korea, sedangkan darah inggris yang dimiliki oleh jeje berasal dari ayahnya yang merupakan salah satu orang yang sangat berpengharuh di bidang politik. Bisa disimpulkan kedua orang tuanya sangatlah berpengaruh dalam sebuah negara.

Jeje merupakan anak yang cukup mandiri dari pada semua kakaknya karena dari masa sekolah dia sudah terbiasa hidup dengan mandiri karena setiap dia sekolah dia selalu mendapatkan tawaran study exchange. Salah satu negara yang pernah dia kunjungi adalah US dan dia hidup mandiri selama kurang lebih satu tahun. Dia hanya perlu menyelesaikan sekolah SMA-nya hanya dua tahun saja. Cukup pintar bagi seorang pelajar yang kelahiran tahun 2003 ini lulus SMA dengan umur 16 tahun.

"saya sudah selesai" perempuan tersebut dengan beraninya langsung berdiri dan pergi ke kamarnya untuk bersiap-siap pergi untuk kuliah sekaligus bekerja. Perempuan tersebut adalah Jeje, dia bekerja sebagai seorang pencipta musik kecintaannya dia terhadap musik sangat di dukung penuh oleh kedua orang tuanya, karena dia berhasil menciptakan musik tanpa menggangu sekolahnya.

Prinsip orang tua Jeje adalah pendidikan adalah nomor satu, melakukan segala hal yang kalian sukai tidak masalah yang terpenting kalian lulus dari sekolah tepat waktu. Itu adalah prinsip yang selalu di pegang oleh keluarga ini. Maka dari itu jeje mendapatkan dukungan yang sangat banyak dari kedua orang tuanya untuk menjadi pencipta musik.

"mau kemana?" tanya salah satu laki-laki yang berdiri di tengah-tengah halaman basket belakang rumah, "kuliah, mau ikut?" tanya jeje kepada laki-laki tersebut. "ikut" jawab laki-laki tersebut dengan santai. Jeje yang mendengarnya hanya pasrah dan menunggunya dengan bermain basket.

Laki-laki tersebut merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara yang bernama Kim Kay Belva biasa di panggil Kay oleh orang-orang yang akrab dengannya. Laki-laki tersebut sama seperti Jeje kuliah sekaligus bekerja, ia bekerja sebagai seorang musisi yang sekarang sedang naik daun. Dan dia berkuliah bersama jeje di salah satu universitas terbaik yang berada negara Inggris.

"tumben kuliah?" tanya jeje kepada laki-laki yang masih sibuk dengan rambutnya "mumpung dikasih libur ya dimanfaatkan untuk menyelesaikan kuliah" jawab laki-laki tersebut dengan santai. Jeje yang mendengarkan hal tersebut hanya bisa tersenyum, karena dia tidak percaya dengan omongan kakaknya."yakin?" tanyanya kembali "yakin, memang kamu kira apa?" tanya laki-laki tersebut "enggak ada, yasudah ayo cepat nanti telat, nilaiku jadi turun nanti" balas Jeje dengan santai sambil berjalan ke parkiran dimana mobil pribadinya berada.

"tunggu kita..." teriak dua orang dari belakang mobil. Mereka adalah kakak sekaligus adik Jeje yang juga kuliah di universitas yang sama. "tunggu aku, aku juga mau kuliah" sahut laki-laki tinggi tersebut, dia adalah Kim Brian Belva, merupakan anak terakhir dari tujuh bersaudara biasa di panggil dengan nama Brian. "bener yang dia bilang aku juga mau kuliah" sahut kembali perempuan yang berada tepat di sebalah Brian. Perempuan tersebut adalah Kim Rain Belva atau yang di kenal dengan nama Rain.

"kalian berdua tumben banget mau kuliah? Biasanya juga online" tanya jeje dengan raut wajah yang sedikit bingung. "kita kan juga mau cepat selesai kuliahnya, lebih cepat lebih baik" jawab Rain dengan santai. "sudah-sudah ayo cepat kuliah, temen ku sudah kangen dengan ku terutama yang pasti perempuan yang di kampus, secara aku kan tampan" mendengarkan kata-kata tersebut pada akhirnya mereka pergi menuju tempat parkir mobil meninggalkan Brian yang sangat percaya diri menganggap bahwa dia sangat tampan. 


                                                                          ---TBC---

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BAD GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang