Berisik! Perempuan sebelah itu selalu memperdengarkan banyak hal. Inilah risiko tinggal di apartemen murah. Dindingnya lebih tipis dan suara apa pun bisa terdengar dengan jelas dari ruangan sebelah. Benn harus lebih sering memasang headphone untuk mengurangi suara berisik yang muncul dari sebelah. Setahunya perempuan itu tinggal sendiri. Setiap pagi dia akan meninggalkan apartemennya di jam yang sama dan pulang pada jam yang sama. Rutinitasnya sangat jelas. Membuat Benn bisa menjalankan aktivitasnya dengan tenang.
Ruangan apartemen yang mereka tempati memang tidak mewah. Namun Benn sangat menyukai gorden warna putih tulang yang menghiasi jendela kaca yang menghadap matahari terbit. Setiap pagi ruangan apartemennya akan dipenuhi cahaya kuning keputihan dari mentari pagi. Dia akan menikmati sarapannya dengan tenang sambil menyalakan televisi.
Dua butir telur setengah matang dan secangkir kopi akan membangkitkan semangatnya setiap pagi. Paginya biasanya tenang sampai akhirnya ada perempuan yang tinggal di sebelahnya. Dia tak pernah sekalipun bisa memejamkan mata lebih lama sebab suara berisik di sebelah akan membuatnya terjaga.
Sekali saja ingin dia protes langsung dan mendamprat perempuan sebelah tapi dia urungkan. Terakhir kali dia melalukan itu pada tetangganya pengelola apartemen hampir membatalkan perpanjangan sewanya. Benn tidak ingin kehilangan apartemen ini. Di sinilah dia memulai segalanya. Menjadi laki-laki yang mandiri dan tak bergantung pada keluarganya.
Berisik lagi!
Pagi yang normal bagi Benn mendengar suara perempuan sebelah melakukan aktivitasnya sambil bernyanyi dengan nada sumbang. Di dalam kepalanya dia dapat menggambarkan perempuan itu seperti apa. Satu hal yang jelas, perempuan itu tidak begitu cerdas. Kalau dia cerdas dia tidak akan percaya diri menyanyi dengan suara sumbangnya itu. Belum lagi ditambah dengan suara kakinya yang seperti menari.
Ah untungnya di lantai sebelumnya apartemen yang tepat berada di bawah apartemen perempuan sebelah sedang tidak ada yang menyewa. Kalau tidak, sudah pasti ada perang yang pecah di sini karena terganggu dengan tarian anehnya itu. Benn hapal betul yang perempuan itu lakukan setiap pagi.
Perempuan itu biasanya mandi dan dari suara air yang terdengar Benn tahu dia tak pernah menutup kamar mandinya. Dia mandi dengan pintu kamar mandi yang menganga. Benn juga bisa mendengar suara mesin cuci yang airnya berputar-putar dengan busa yang melimpah. Biasanya perempuan itu hanya butuh 10-15 menit untuk mandi dan dia akan mengeringkan cuciannya. Disela itu Benn dapat menangkap suara kulkas yang dibuka tutup. Dia tidak memasak, dia hanya membuka-tutup kulkasnya untuk memilih sarapan. Setelah itu Benn mendengar suara cairan dituang ke gelas. Pasti susu. Perempuan seperti dia pasti minumnya susu cokelat yang dingin lalu makan roti tawar dengan selai kacang. Semuanya dapat ditebak Benn.
Perempuan itu seperti buku yang terbuka. Benn dapat membacanya dengan jelas. Setelah menyelesaikan sarapannya dia akan menjemur pakaian yang dia cuci. Benn bahkan hapal warna pakaian dalam yang dia kenakan setiap harinya karena setiap hari Benn bisa melihat jemurannya di teras yang bersebelahan dengan terasnya. Perempuan itu menggunakan pakaian dalam yang berbeda setiap harinya.
Dia sangat teratur. Hari ini Ben tahu di jemuran akan ada sepasang pakaian dalam berwarna merah jambu dengan renda-renda penuh bunga. Entah untuk siapa dia mengenakan pakaian dalam yang menggoda seperti itu. Padahal Benn tak pernah mendengar sekalipun ada laki-laki yang datang ke sana. Paling sering dia hanya mendengar suara perempuan lain yang agak serak seksi.
Selesai menjemur pakaiannya perempuan itu akan mengganti bajunya dengan pakaian kerja lalu sedikit berdandan lalu mengunci pintu apartemennya. Sekitar 1 jam Benn menyimak kegiatannya barulah dia bisa menikmati kesendiriannya di apartemennya. Dia punya waktu sekitar 10 jam sebelum perempuan itu datang kembali.
Bertelanjang dada Benn duduk di teras apartemennya memastikan bahwa terkaannya benar mengenai jemuran sang perempuan. Tepat sekali seperti yang diperkirakan sebelumnya. Memang itulah dia pakaian dalam yang dijemur di sana. Perempuan itu lucu. Sangat lucu. Teratur dan tertebak.
Benn meletakkan gelas kopinya di meja kayu di depannya. Sebentar lagi dia juga harus bekerja. Banyak yang menantinya di Bigo. Perempuan-perempuan tuna asmara yang haus akan rayuan dan belaian kasih sayang seorang lelaki. Kaos abu-abunya dia lepaskan dan kotak-kotak di perutnya berjumlah enam diusapnya dengan tangan kirinya.
Inilah tubuh yang akan dia pamerkan secara live sebentar lagi. Dia harus membersihkan diri dulu supaya pelanggannya senang. Guyuran air dingin membasahi mulai dari rambut hingga ujung kakinya. Tubuhnya serupa dengan model iklan L-Men beda pada peruntungan saja. Mereka berakhir di layar kaca sebagai selebritis sedangkan dia berakhir di layar smartphone perempuan-perempuan setia yang memujanya.
Terkadang ada perempuan yang jenuh dengan kehidupan rumah tangganya, kadang perempuan lajang yang sudah kepala empat, ada pula remaja-remaja yang baru putus cinta. Semuanya berkumpul menonton live show-nya. Benn, mereka mengenalnya sebagai Bigolo yang sampai sekarang tak ada yang tahu dengan wajahnya. Mereka hanya mendengar suara indahnya yang bisa membuat banyak perempuan melayang ke angkasa. Mereka hanya dapat menyaksikan tubuh sempurnanya yang menjadi tontonan langsung setiap harinya di Bigo.
Tidak pernah dia menelanjangi dirinya di Bigo. Dia tahu batasan supaya akunnya tidak dibanned. Benn hanya bertelanjang dada dengan wajah yang dia sembunyikan. Berbahaya baginya jika wajahnya sampai terekspos di sana. Keluarganya pasti akan berang dan keberadaannya akan terancam. Air dingin itu terus mengaliri membasahi tubuhnya dan busa sabun menjalar menutupi kulit dan pori-porinya.
Benn menikmati waktu mandinya dengan tenang bebas dari keberisikan yang dibuat perempuan sebelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIGOLO
RomanceLelaki itu bekerja sebagai gigolo digital melalui Bigo. Memuaskan nafsu setiap perempuan yang butuh kehangatan dan dikenal sebagai BIGOLO.