Seokjin menatap adiknya yang begitu serius melihat layar kacanya itu. Didalam layar kaca itu terdapat berita terburuk yang pernah ada.
Kabarnya terdapat, Seokjin dan adiknya telah ditinggal oleh ayah ibunya disaat perjalanan singapore ke seoul.
Seketika itu, mereka tersadar jika mereka ditinggal orang tuanya. Seokjin dan adiknya itu menangis terharu haru.
Hanya Pelukan seokjin yang bisa menghangatkan tubuh adiknya jika ia ketakutan dan menangis.
"oppa~" seraya adiknya itu meminta pelukan dari seokjin.
Seokjin hanya mengangguk dan memberi pelukan kepada adiknya yang sangat dicintainya...
Mereka hanya hidup berdua sekarang, dan tiada yang memberikan biaya untuk SPP bulanan.
Mereka hanya ikut bantuan sumbangan, dari sumbangam orang lain.
Sekarang, yang mengurus pekerjaan rumah adalah seokjin. Meskipun seokjin masih kuliah seokjin mampu untuk mengusrus segala pekerjaan rumah, meskipun seokjin sekarang jarang masuk kuliah.
Meninggalnya orang tua dari mereka, bertepatan pada tanggal ulang tahun adik dari seokjin.
"sudahlah... Aku akan berusaha untuk mengurus rumah ini... Sudah lupakan saja... Sekarang... Kita akan memulai hidup baru..." kata seokjin pasrah.
"ne... Oppa... FIGHTING!!!!!" kata (y/n) menyemangati kakaknya yang disayanginya.
"bentar ya... Aku mau kebelakang dulu..." kata seokjin sambil meringis.
(y/n) hanya mengangguk dengan wajah bertanya tanya.
Kenapa tuh oppa...? Senyum senyum sendiri...?? Ada apaan sih ah!!! Bodo amat lupain... Gumam (y/n).
Tak lama seokjin datang membawa roti buatannya dari dapur.
"saengil chukae hamnida..... Saengil chuka hamnida~" nyanyian seokjin membawa ingatan (y/n) lagi... Yang awalnya terlupa.
"oppa??" tanya (y/n).
"saengil chukae!!!" - seokjin
"jin ca?? Oppa... Oppa..." - (y/n)
"yap... Sekarang ulang tahunmu...!!" kata seokjin mengetahui apa yang akan dikatakan oleh (y/n).
"OPPA!!!!!!!" Teriak (y/n) sambil membuka tangannya yang hendak ingin memeluk seokjin.
Seokjin meletakkan kue yang dibuatnya dimeja dekatnya dan memeluk (y/n) lagi.
Yang bisa dilakukan gadis mungil tersebut adalah menangis dipundak seokjin.
Dan seokjin mengelus punggung gadis mungil itu.
Keesokan harinya, mereka menginjak kehidupan baru tanpa orang tua. Begitu susahnya kehidupan mereka.
"OPPA!!! Jam berapa ini!!!" teriak (y/n) membuka selimut seokjin yang awalnya muka seokjin tertutup.
"hm??" suara berat seokjin keluar dari dalam mulutnya.
"JAM BERAPA INI?! MALAH TIDUR TIDURAN!!" bentak (y/n).
"masih jam 04.56!!" kata seokjin malas.
"IIHHH... SEKARNG TUH JAM 06.35!!" kesal (y/n).
"mana sih... Liat jam kamu!!" kata seokjin.
(y/n) membari seokjin jam tangan yang masih dipergelangan (y/n).
SeokJin melihat jam adiknya dengan menyipitkan matanya.
"batrainya habis nih!!!" kata seokjin sambil melempar tangan adiknya yang sebelumnya masih dipegang oleh seokjin hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS IMAGINE
Randomjadi... ini tuh cerita tentang kejombloannya (y/n). ini juga perbaikan dari ceritaku BTS IMAGINE juga... Baca baca... Para readers... Maaf kalo nanti ada salah penggunaan kalimat disini aku cuma penghibur para readers. Eaaak... Aku sok bijak warning...