Part 1

14 1 0
                                    

Aku tahu hari ini akan datang, cepat atau lambat.

Sepulang sekolah, Rumi melangkah dengan terburu-buru sambil membawa kado ditangannya. Rumi menuju tempat dimana ia sering bertemu dengan Dia dengan perasaan gelisah.

Perasaannya bertambah gelisah ketika Rumi melihat Dia ada di sini.

Di tempat ini, diantara pohon yang daun-daunnya sudah berguguran, ada seseorang yang memakai jaket biru tua yang sangat-sangat Rumi kenal, rambut spike hitam, serta sneakers kesayangannya.

Dia sedang menatap kolam air mancur yang berada ditengah-tengah tempat ini, tepat di depannya. Rumi segera menghampirinya.

Karena posisinya membelakangi Rumi, Dia tidak menyadari keberadaannya, hingga Rumi memberanikan diri menepuk pelan pundaknya.

Ditto pun berbalik. Karena gugup, Rumi pun menunduk.

"Tidak, tidak boleh seperti ini." dalam batinnya, ia berusaha menguatkan diri sendiri.

Dengan ragu Rumi menatap matanya, mata yang biasanya terlihat ramah, kini memandang dengan tatapan kosong. Mata coklat yang suatu saat nanti akan ia rindu-kan.

Beberapa saat mereka hanya saling menatap,hingga akhirnya Rumi tersadar kemudian memanggil namanya.

"Ditto.." panggilnya.

"Hmm" yang dipanggil hanya bergumam.

"Happy Birthday to you" kata Rumi sambil memberikan kado yang tadi disembunyikan dibelakang badannya, dia berusaha tersenyum, walaupun bibirnya saja bergetar saat berkata kalimat itu.

Ditto menerima kado itu sambil berkata pelan "Thanks" , kemudian memasukkan kado itu ke dalam saku jaketnya.

"Ditt.."panggil Rumi lagi.

" Ya?"balasnya, ekspresinya masih dingin seperti tadi.

Dengan berat hati,akhirnya Rumi mengucapkannya juga.

"Selamat tinggal..." katanya. Pandangan Rumi mulai kabur karena air mata yang menggenang di pelupuk matanya, serta hatinya yang seketika dihantam perasaan kehilangan.

Ditto hanya tersenyum tipis, kemudian menepuk puncak kepalanya pelan dan berjalan melewatinya. Rumi berbalik, melihat punggungnya yang semakin jauh.

Pundak yang dulu menjadi tempatnya bersandar,kini telah pergi meninggalkannya.

Air mata Rumi mengalir, masih berdiri tegak, dia menutup mukanya dengan kedua telapak tangan.
Kemudian ia berlari sekuat tenaga sambil berusaha menghapus air matanya.

Yang diinginkannya saat ini adalah sampai di rumah secepatnya.

Di tengah perjalanan, ia melewati sebuah taman kanak-kanak dekat kompleks rumahnya, terdengar suara seorang anak menangis karena balon yang dipegang nya terbang. Rumi melihat anak itu dan merasa seperti melihat dirinya sendiri.

Ya,setiap manusia pasti merasa sedih saat kehilangan sesuatu.

Tiba-tiba hujan turun, Rumi merentangkan tangannya,menutup mata,menikmati setiap jatuhnya air hujan yang menghapuskan air matanya. Dalam hatinya berjanji, ini adalah tangisannya yang terakhir kali, ia tidak akan menangis untuk Ditto lagi.

Karena aku percaya, setelah hujan, matahari akan datang lagi, juga bersama pelangi.

Quotes :
"Ku mohon ingatan ini cepat ku lupakan."

Love Free DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang