Dipertahankan atau lepaskan..
Apa pantas anak remaja kencur kayak gue yang baru umur 14 tahun, dimana di umur yang se belia itu gue udah ngerasain apa yang di sebut pahitnya memperjuangkan sebuah hubungan. Ya semoga kalian gak pernah bosan buat baca wattpad gue yang sekitar tiga part sama yang sekarang cuman bahas hubungan gue kak Hada aja. Hubungan gue dan kak Hada ya kalian semua tau, ya kisahnya membosankan dan seperti kisah cinta remeja kencur. Biar gak kepanjangan bacot gue langsung aja ya.
Setelah kejadian dimana rahasia hubungan gue dan kak Hada terbongkar oleh keluarga gue. Gue sebagai remaja dimana emosi yang bellum stabil, dimana pikiran dan akal belum bisa terkontrol dengan baik. Belum bissa membedakan mana yang salah dan yang benar. Kejadian hari itu gue rasa hanya membuat gue terenyuh sesaat. Hubungan gue dan kak Hada tetep gue pertahanin, gue bodo.
Chating hal yang sering dan kebiasaan orang pacaran. Seperti biasa setiap pulang sekolah gue dan kak Hada selalu chat walaupun hanya sekedar menyapa. Tapi akhir –akhir ini lebih sering gue yang chat dulu, mungkin kak Hada sibuk karna hampir ujian mungkin.
"Sayang," pesan yang gue kirim ke kak Hada
"Iyaa," jawabnya
"Jangan lupa makan,"
"Iyaiya," pesan yang masuk dan belum sempet gue bales lagi
"Lah mati ni hp kenapa ya, apa iya habis batre. Tapi kasihan juga sih ntar kak Hada nunggu gue, duh manasih charger,"
Hp gue kehabisan daya dan charger gue ilang. Gue obrak abik meja belajar gak ketemu, di etalase juga gak ada. Setelah gue cari- cari gak ada akhirnya gue memutuskan untuk pakai charger Bapak.
"Pake charger Bapak ajalah dulu, Pak minjem ya. Ya anggep aja iya. Tapi biarin aja deh Yur kayak kak Hada bakalan peduli,"
Gue cass hp gue di etalase yang ada di ruang tamu, dan siang itu ya siang waktu yang tepat buat gue untuk bocan manjah. Gue lupa tujuan awal nge cass hp biar kak Hada gak nunggu tapi gue memutuskan buat tidur.
**
Sekitar sepuluh menit gue terlelap suara gedoran pintu kamar terdengar jelas yang bikin gue kaget dan membuat gue terpental dari tempat tidur.
"Yura, bangun," teriakan Bapak terdengar keras di balik pintu
"Sudahlah Pak namanya juga anak- anak," suara Emak mengikuti
"Yura, budeg. Bangun,"
"I... iya pak, ada apa?," tanya gue sambil membuka pintu
"Dasar anak gak tau malu," dengan nada yang tinggi
"Apa, maksud Bapak apa Yura gak ngerti," dengan wajah tertunduk mata yang melihat ke arah Bapak
"Umur kamu masih berapa hah? Udah berani- beraninya sayang –sayangan," sambil meleparkah hp gue ke arah kasur
"Pak, sudahlah," kata Emak
"Nggak Pak," sahut gue sambil mengambil hp di kasur
"Enggak apa, jelas –jelas tadi sayang mu itu nelpon ke hp mu itu. Bapak udah berapa kali cerita Bapak gak suka dan benci lihat orang pacaran. Orang pacaran itu hina kamu ngerti nggak,"
