I

1.7K 174 9
                                    

"Eomma tidak masalah jika kamu dan Jinyoung-ah menikah."

.

.

.

.

.

.

Always With You
by @luminous_shine

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Im Jaebum, bukanlah orang biasa dari kebanyakan orang biasa di dunia ini. Di usia muda, ia telah berhasil mendapatkan jabatan direktur pada perusahaan milik kedua orang tuanya tanpa bantuan iming-iming sang ayah yang merupakan presdir perusahaan tersebut. Jaebum memulainya semuanya dari nol, bahkan awalnya ia berkerja di sebuah perusahaan kecil yang berhasil dibuatnya sukses sebelum ia mendapatkan kenaikan pangkat dan pindah ke perusahaan ayahnya. Sejak duduk dibangku kuliah pun, Jaebum berhenti meminta uang dari kedua orang tuanya yang membuatnya harus kerja keras untuk membayar apartement kecilnya dan memenuhi kebutuhannya. Bisa dibilang, kekayaan Jaebum sekarang murni dari hasil jerih payahnya.

Kaya raya, tampan, mempesona, perkerja keras, dan usia muda yang mapan membuat Jaebum banyak di incar kolega kedua orang tuanya untuk bisa dijadikan menantu. Tapi, Jaebum sendiri masih asik sendiri dan belum memikirkan untuk menikah. Ia masih menikmati kehidupannya dan kedua orang tuanya mendukungnya meski sebenarnya diam-diam Nyonya Im sangat ingin putra semata wayangnya itu segera menikah.

"Jadwalmu hari ini, pukul sebelas ada meeting dengan Tuan Geum dari Cheonsa Company, lalu setelah makan siang Tuan Jin punya beberapa hal untuk di diskusikan." Jinyoung membaca buku jurnalnya seksama sambil menulis note disana. "Jangan lupa makan malam bersama Presdir Im dan Nyonya Presdir."

"Baiklah," kata Jaebum sebelum ia selesai menanda tangani semua dokumen yang tadi pagi Jinyoung letakkan diatas mejanya. "Rasanya masih aneh mendengar mu memanggil appa dan eomma seperti itu."

"Itu masalahmu," kata Jinyoung santai seakan dirinya sedang tidak bicara dengan seorang direktur perusahaan dan memilih untuk memeriksa dokumen yang dilihat Jaebum. Bukannya merasa tersinggung karena Jinyoung bicara informal padanya, Jaebum malah terkekeh.

Park Jinyoung, sekretaris sekaligus teman masa kecil Jaebum bahkan bisa dibilang mereka teman seperjuangan karena hingga duduk dibangku kuliah mereka tetap bersama. Sama seperti Jaebum, Jinyoung juga berasal dari keluarga terpandang hanya saja tingkatan keluarga Im berada jauh diatas keluarga Park yang hanya menjalan bisnis sederhana seperti fashion atau kuliner. Hidup tanpa sosok ayah membuat Jinyoung menjadi pemuda yang penuh ambisi dan tidak akan menyerah sebelum mendapatkan apa yang diinginkannya, meskipun rupanya sama sekali tidak mencerminkan sifat itu. Tinggal selama bertahun-tahunㅡbahkan hingga sekarangㅡbersama tiga orang wanita membuat Jinyoung seperti boneka porselen yang terawat, begitu lembut, dan halus.

"Kita harus pergi," ujar Jaebum saat jam sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat tigapuluh menit sambil berdiri lalu mengambil mantelnya dan mengantungnya pada lengan bawahnya. Jinyoung mengangguk lalu melakukan hal yang sama hanya saja pemuda Park itu memakai mantelnya dengan rapi.

.

.

.

.

.

"Semuanya baik-baik saja tidak ada masalah," kata Jaebum dan memilih meminum winenya pelan. "Thanks to Jinyoung, dia banyak membantuku."

"Syukurlah. Jinyoung memang anak yang bisa diandalkan, jika saja ayahnya masih ada mungkin dia bisa mendapatkan tempat di Perusahaan Minhae." Presdir Im menghela napas pelan, mengingat betapa sengitnya persaingan tahta di perusahaan keluarga mendiang sahabatnya membuatnya ikut merasa sedih. Nyonya Im yang menyadari itu mengenggam tangan sang suami untuk menenangkannya, tidak baik terus mengenang masa lalu.

"Ya, tapi sisi baiknya Jinyoung banyak membantu Perusahaan kita berkembang. Bakat seperti sayang dilewatkan," jelas Jaebum yanf memamg sering kali dibuat terpesona dengan bakat Jinyoung pada bidang bisnis.

"Harusnya kamu juga mengajak Jinyoung kemari," sahut Nyonya Im yang disetujui dengan anggukan dari suaminya.

"Aku ingin. Tapi, Younghee-nuna baru kembali dan besok ulang tahunnya jadi Jinyoung dan Hajin-nuna ingin membuat kejutan." Jaebum menjelaskan.

Presdir Im dan istrinya menggangguk mengerti, keluarga Im dan keluarga Park memang sudah bersahabat sejak lama jadi mereka memahami masing-masing anggota dari kedua keluarga.

"Say Jaebum, apakah kamu masih belum mau menikah?" kata Nyonya Im hati-hati.

Jaebum menatap sang ibu, sebenarnya dirinya sudah tahu dengan jelas kalau ibunya ingin ia segera menikah. Sebagai anak berbakti, Jaebum tentu ingin membahagiakan sang ibu. Tapi, dirinya masih belun bisa membayangkan bagaimana ia nanti akan hidup berkeluarga yang terikat.

"Aku belum menemukan calon yang tepat, eomma."

"Yah, kamu harus menikah dengan seseorang yang memahamimu, mengenal dan mengerti dirimu dengan jelas." Presdir Im memberikan nasehat bijak yang diterima sang anak dengan cepat.

"Bagaimana kalau dengan Jinyoung?" tanya Nyonya Im tiba-tiba yang membuat dua pria disana tersentak. "Dia sangat memahami dan mengerti Jaebum, bahkan mereka sudah saling mengenal sejak bayi."

"Eomma bercanda kan?"

"Eomma tidak masalah jika kamu dan Jinyoungie menikah."

.

.

.

.

.

[2017, 1 June.]

Udah lama banget cerita ini ada draf, iseng bikin jadi iseng juga nge-publish... Mau liat aja berapa banyak orang yang suka atau bakal menantikan cerita ini ≧∇≦

Thanks for reading.

xoxo,
luminous_shine

Always With You • JJ Project •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang