Dunia Tanpa Warna

22 3 1
                                    

Minggu itu, Abdi sedang disibukkan dengan tugas mata pelajaran Seni Budayanya untuk membuat 20 berbagai macam warna dengan menggunakan bahan alami. Abdi merupakan siswa yang biasa-biasa saja, tedak begitu bodoh dan tidak befitu pintar. Tetapa, Abdi sangat tidak menyukai mata pelajaran Seni Budaya, ia pun enggan untuk memperhatikan penjelan yang sedang disampaikan oleh gurunya. Alhasil, ia pun kini kesulitan untuk mengerjakan tugas yang ia dapatkan sekarang. Ia pun mulai kebingungan akan ia apakan bahan-bahan yang telah ia beli di pasar tadi, karena sekarang ia sedang berada di kosannya sendirian.

Kini Abdi mulai merasa bosan. Ia pun belum menyentuh sama sekali bahan-bahan yang telah ia beli tadi. Abdi pun menelungkupkan kepalanya ke lipatan tangannya di atas meja. Saat ia mengangkat kepalannya, alangkah terkejudnya dia melihat sekelilingnya yang sangat asing baginya.

"Ini dimana? Kenapa aku bisa ada disini? Bukankah tadi aku sedang berada di kamarku?" pikir Abdi.

Dan ia pun semakin merasa kebingungan dengan sekeliling nya. Ia merasa ada yang aneh dengan lingkungannya.

"Hah!! Kenapa semuannya menjadi putih abu-abu begini? Kemana semua warna dilingkungan ini?" Abdi terkejud dengan lingkungannya yang berwarna putih abu-abu.

Ia berjalan tanpa arah melihat kondisi lingkungan ini. Dan yang ia lihat hanyalah warna putih abu-abu. Tidak ada setitik pun warna dilingkungan ini.

Saat ia sedang berfikir sebuah cara agar ia dapat keluar dari sunia itu, tiba-tiba... Ia merasa ada yang sedang menepuk pundaknya dari arah belakang. Abdi memberanikan diri untuk melihat siapa yang baru saja menepuk pundaknya itu. Detak jantungnya berdegug kencang sembari menoleh. Dan ia pun mendapati seorang gadis sedang berdiri menatapnya.

"ka-kamu siapa? " tanya Abdi dengan nada sedikit terbata-bata.

"kamu tidak akan pernah bisa keluar dari dunia ini, sebelum kamu menyelesaikan masalah yang ada disini. Setelah nantinya kamu menyelasaikan masalah itu, maka sebuah pintu akan terbuka dan pintu itu nantinya akan membawa kamu kembali ke dunia kamu kembali." ujar dari gadis itu.

"Apa yang harus aku lakukan agar aku bisa keluar dari dunia ini? " tanya Abdi pada gadis itu.

"Kamu harus mewarnai dunia ini dengan berbagai warna yang kamu buat sendiri.!!" ujar sang gadis itu.

"tapi aku tidak tahu cara membuat warna"

"Aku akan membantu kamu membuat warna warna itu. Ujar sang gadis itu. "ikuti aku!!" sambil berjalan meninggalkan tempat tadi.

Gadis itu membawa Abdi ke sebuah gubuk, yang didalamnya terdapat berbagai macam buah, bunga, dan juga sayur-sayuran dengan berbagai warna.

"Kamu harus membuat Warna-waran itu dari bahan-bahan ini. Dan aku akan memberikan instruksi apa yang harus kamu lakukan!!" ujar gadis iru kepada Abdi.

"Ok. Kita mulai." ujar Abdi menyanggupi apa yang dikatakan oleh gadis itu.

Sudah cukup lama Abdi membuat warna-warna itu dengan instruksi dari gadis itu. Akhirnya Abdi berhasil membuat warna- warna itu. Abdi pun bergegas untuk mewarnai dunia putih abu-abu itu, agar dirinya bisa segera keluar dari dunia yang kini tengah memerangkapnya.

Setelah cukup lama Abdu mewarnai dunia itu, kini dunia itu menjadi berwarna seperri dunianya. Dan tiba-tiba ada sebuah lubang besar di langit. Dan lubang itu membuat yubuh Abdi tertarik dan masuk ke dalam lubang itu.

Tiba-tiba Abdi tersadar dan melihat sekelilingnya. Iya merasa bingung apakah yang iya alami tadi memang benar-benar ia alami atau hanya sekedar mimpi.

Di Sekolah

Karena kejadian itu, abdi akhirnya dapat membuat warna-warna.

Saat menyusuri lorong sekolah, iya tidak sengaja menabrak seorang gadis. Abdi meminta maaf kapada gadis itu dan melihat sejenak wajah gadis itu. Ia merasa tidak asing dengan wajah itu. Dan Abdi mengingat sesuatu. Wajah itu, wajah yang ada dimimpinya waktu itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

cerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang