Meet

53 3 1
                                    

                        ^She Is Mine^

"Ayah?"tanya Shyn terbangun sambil menatap sekelilingnya.

Shyn tak kunjung juga mendapati orang yang di panggilnya itu. Tak ada seorang pun di sana, hanya ia di sana, di temani cahaya kunang-kunang yang bertaburan di langit gelap. Ya.. kini hari sudah malam.

"Oh god, sudah berapa lama aku tertidur disini? Sekarang sepertinya sudah sangat larut. Dan aku juga belum bisa mendapatkan pinjaman uang itu. Moniii.. maafin kakak. Kamu pasti sekarang sangat lapar."ujar Shyn berkaca-kaca.

"Hei."panggil seseorang dari kejauhan.

Suara itu membuat Shyn menoleh. Orang itu tengah berjalan ke arahnya. Dan saat jarak mereka cukup dekat, Seorang pria tinggi dan tampan telah berdiri di hadapan Shyn.

"Ya, ada apa?"tanya Shyn kemudian.

"Apa yang kau lakukan di tempat ini? Bukankah hari sudah gelap? Tidak baik untuk gadis sepertimu berkeliaran di area ini. Berbahaya."ucap Pria itu.

"Oh iya, aku akan pulang sebentar lagi."kata Shyn kemudian kembali menatap ke arah danau yang gelap..

Pria itu memutuskan ikut duduk di samping Shyn dan memperhatikan danau itu.

"Apa kau sedang ada masalah?"tanya pria itu namun tak sedikitpun berpaling untuk menatap Shyn.

"Tidak."jawab Shyn cepat.

Shyn berbohong karena ia menganggap masalahnya adalah sebuah privasi yang tidak semua orang dengan mudah Shyn beritahu. Terlebih pria ini yang bisa dikatakan orang asing bagi Shyn.

"Ayolah. Jangan berbohong padaku. Aku tahu kamu pasti sedang ada masalah. Mungkin aku bisa membantumu."tawar pria itu.

"Hufft.. bukan masalah besar. Ini hanya masalah ekonomi keluargaku."Shyn akhirnya bersedia bercerita.

"Aku mencari pinjaman uang dari petang tadi. Tapi, aku tidak mendapatkannya. Sedangkan adikku di rumah sudah sangat kelaparan."lanjut Shyn.

"O.. jadi begitu. Jika mau, aku bisa membantumu."kali ini pria itu menatap Shyn sambil tersenyum.

"Benarkah? Mm.. tapi apa syaratmu?"tanya Shyn kembali.

"Syarat?"pria itu menatap Shyn heran.

"Iya, syarat. Bukankah hutang itu ada jaminannya. Anggap saja, syarat yang kau beri untukku adalah jaminan jika aku tak bisa mengembalikan uangmu nanti."jelas Shyn.

"Tapi aku berniat membantumu. Bukan untuk memberimu pinjaman. Jadi kau tak perlu repot-repot untuk mengembalikannya."terang pria itu.

"Hah? Benarkah?"sontak Shyn kaget.

Baru kali ini ia mendapatkan orang yang sangat baik kepadanya. Walaupun, pria ini pria asing. Tapi Shyn merasa sangat terbantu karenanya.

"Iya. Mm.. apa ini cukup?"kemudian ia memperlihatkan 3 koin emas kepada Shyn.

"Ini.. uang apa? Aku tidak pernah melihatnya."tanya Shyn sambil menunjuk ketiga koin emas itu kemudian mengambil satu koin dan memperhatikannya lekat-lekat.

Di koin itu, banyak sekali ukiran-ukiran indah di pinggirnya. Namun di tengah koin itu terdapat sebuah lubang yang berbentuk bulan sabit.

"Ups, apa aku salah? Maaf kalau begitu."pria itu langsung mengambil koin emas yang di pegang Shyn dan menyatukannya dengan ke dua koin emas lainnya.

"Iya, tak apa."ujar Shyn tersenyum.

"Mm.. apa ini bisa?"kemudian pria itu menunjukkan 2 lembar uang seratus ribu yang tadinya 3 koin emas.

"Hah? Bagaimana bisa?"kata Shyn terkejut.

"Kemana perginya 3 koin emas tadi? Apa mereka menghilang?"tanya Shyn kembali.

"Aa.. Oo.. tidak-tidak. Kamu salah lihat. Aku tadi memasukkan 3 koin emas itu ke dalam sakuku."jawab pria itu.

"O jadi begitu."kata Shyn mengerti.

"Ini. Ambillah. Semoga bisa membantumu."pria itu memberikan 2 lembar uang seratus kepada Shyn.

"Mm.. te.. terimakasih ya."ujar Shyn ragu-ragu mengambilnya.

"Iya, sama-sama."balas pria itu lalu kembali menatap indahnya langit malam yang dihiasi beribu cahaya kunang-kunang.

Shyn pun memutuskan untuk mengikutinya. Otak Shyn berkata bahwa 'sebaiknya kau pulang Shyn, kasihan Moni pasti kelaparan.' Namun hatinya memberontak seakan berucap 'jangan Shyn, pria ini telah membantumu. Apa kau tega meninggalkannya. Tunggulah sebentar lagi.' Ya.. keduanya saling beradu untuk memenangkan diri Shyn.

Akhirnya, Shyn memilih mengikuti kata hatinya untuk tetap berada di sini sebentar lagi. Lalu..

"Ee.. mm.. terimakasih sekali lagi yah karena kamu sudah membantuku. Ohya.. perkenalkan namaku Shyn. Namamu sia.. pa..?"tanya Shyn terkejut saat dia menolehkan wajahnya ke arah pria itu.

"Aa.. a.. kemana pria itu? Ku rasa dia tadi masih di sini. Apa dia sudah pergi? Secepat itu kah?"Shyn bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Ia tak dapat menemukan pria itu.

"Mm.. huh.. ya sudahlah. Mungkin dia sedang terburu-buru."terka Shyn dalam hati.

"Hei, Pria baik. Jika kamu masih ada di dekat sini. Aku hanya ingin berterimakasih sekali lagi padamu. Aku tidak akan melupakan bantuanmu, Pria baik. Tidak akan pernah dan aku harap bisa bertemu denganmu lagi."teriak Shyn kemudian. Lalu dia tersenyum sendiri di gelapnya malam pinggir danau itu.

-----------------

Hai-hai. Sorry agak~eh sangat telat updatenya. Sorry juga kalo ada kata atau typo yang masih berserakan di mana2. Mm.. ikutin terus yah kisahnya.

Jangan lupa vocoment yah.
Lawada KriSar, coment aja.😉
Coment kalian sangat berharga bagiku.😆

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 13, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

She Is Mine(HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang