Pedang Kardus Fabian

20 1 4
                                    

Aku Kanita, Aku berumur 5 tahun. Aku sangat suka bermain, Aku suka berlari, Aku suka bermain petak umpet. Terkadang, aku terlalu bahagia dan tak memperdulikan yang aku lewati. bruk! Saat aku terjatuh aku menangis sekencang-kencangnya. Tangisanku adalah alarm pemanggil ditelinga Fabian, yang pasti segera menolongku. Benar saja, dia datang.
"Fab, sakit!!" aku merengek, karena aku takut darah.
"Hei! Kamu tahu kan disini jalan berbatu. Jangan lari-larian dong! Kalau kamu jatuh begini gimana? Kalau aku gak ada dekatmu, siapa yang akan menolongmu?"
"Kamu?gak ada di dekatku? Gak aku biarkan! Kamu ternyata jahat ya!? Aku lagi sakit nih" Setelah itu aku dibawa ke sepedanya dan pergi kerumahnya. Dia baik! Aku saja tak berani melihat darahku sendiri, sedangkan dia rela mengobatiku.

Fabian adalah teman yang sangat baik, menurutku. Walaupun kata orang dia agak aneh karena suka melarang orang berlebihan. Karena itulah, aku merasa menjadi manusia sempurna. Aku tak pernah takut, karena Fabian dengan pedang kardusnya siap memburu penjahat. Aku tak pernah kesepian, karena lantunan ocehannya yang berlebihan membuatku tenang.

Jika aku bisa berharap, aku ingin dia selalu bersamaku saat aku ketakutan. Aku ingin dia bersamaku saat aku kesepian. Jika itu dikabulkan, maka aku bahagia. Aku egois karena kupikir Fabian milikku. Seperti para putri raja yang memiliki seorang pengawal seorang ksatria yang gagah. Fabian adalah ksatrianya dan diakhir cerita seorang putri akan menikah dengan sang ksatria.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 09, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

If She KnowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang