Ku gerakkan mataku ke kanan dan ke kiri. Sudah hampir 10 kali, entahlah aku tidak menghitung.
Sepertinya sudah aman. Baiklah saatnya memulai misi. Aku mengeluarkan ponselku didalam saku untuk memotret seorang laki-laki yang sedang bermain basket.
CEKREK
Ah sial. aku lupa memakai mode senyap.
Untungnya aku memotret cukup jauh ditambah suara heboh dari tim cheers. Semoga saja tidak ada yang mendengar.
Segera ku melihat hasil potret ku. Yeay akhirnya bertambah koleksi foto Mario diponselku.
Ganteng.
Hanya kata itu yang terlintas dibenakku saat melihat foto Mario.
Entah sudah berapa lama aku memandangi foto Mario. Yang pasti sudah tidak ada orang disekitar lapangan.
Ku lihat ketempat Mario berkumpul dengan tim nya tadi. Ah, dia sudah tidak ada ditempatnya. Ku sapukan pandanganku kesegala arah. Aku tidak menemukannya. Aku hanya bisa menghela napas sambil melihat foto Mario lagi.
Sudah hampir 6 bulan ini aku suka memotret Mario secara diam-diam. Dia bukan kapten tim basket atau ketua OSIS. Dia hanya anggota dari tim basket. Yang hanya bisa diitung jari penggemarnya. Bukan termasuk cowok populer disekolah. Mario hanya cowok biasa yang berhasil meluluhkan hatiku. Oke ini lebay.
Dan, betapa konyolnya aku yang kini malah menjadi pengagum rahasianya?
Secret admirer?
YOU ARE READING
SECRET ADMIRER
Teen FictionAku berharap kamu akan merasakan degup jantung berdetak dengan kencang setiap kali melihatku, sama seperti saat aku melihatmu walaupun dalam jarak yang bisa dikatakan jauh. - Khaerani Az-zahra