Dua

19 1 0
                                    

Seorang Gadis sedang menggerutu kesal karena sedari tadi jemputannya tak kunjung datang. mungkin dia harus bersabar sedikit dan mencoba menunggu kembali.

Namun, setelah 15 menit berlalu jemputannya-pun tak kunjung datang juga. Gadis itu sudah tak tahan dan mulai beranjak dari tempat duduknya. Dengan kesal dia mengambil kopernya dan menggeretnya menuju pintu keluar tetapi sialnya dia tetabrak tubuh Pria berisi yang membuatnya terjatuh dengan anggun

"Duhilah" ucap si Gadis menahan emosinya yang hampir meledak dan menatap Lelaki itu dengan garang

Tapi saat Gadis itu melihat mata laki-laki yang menabraknya entah kenapa membuat semua sumpah serapahnya menghilang begitu saja, seakan-akan mata itu menghipnotisnya.

Kemudian Gadis itu menggeleng setelah terdiam cukup lama dan memandang laki-laki di depannya dengan serius "Hei? Kalau jalan itu pakai mata" ujar Gadis itu kesal membuat si Pria hampir tertawa karena perubahan ekspresi wajah Gadis itu.

Pria itu menaikan alisnya "hm? Kalau jalan itu pakai kaki, mari saya bantu" ujarnya sembari memberikan tangannya yang besar

Si Gadis menerima uluran tangan itu dengan sedikit kasar, setelah si Gadis berhasil berdiri dengan sempurna dia langsung mengambil kopernya yang ikut terjatuh dan menatap Pria itu dengan sinis sedangkan si Pria memandang Gadis itu bingung

Kemudian si Gadis menginjak kaki Pria itu dengan sepatunya tanpa dosa, membuat si Pria meringis kesakitan dan berlalu pergi begitu saja.

"Dasar, Gadis aneh" gumam Pria itu sembari geleng-geleng

***

Sementara di tempat lain.......

Rasyid meringis mendapat jitakan serta jambakan dari seorang Gadis yang sekarang sedang kerasukan setan "Kenapa lama banget si!! Gue udah nunggu lama tau" teriak Gadis itu kesal sembari menjabak rambut Abangnya dengan kuat

"Duh-duh lepas sakit nih" balas Rasyid dengan ringisan yang terus keluar dari bibirnya, tapi seakan tak peduli si Gadis terus menarik rambut Abangnya hingga sedikit rontok.

"Dekkk, lepas gak? Nanti rambut gue rontok, Astaga!!!" teriak Rasyid dengan keras membuat beberapa orang yang lalu lalang terkekeh melihat kejadian freak ini.

"Dek, please. Malu-maluin tau, lepas dulu nanti abang jelasin ya?" tawar Rasyid dengan memelas, si Gadis itu menatap abangnya dengan sinis dan melepaskan tarikan rambutnya

Rasyid mendesah lega sembari memegang rambutnya yang ternyata masih ada, dia berpikir dia akan botak. Rasyid benar-benar bingung, dari kecil hingga sekarang jambakan adiknya cukup membuat kepalanya mengalami kerontokan tahap parah. kalo tiap hari bisa kena vertigo gue batin Rasyid.

"Jelasin!" ujar Gadis itu membuat Rasyid meringis, Akhirnya Rasyid menjelaskan kepada adiknya bahwa tadi dia terkena macet karena ada perbaikan jalan yang mengharuskan untuk memutar. Rasyid juga bilang bahwa dia terus-terus meringis di sepanjang jalan karena memikirkan kejadian seperti ini pasti akan terjadi bila dia telat.

"Itu salah lo!! Bukan salah gue!!" ujar Gadis itu dengan cuek lalu masuk ke dalam mobil, melihat itu Rasyid menjambak rambutnya frustasi. Emang benar laki-laki itu selalu salah di mata perempuan, batin Rasyid naas.

Rasyid mengangkat barang-barang adiknya ke dalam bagasi mobil, setelah selesai Rasyid langsung masuk ke dalam mobil dan melirik Adiknya yang sedang melamun, Rasyid menyerengit heran "Ada apa? Apa ada sesuatu yang tertinggal?" tanya Rasyid yang membuat Adiknya melonjak kaget

"Emm enggak ada" balasnya , Rasyid menaikan satu alisnya, si Gadis melihat Abangnya dengan jengah.

"Seriusan bang gaada, ayo balik gue ngantuk beneran nih" elak si Gadis, Rasyid menghela nafasnya dan melajukan mobilnya

Sementara si Gadis masih melamun akan kejadian asing di cafe tadi

Entah kenapa dia menyukai mata berwarna hitam pekat Pria tadi, itu benar-benar indah.

***

Pukul menunjukan 19.00 terdengar deruan motor dan mobil yang sampai secara bersamaan, Gadis yang sedang duduk di sofa mendengar deruan itu langsung berlari keluar dan melihat Herjuno Abang tercintanya turun dari mobil serta Lara kakak perempuannya yang diantar oleh seorang Pria dengan motor besar, apa itu kekasihnya? Pikir Gadis itu bingung, kemudian dia menggeleng tak peduli.

"Abanggg?!!" teriak Gadis itu dengan semangat dan memeluk Juno dengan erat, membuat Juno hampir terjungkal ke belakang

Juno membalas pelukan adiknya sambil mengecup kecil-kecil di pucuk kepala adik tersayangnya ini "Uuu adeknya abang, kapan sampai? Maaf abang gak bisa jemput kamu"

Si Gadis mendongak "it's okay, Sekitar jam 4 sore, waktuku terbuang 3 jam gara-gara si Abang bodoh itu." rajuk Gadis itu dengan manja

"Kenapa jadi kasar nih ngomongnya?" celetuk seseorang dari belakang yang membuat Gadis itu menoleh dan mendapatkan Kakak perempuannya sedang berdiri dengan laki-laki di sampingnya.

Gadis itu langsung melepaskan pelukan Juno dan beralih memeluk Lara "Kangen banget sist, yaampuunnnnn" teriak si Gadis dengan heboh

Lara terkekeh pelan "Uuuuuu sama gue juga kangen banget sama lo sistaaaa, lo si betah disana" Lara membalas pelukan adiknya

Si Gadis mencoba melirik laki-laki bertubuh tinggi semampai di samping kakaknya "itu siapa kak?" tanya Gadis itu berbisik

"Kenalan dong makanya"

Kemudian Gadis itu melirik kearah Laki-laki itu dengan bingung, Rayhan yang merasa di lirik dengan pandangan bingung entah kenapa terkekeh. Mungkin muka Adik iparnya ini sangatlah lucu.

"Kenalin Rayhan, calok kakak ipar " ujar Rayhan mengulurkan tangannya, Gadis itu langsung menggenggam tangan Rayhan

"Zee, senang berkenalan denganmu Ray" balasnya dengan senyum merekah

Juno berdehem membuat genggaman tangan mereka berdua terlepas "Yuk kita masuk, abang beli makanan di jalan tadi. sekalian makan malam kita" ajak Juno yang di angguki oleh semuanya

***

Keadaan di meja makan cukup berisik karena Rayhan mampu membuat semua orang di meja makan tertawa terbahak-bahak karena leluconnya di tambah satu orang dengan kelakuan yang superduper ya siapa lagi kalau bukan abangnya a.k.a Rasyid?? Entah gimana dia tiba-tiba sampai dirumah dengan berteriak gak jelas sambil membawa beberapa kantong plastik yang berisi makanan. bahkan lebih banyak dari yang di bawa  oleh bang Juno

"Bang Iid? Lo ga salah beli sebanyak ini?" tanya Zee sambil menunjuk makanan di depannya dengan seram

"Hehe, ya enggaklah lagipula ini kan buat lo" balas Rasyid dengan senyum misteriusnya, Zee memutar matanya jengah

"Pasti lo abis morotin orang ya kan?" tuduh Zee yang membuat Rasyid gelagapan, tapi langsung kembali normal

"Hehehe, tuh tau" balasnya membuat bibir semua orang di meja makan ini gatal ingin menerkamnya sekarang juga

Kemudian berlanjutlah obrolan-obrolan ringan seperti menayakan tentang kehidupan Zee selama di Jawa dan yang lainnya.

"Dek?" panggil Juno membuat Zee yang sedang berdebat dengan Rasyid harus terpaksa menoleh

Juno memberikan sebuah Map coklat di hadapannya "Apa ini?" tanyanya sambil menatap Juno dengan bingung

"Kalau mau tau ya di buka dong" suruh Juno dengan senyum manisnya, mau tak mau Zee-pun membuka dokumen tersebut dan membuat mata cantiknya itu membelalak kaget

"Astaga! Aku baru sampai Jakarta bang, lusa udah sekolah aja ya Tuhan." ujarnya frustasi

Juno terkekeh "Kedua kakakmu memaksa Abang untuk mendaftarkanmu di sekolah mereka berdua, jadi ini bukan salah abang" Juno mengangkat tangannya tanda menyerah membuat Zee ingin menjabak rambut Abang tersayangnya itu

"Tapi kan-"

"Bukan gitu, Abang juga setuju kok. karena menurut Abang kalau terlalu lama juga ga baik kan?" ujar Juno berusaha bernegosiasi

"Lagipula kalo weekend atau pulang cepet kamu bisa lah dek jalan-jalan, ada Kakak kok yang nemenin"celetuk Lara yang membuat bibir Zee makin panjang kedepan

baru juga sampe, gumam Zee frustasi.

👊👊👊

Done

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LO-SER = I.S.O.A (I/I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang