02

26 3 4
                                    

“Sebenarnya ini semua bukan salah alam semata,” bela Daun.

“Lalu apa maksudmu?”

Tiba-tiba pembicaraan Daun dan Klorofil terpotong oleh omongan ayahnya.

“Maaf aku mengadakan rapat dengan mendadak seperti ini,” ujar Ayah Daun.

“Memangnya ada masalah apa sampai harus mengadakan rapat mendadak seperti ini?” tanya salah seorang peserta rapat.

“Ini masalah kebakaran hutan,” lanjut Ayah Daun.

“Kebakaran hutan di Kalimantan itu kah yang ayah maksud?” Daun berpendapat.

Ayah menjawab, “Benar Daun, masalah ini sudah sangat kronis di hutan Indonesia.”

“Benar apa yang sudah kau katakan, darimana kau bisa mengetahuinya?” bisik Daun pada Klorofil.

“Sudahlah mari kita dengarkan penjabaran ayahmu,” bentak Klorofil.

“Hehehe gitu saja marah, dasar kamu.”

Tiba-tiba datang Ibu Daun sambil membawakan hidangan agar suasana rapat menjadi lebih hangat.

“Silahkan dinikmati ya,” ucap Ibu Daun.

“Kita sebagai penjaga alam yang bertanggung jawab menjaga kelestarian alam harus segera mengatasi perihal masalah ini. Karena hal ini merupakan masalah kita bersama,” cerca ayah dengan tegas.

“Lalu bagaimana masalah ini di sudut pandang ayah?” tanya Ibu Daun dengan penasaran.

“Menurut ayah, hal ini tidak murni menjadi kesalahan alam. Karena kebakaran yang terjadi bukanlah hal yang biasa terjadi.”

“Maksud ayah apa?” tanya Daun.

“Kebakaran ini disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri, bukan alam yang menghancurkan hutan namun individu itu sendiri yang membuat hutan itu terbakar. Mereka membakar hutan agar lahan tersebut dapat digunakan sesuai kebutuhan mereka,” pungkas ayah.

“Jadi sebenarnya semua ini ulah mereka?” tanya Klorofil

“Kamu kira ini ulah siapa? Mana mungkin alam mau merusak dirinya sendiri,” ujar Daun dengan sedikit kesal.

“Sebenarnya mereka tidak berpikir bahwa apa yang mereka lakukan akan berdamapak fatal bagi diri mereka sendiri. Mereka lupa akan hukum alam bahwa apa yang mereka tanam itulah yang akan mereka petik,” ibu menambahkan.

Lalu ayah mengajukan sebuah pertanyaan bagi seluruh peserta rapat. ”Bagaiamana jika kita tugaskan ksatria muda untuk mengatasi permasalahan ini?”

Daun bertanya, “Ksatria muda siapa maksud ayah?” Daun terlihat bingung.

“Ya, kalian Daun dan Klorofil para peri pohon pelindung alam.”

“Hah?? Kami?” pekik Daun dan Klorofil secara bersamaan.

“Memangnya kenapa jika kalian yang ditunjuk oleh ayah?” ucap ibu.

“Bukankah usia kami masih belum mencukupi untuk mengemban tugas ini?” sanggah Daun.

“Benar apa yang dikatakan oleh Daun,” tambah Klorofil.

“Tapi ayah percaya pada kalian,” yakin ayah.

“Benar nak, kami percaya pada kalian,” sahut peserta rapat yang lain secara bergantian.

“Baiklah jika memang itu keputusanya aku dan Klorofil akan melaksanakan tugas ini, kami akan pergi ke Kalimantan untuk menyelesaikan masalah ini,” ujar Daun.

DaunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang