Part 1

0 1 0
                                    

Namaku Sophia Gita, panggil saja aku gita. Aku baru berusia 15 tahun Januari lalu masih muda ko ya, dan baru saja lulus dari Sekolah Menengah Pertama atau yang biasa di singkat SMP. Ya seperti siswa siswi lain yang baru lulus, aku pun sibuk mencari sekolah baru.

Karena orangtuaku ingin aku tak sulit mencari pekerjaan saat lulus, jadi mereka memutuskan untuk mendaftarkanku ke SMK. Sebagai anak ya aku harus ikut apa kata orangtuaku, walaupun aku ingin masuk salah satu SMA di wilayahku tapi ya tak salah juga mengikuti kata orangtua.


Lagipula tak buruk juga kan masuk SMK? Seperti remaja kebanyakan, untuk menambah semangat sekolahku aku juga mempunyai seorang pacar. Ya, dia satu sekolah denganku saat SMP. Tapi dia bilang dia akan mendaftar di SMA impianku, ya aku sempat sedih. Namanya Jagdhis Wibisana Taulany Michel.

Kita berpacaran selama hampir setengah tahun, aku mencintainya, ya tentu saja. Dia kekasihku yang begitu sabar menghadapi sikapku yang kadang labil, dan dia tak pernah menuntut aku untuk sempurna dengan aku yang apa adanya ini. Hampir setiap hari kita menghabiskan waktu bersama.

Menjadi penghuni sekolah yang hampir setiap hari harus diusir secara halus oleh penjaga sekolah karena tidak juga pulang, tentunya bersama teman-teman kita yang lain. Hubunganku dengannya lancar tanpa halangan apapun.

Tidak pernah ada orang ketiga walaupun kami sering saling cemburu namun hanya sebatas pemanis hubungan semata. Bertengkar pun hanya beberapa kali dan dapat dihitung oleh jari, tak pernah ada masalah serius diantara kita. Dia begitu mencintaiku.

Seringkali aku tak menghiraukannya namun dia tetap menyayangiku. Tapi bukan berarti aku selalu bahagia menjalani hubungan ini, terlebih dia yang selalu dipandang hebat. Seringkali aku tak bisa mengimbanginya, aku selalu berharap jadi si kupu-kupu yang selalu terlihat indah.Apa perlu aku menjelaskan tentang perkenalan kita?

Baiklah singkatnya saja. Kami mulai dekat lewat salah satu sosial media, awalnya aku tak terlalu merespon karena aku tak mengenalnya.

Namun saat dia bilang kalau kami bersekolah di smp yang sama, aku mulai merespon karena aku sama sekali tak pernah melihat wajahnya walaupun kami satu angkatan. Dan waktu itu aku sudah menginjak bangku kelas 9, itu berarti kamu telah berada di gedung sama selama 2 tahun lebih.

Hampir setiap hari kita chating melalui sosial media tersebut, hingga satu persatu teman kami mengetahuinya. Mereka mulai menjodoh-jodohkanku dengan jagdhis, jagdhis pun tak segan bilang kalau dia menyukaiku. Jujur aku sama sekali tak memiliki perasaan untuk dia.

Karena saat itu aku sedang menyukai sahabatku sendiri. Tapi lupakanlah, aku tak akan menceritakan kisah pahit yang bernamakan friendzone itu. Hingga beberapa kali jagdhis menyatakan perasaannya aku masih labil, selama 2 bulan lebih aku menggantungkan hubungan kita.

↩Happy reading guys🔒

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mencintaimu Adalah BahagiakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang