Prolog...

203 13 1
                                    

***

Menatap jera.

Itulah hal pertama yang (Namakamu) lakukan begitu melihat Iqbaal berdiri didepan pintu kamar apartemennya. "Ngapain lo kesini?" tanya (Namakamu) ketus.

Iqbaal menampilkan senyum lebarnya, "Jemput lo lah. Yuk kita berangkat bareng."

(Namakamu) mendengus, "Gue ngga mau dijemput sama cowok sialan kayak lo. Pergi lo."

"Masih marah masalah kemarin malam?"

"Menurut lo?"

Iqbaal menghela nafas, "Oke. Gue minta maaf."

"Kemarin-kemarin juga lo minta maaf, terus besoknya apa? Lo ngulangin lagi kesalahan yang bego. Permintaan maaf lo udah basi." Sentak (Namakamu).

Gadis mana yang tidak marah kalau KEKASIHNYA main belakang bersama sahabatnya sendiri? Gadis manapun pasti akan melakukan hal yang sama seperti yang sedang (Namakamu) lakukan saat ini.

Dia marah dan dia benci karena Iqbaal diam-diam main hati dengan sahabatnya sendiri, Karin.

"Gue khilaf. Gue cowok, udah sewajarnya tempat khilaf kan?" ucap Iqbaal-lagi.

(Namakamu) menatap sebal pada Iqbaal sebelum memutuskankeluar dari balik pintu apartemennya. Mengunci pintu itu dan berjalan mendahului Iqbaal. Membuat laki-laki itu tersenyum lebar dan merangkul bahunya yang segara ditepis oleh gadis itu.

"Jijik lo pegang-pegang!" Hardiknya.

"Lo makin cantik aja kalo cemburu. Uhhh bikin gemes pengen nidurin." Kali ini kedua tangan Iqbaal terangkat untuk mencubit kedua pipi (Namakamu) membuat gadis itu mengerang.

"MATI AJA LO! SETAN!"

"HAHAHAHAHA..."


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 11, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

HELIUMWhere stories live. Discover now