part 9

1.2K 42 0
                                    

Sheryl menahan tangan suaminya yang akan membuka kancing gaunnya, malam ini suaminya berbeda dari malam-malam sebelumnya dia bisa merasakan kerinduan ketika suaminya menyentuh tubuhnya dan tatapan penuh cintanya membuat hati sheryl berbunga-bunga dia seperti baru jatuh cinta padahal mereka sudah menikah cukup lama.

"Kamu bilang kamu mau mandi." Kata sheryl lalu melepaskan tangan charlie kemudian dia mengelus kedua pipi charlie dengan lembut.

"Aku tidak pernah mengatakannya sayang, tetapi kamulah yang menyarankannya padaku." Jawab charlie sambil menyangga tubuhnya agar tidak menekan tubuh sheryl dia menatap bibir sheryl sambil tersenyum lalu tatapannya naik ke mata sheryl dan memandangnya.

Sheryl gugup jika suaminya memandangnya seperti ingin menelannya hidup-hidup, biasanya dia tidak pernah segugup ini karena mereka sudah terbiasa bersama tapi entah mengapa malam ini terasa sangat berbeda untuknya.

Charlie baru saja akan bicara ketika ponsel sheryl berbunyi dan dia mengurungkan niatnya lalu bangkit dari atas tubuh sheryl lalu pergi ke kamar mandi, sementara sheryl sangat berterima kasih kepada siapa pun yang menelponnya karena dia bisa lolos dari godaan suaminya.

Setelah melihat nama yang tertera di layar ponsel senyum bahagia terukir di bibir sheryl tanpa menunggu lagi sheryl langsung mengangkat telpon yang ternyata dari nenek tercintanya.

"Hallo, nenek dan semuanya apa kabar?" Kata sheryl menyapa dengan nada bahagia.

"Hallo juga she, kami semua baik-baik saja bagaimana denganmu?" Kata neneknya.

"Aku baik-baik saja nek dan aku bahagia mendengar kalian baik-baik saja cepat pulang ya aku kesepian di rumah sendirian." Kata sheryl merajuk kepada neneknya.

"Benarkah? Bukannya kami memang harus pergi dari rumah agar kamu dan suamimu bisa saling melepas rindu, ayolah she nenek tahu apa yang ada di balik kata-katamu itu." Kata neneknya menggoda sheryl sambil terkekeh.

"Iisstt.. nenek ini kenapa jadi mengolokku." Kata sheryl lalu cemberut.

"Hahaha... nenek tidak mengolokmu tapi itu benarkan?." Kata neneknya sambil tertawa dan di iringi tawa lainnya.

Sheryl mengerutkan keningnya dia pikir neneknya bicara jauh dari yang lainnya ternyata dia salah, jika di dengar dari tawa keras mereka pasti mereka sedang berkumpul di ruang keluarga dan nenek bicara di depan mereka lalu bagaimana dia bercerita tentang kegugupannya.

"Hmm... nenek apa nenek bisa menjauh dari mereka? Maksudku aku ingin menceritakan sesuatu yang pribadi jadi hanya nenek saja yang boleh mendengarnya." Kata sheryl dengan nada memohon.

"Baiklah nenek mengerti, sebentar ya nenek akan pergi ke kamar nenek." Setelah neneknya mengatakan itu sheryl mendengar neneknya berpamitan untuk istirahat kepada semua orang.

Sheryl menunggu sampai neneknya masuk ke kamar dan itu butuh waktu sepuluh menit apakah kamar neneknya sejauh itu? Atau mungkin kamar nenek di lantai tiga tapi seingat sheryl neneknya tidak suka jika kamarnya berada paling atas.

"Hallo she." Suara neneknya menyadarkan sheryl dari lamunannya.

"Ah. Ya, nek apa nenek sudah ada di kamar?" Kata sheryl bertanya kepada neneknya.

"Iya nenek baru sampai di kamar kamu pasti berpikir mengapa nenek lama?" Kata neneknya menebak.

"Memang itu yang aku pikirkan, jadi mengapa?" Jawab sheryl.

"Tidak apa-apa hanya saja kamar nenek berada paling ujung dari ruang keluarga dan kamu tahu sendiri she nenek tidak bisa berjalan cepat, nenek juga tidak bisa berjalan sambil telpon nanti nenek tidak fokus terus jatuh itukan tidak lucu." kata neneknya.

OUR BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang