Four-Leaves Clover #3

367 46 7
                                    

Taehyung

Taehyung termasuk orang yang straight. Cenderung menghindari hal-hal yang sama sekali tidak menguntungkan. Yang tanpa tujuan. Ia bersedia mengemban peran ketua kelas karena baginya memegang jabatan berpengaruh menentukan cara pandang orang lain terhadapnya. Dengan menjadi representatif yang baik, ia tidak hanya akan dihormati namun juga diteladani.

Melalui ajakan seorang teman, ia bergabung di tim sepak bola bentukan Mark Tuan. Siapa yang tak mengenal anak bengal itu. Namanya saja sudah bisa mengantarkan horor menggetarkan kaki siapa pun yang mendengar. Bukan untuk menirukan kebengalan Mark, Taehyung menggunakan image negatif itu sebagai penangkal bila ada yang coba mengusiknya meski belum terjadi sampai kini. Selain itu, sepak bola menjadi media pelepas stres setelah berkutat dalam kelas.

Sampai kemudian, seorang Jeon Jungkook masuk ke dalam kehidupannya.

-FoutaleavesClover-

Taehyung meneduhi matanya dengan telapak tangan dari siluet menyilaukan matahari yang bersinar tepat di atasnya. Libut musim panas masih tersisa tiga hati lagi. Bukan madlah baginya untuk memboroskan waktu tanpa melakukan apa pun seperti 27 hari yang telah ia lewatkan begitu saja. Ajakan main ke pantai disebutnya basi. Pantai pasti tujuan semua orang mengurangi panas tubuh dan sudah bisa dipastikan akan penuh sekali. Untuk sekali ini, Taehyung berniat menghabiskan liburannya sendirian. Dengan kata lain, ia ingin sekali-kali menikmati seperti apa rasanya melakukan hal yang tidak memberikan keuntungan. Yang tanpa tujuan.

"Aku jadi merindukan Jungkook" gumamnya.

Selepas makan siang, Taehyung menaiki sependanya ke pinggiran bendungan. Itu tempat alternatif, karena gerbang masuk sekolah dikunci dan dijaga ketat semenjak adanya kabar perusakan sejumlah fasilitas oleh orang tak dikenal. Memaksanya mengorbankan kegiatan wajib di bawah pohon dekat lapangan bola.

Hal yang berulang dilakukannya hanya duduk-duduk atau berbaring santai seharian sampai petang menjemput. Terkadang dibarengi perburuan bentuk-bentuk aneh awan putih yang mengambang di langit biru. Sekitar 30-an bentuk sudah ia abadikan dengan kamera lensa panjang yang selalu menemaninya, selain sepeda tentu saja. Keseluruhannya dicetak berwarna dan dijadikan penutup plafon kamar. Beberapa kali ia sempatkan mampir ke kereta ice cream, memesan es dengan berbagai warna. Kram perut dan sakit tenggorokan yang mengintai tidak menyurutkan seleranya menikmati minuman penandas dahaga itu. Bila sedang banyak pengantri, ia akan ikut membantu melayani. Ajusshi si penjual sewaktu-waktu memberinya pembelian cuma-cuma.

Dan, pencarian semanggi berdaun empat. Hilangnya karpet rumput di bawah pohon sekolah akibat penyiangan dalam mewujudkan wajah baru di tahun ajaran bari mengharuskannya mencari tempat lain. Tanpa disangka, sekitar pinggiran bendungan menyediakan tempat apa yang dicarinya. Rerumputan tumbuh menghijau rata di sana. Meski jenis rumputnya lebih banyak, rapat, dan ukuran tumbuhnya tak terurus lebih menyulitkan. Tantangan itu malah memacu semangatnya. Taehyung tetap berusaha keras. Misinya belum tuntas.

Setiap minggu sekali ia akan mengirimkan temuannya, semanggi berdaun empat (asli), ke salah satu kamar inap di rumah sakit umum Seoul. Ia bersumpah akan terus melakukannya sampai orang itu keluar. Sehat. Kembali untuknya.

Baru saja ia menyelesaikan misi. Kantong plastik yang ia bawa berisi satu semanggi berdaun empat. Ia temukan terselip, tersembunyi di sela semal berbunga kuning. Ledakan bunga berbentuk terompet itu di tuding Taehyung sebagai penghambat. Semanggi terdesak ruang tumbuhnya sehingga ia haru berpacu dengan waktu setiap hari bila tidak mau kehabisan tempat.

Taehyung memicingkan mata. Sebongkah awan meneduhi area sekitarnya. Tunggu. Semakin dilihat, bentuknya.... Daebak!!! Secepat kilat ia membidikkan lensa kamera ke arah awan itu. Dapat.

Taehyung mengalungkan kembali kamera ke lehernya, menyelipkan plastik isi semanggi ke saku kemeja, berlari lalu menaiki sepeda, dan memacunya dengan kecepatan tinggi. Meski terlalu awal pulang hari ini, baginya satu semanggi saja cukup. Ia punya hal lain untuk diburu.

-FourLeavesClover-

Di atas meja belajar Taehyung menyebar urut foto-foto hasil cetakan hari ini. Awan, awan dan awan. Hanya obyek itu yang menarik minat berburunya. Kini awan bukan lagi sebatas gumpalan gas peneduh atmosfir saja. Bentuk-bentuk itu sebuah karya tak ternilai. Ia yakin ada seorang lagi yang akan satu suara dengannya saat melihat foto-foto itu.

Bentuk awan yabg terakhir ia bidik, sangat menarik perhatian Taehyung. Ia ambil sekitar 10 bidikan tadi. Sebanyak tiga foto tersingkirkan akibat fokus mengabur dan sudut pengambilan yang kurang memuaskan. Diseleksi lagi sehingga tersisa lima yang masuk kategori memuaskan. Pengejarannya yang mengakibatkan kelelahan kaki itu tidak sia-sia.

Satu per satu dengan bangga, ia jejer foto-foto tersebut. Nanti ia mengingatkan diri untuk mencetak kelimanya masing-masing satu kopian lagi. Selalu begitu. Yang satu untuk melengkapi koleksinya di plafon dan satu lagi........ kejutan.

Taehyung mengulum senyum sambil memandangi foto pemandangan awan yang ia tangkap. Toh, apa yang dilakukannya selama 28 hari ke belakang memberikan arti berharga. Sebuah tujuan. Ia selalu memperoleh 'sesuatu' di akhir nanti. Traktiran es karena membantu ajusshi meneriakkan kalimat promosi ke pejalan kaki, tempat enak menghabiskan waktu yaitu pinggiran bendungan-ia janji akan membagi tempat rahasianya segera, koleksi foo yang sangat-sangat berarti banyak, dan semanggi. Ia siap menghantarkan satu untuk jatah minggu ini.

"Hahhhhhhh. Lelahnya" Desahan lelepas lelah meluncur saat ia telah menjatuhkan tubuhnya di atas kasur. Ia memandanga tanpa mengedip hamparan awan dan langit buatan di atas kepalanya. Menikmatinya. Pencahayaan membuat suasan seakan ia masih berada di tengah hamparan rerumputan. Ia kagum sendiri akan jerih payahnya. Berimajinasi adalah sesuatu hal yang menyenangkan. Di luar dugaan ia masih mampu melakukannya.

"Jungkookie, bagaiaman kabarmu? " gumam Taehyung dalam tanya. Sejak perpisahan mereka, tak terhitung lagi berapa kali pertanyaan itu berulang. Tanpa ada yang menyahut. Namun Taehyung tahu, ia akan mendapatkan jawabannya. Segera. Tanpa sadar dengan perlahan Taehyung tenggelam dalam alam bawah sadarnya. Ia tertidur. Damai. Terdengar gumaman pelan sebelum deru nafas teraturlah yang mengisi ruang itu. "Saranghae Jungkookie".

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Four-Leaves Clover (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang