Mars & Venus - 1

177 3 0
                                    

Indahnya langit malam menjadi objek utama dalam penglihatan.
Kerlap-kerlip bintang seakan menjadi sebuah agungan untuk langit malam.
Langit kelam, tiada arti jika tidak ada bintang, tiada indah jika tidak ada bulan.

Udara berhembus dengan kencang. Seakan menyapa dan menerima kehadiran ku dalam kegelapan yang mampu menuntunku ke arah kedamaian.

Tak ada satu katapun yang dapat terucap. Bahkan untuk mewakili perasaanku.
Perasaan di mana terdapat kehampaan, tidak ada secercah harapan, dan bertumpu pada satu tujuan.

***
Kringg.. Kringg..
Bunyi alarm membangunkanku dari tidur lelapku.

"Venus". Suara yang benar2 kurindukan selama 2 tahun ini. Terdengar hangat dan menenangkan hati.

"Bunda?" Ucapku saat kesadaranku sudah kembali normal.

Aku berlari menyusuri lorong di depan kamarku dan mulai menuruni anak tangga untuk menghampiri Bunda.

"Bundaa". Teriakku dan langsung memeluk tubuh hangat bunda.

Pekerjaan Bundalah yang memisahkan Aku dan Bunda selama ini.
Perusahaan yang Bunda pimpin seakan nyawanya kedua Bunda setelah ku. Iya aku nyawa pertamanya Bunda.

Aku masih setia memeluk tubuh yang ku rindukan. Dan Bunda tidak merasa risih dengan tingkah ku.

***
Tbc.

Mars & VenusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang