Minji dan Miyoung berjalan memasuki salah satu cafe yang terletak di persimpangan jalan dekat sekolah mereka.
Seperti yang Miyoung ucapkan, cafe itu memang buka 24 jam dan biasanya saat pagi hari seperti ini, banyak yang orang datang untuk sarapan.
Miyoung dan Minji berjalan mendekati salah satu meja yang terletak di ujung cafe ini.
"Permisi nona, ada yang bisa saya bantu?" Tanya salah satu waiters dengan ramah.
"Eum, Hot Chocolate dua dan tiramisu cake dua." Pesan Miyoung sembari tersenyum ramah.
Pelayan itu kemudian pergi meninggalkan dua gadis cantik yang sibuk dengan dunia nya masing-masing.
Minji membuka smartphone canggih keluaran terbaru miliknya lalu membuka sebuah notifikasi chat dari kakaknya, Park Jimin.
————————————————
[Chatting Room]
JiminPark
• Kau dimana?
• Hari ini pulang cepat kan?Aku di cafe dekat sekolah•
Iya•JiminPark
• Teman-Teman ku datang berkunjung.
• Kau tak ingin menemui mereka?Ada Namjoonie oppa?•
JiminPark
•Tentu.Aku akan pulang 30 menit lagi•
————————————————
Minji tersenyum sumringah saat tahu bahwa teman-teman kakaknya datang ke rumahnya. Terlebih saat ia tahu pria yang menjadi cinta pertamanya juga datang kesana.
Kim Namjoon, sosok pria genius yang bisa membuat hati Minji bergejolak saat melihatnya. Dia pria pertama yang pernah membuat Minji menangis semalaman karena sudah berpacaran dengan gadis yang merupakan teman lamanya.
"Hei, kau baik-baik saja?" Tanya Miyoung yang heran melihat Minji tersenyum tanpa alasan yang jelas.
"Ne." Balas Minji pelan sambil terus tersenyum.
Minji hanya tersenyum lalu membuka salah satu folder ponselnya yang berisi beberapa foto sang pujaan hati Minji.
"Permisi nona."
Seorang pelayan datang membawakan makanan dan minuman yang mereka pesan.
"Khamsahamnida." Ujar Miyoung saat pelayan itu hendak meninggalkan meja mereka.
"Astaga, bibir ku terbakar." Ujar Minji agak keras membuat beberapa pengunjung lain menoleh ke arah mereka.
"Apa kau bodoh? Sudah tahu itu masih panas, tapi malah diminum." Ucap Minji sembari tertawa kecil.
"Kau tahu, ada pepatah yang mengatakan kalau saat kita sedang jatuh cinta maka kita akan melupakan semua hal di sekitar kita." Ujar Minji sembari tersenyum.
"Wah, kau sedang jatuh cinta ya?" Tebak Miyoung dengan nada sedikit meledek.
"Hei, Tiramisu cake ini sangat lezat." Ujar Minji mengalihkan topik pembicaraan.
"Yak! Jangan mengalihkan topik pembicaraan kita." Ujar Miyoung agak kesal.
Minji menghembuskan nafasnya kasar. "Baiklah, aku mengaku. Aku memang sedang jatuh cinta."
Bola mata Miyoung membesar, pertanda dia tertarik dengan ucapan Minji tadi.
"Tapi sayang, orang yang aku cintai sudah memiliki kekasih." Ujar Minji dengan nada sedih nya.
"Pria itu adalah cinta pertama ku, tapi pria itu juga yang membuat aku merasakan patah hati untuk pertama kalinya.
Jika banyak orang yang bicara jika cinta pertama itu adalah sesuatu yang menyenangkan, lain dengan ku. Untuk ku itu adalah sesuatu yang berhasil membuatku terbang di awal dan jatuh di akhir."
Minji tersenyum miris di akhir ceritanya. Lalu menyesap hot chocolate yang tadi Miyoung pesan.
"Aku tidak percaya dengan adanya cinta." Ujar Miyoung sarkastik membuat Minji yang awalnya sedang melihat ke arah lain menoleh ke arahnya.
"Di dunia ini tidak ada yang tulus, semua orang saling memanfaatkan satu sama lain demi kepentingan diri mereka sendiri.
Saling melukai satu sama lain atau bahkan saling membunuh satu sama lain. Huh, sudahlah." Ujar Miyoung.
"Kenapa?" Tanya Minji.
"Entahlah."
Minji hanya menghela nafasnya kasar.
"Aku harus pulang dulu, Jimin oppa pasti sudah menungguku dirumah." Pamit Minji sembari bangkit dari tempat duduknya, berjalan meninggalkan Miyoung yang masih asyik memakan cake nya.
TBC
Chu~