Home Sweet Home

2.2K 258 15
                                    

Taeyong mendudukkan dirinya dikursi penumpang dekat dengan jendela. Penerbangan menuju Seoul hanya memakan waktu kurang lebih 1 jam

Taeyong jarang sekali naik pesawat, terakhir kali ia naik pesawat saat ia masih berada dibangku SMA, kursi penumpang kelas ekonomi bukanlah hal buruk bagi Taeyong

Lagipula, Taeyong tidak mampu membeli tiket kelas executive karena menyimpan uangnya untuk 10 hari di Seoul, dan ia berhenti dari pekerjaannya. Jadi ia hanya mengandalkan uang gaji yang selama ini ia sisakan dan tabung

#

Sehun membolak-balik tabloid yang semuanya memuat tentang dirinya sendiri. Kemudian melemparnya entah kemana kemudian membaringkan dirinya dikursi kelas executive maskapai penerbangan termahal di Korea

"Permisi" Sehun memanggil salah satu pramugari yang lewat

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan Muda Oh?"

"Yeah bisa aku minta beef and mozarella tortilla, salmon with ratatouile dan satu cangkir sex on the beach?" Pramugari tersebut mengangguki permintaan Sehun

SKIP>>>

"Tuan muda... tuan muda" supir Sehun tampak memanggil Sehun yang kini tengah berbaring dijok belakang

"A-ah ya?" Sehun terperanjat bangun sambil membuka penutup matanya.

"Kita sudah sampai" ujar supir tersebut. Sehun segera menoleh kesamping, dan terperanjat untuk kedua kalinya melihat banyaknya batu nisan kuburan yang tertumpuk salju

"FART POOP DUTY!" Sehun membelalakkan matanya

"B-bukan disamping sana Tuan. Tapi didepan sana" kemudian akhirnya Sehun menatap kedepan, ada sebuah jalan kecil namun bukan jalan setapak dan tertutup oleh salju.

"Mobil ini terlalu besar. Akan susah untuk putar balik nantinya" jelas supir tersebut

"Lalu kita harus bagaimana?" Tanya Sehun panik

"Ehm... anda jalan sendiri Tuan"

"What! No!!!" Dan disinilah Sehun sekarang. Memasang wajah cemberutnya sambil menarik dua koper besarnya melewati jalan bersalju yang sedikit licin

Dengan susah payah, Sehun menarik dua koper itu bersamaan. Pakaian musim dingin Sehun memang boleh terlihat keren, namun tidak dengan sepatu yang ia pakai

Sepatu Sehun memang terbuat dari kulit mahal, namun sangat licin untuk jalanan seperti ini. Berbeda dengan jalanan Seoul yang tidak terlalu banyak salju

"Kyaaaa" Sehun mati-matian menahan tubuhnya agar tidak terpeleset jalanan bersalju. Ada sebuah ranting pohon willow disampingnya

Dengan segera Sehun meraih ranting tersebut agar ia tidak terpeleset jatuh. Yah ranting tersebut memang menolong Sehun agar tak terpeleset tapi sebagai gantinya

'PLUKK'

Setumpuk salju jatuh dari pohon mengenai pundak Sehun dan itu membuat Sehun terlihat kesal

'PLUKKK'

Dan sekali lagi, tumpukkan salju jatuh mengenai kepala Sehun yang tertutup beanie hitamnya. "Ohh shit!!!" Umpat Sehun

Sehun menatap layar ponselnya yang memperlihatkan alamat rumah Taeyong. Letaknya 100 meter didepan Sehun

"Chogiyo. Apa anda tau dimana rumah Lee Taeyong?" Tanya Sehun pada salah seorang pejalan kaki. Dan dengan ramahnya pejalan kaki tersebut menunjukkan letak rumah Taeyong

Sehun tersenyum pada pejalan kaki tersebut tak lupa berterima kasih sebelum kembali menarik kedua koper besarnya menuju rumah Taeyong yang sedikit menanjak diatas

The HolidayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang